Cerita Rumah Flat Menteng yang Viral, Dinilai Jadi Solusi Hunian Lebih Terjangkau di Tengah Kota

6 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Desain rumah flat maju sebagai salah satu solusi ketersediaan hunian berharga lebih terjangkau di tengah kota Jakarta. Sebagaimana diketahui, punya rumah di pusat kota, yang harganya luar biasa mahal, hampir tidak mungkin bagi sejumlah warga, terlebih bila tetap mengandalkan skema konvensional.

Researcher Rujak Center, Dinda, menjelaskan bahwa rumah flat pada dasarnya merupakan hunian tapak yang dihuni lebih dari satu keluarga. "Namun, konsep rumah flat yang kami gagas lebih mengarah pada perumahan sosial yang dikelola koperasi, sehingga segala manajemen dan operasional dilakukan secara kolektif," katanya pada Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 10 Juli 2025.

"Tanah rumah flat ini tidak dijual dan masih jadi hak milik pemilik tanah, sehingga skemanya, pemilik tanah menyewakannya pada penghuni melalui koperasi. Dengan hal tersebut, penghuni bisa membeli unit flat dengan harga yang lebih terjangkau," ia menambahkan.

Dinda berkata, Rujak Center sudah menggagas konsep rumah flat sejak 2009. "Ide awalnya bagaimana hunian bisa dibangun lebih tinggi, jadi empat lantai campuran, hingga akhirnya berlanjut menyusun konsep hunian yang lebih berkelanjutan."

Desain Rumah Flat

"(Kami) melakukan advokasi dan studi untuk membuktikan bahwa multi-family housing adalah solusi terbaik untuk Jakarta. Upaya ini membuahkan hasil adanya pengakuan dalam Pergub RDTR DKI Jakarta 31/2022 yang mengakomodasi rumah flat sebagai hunian multi-family maksimal empat lantai," beber Dinda.

"Alasan berada di Menteng karena lokasi flat awalnya adalah rumah Pak Marco Kusumawijaya, salah satu founder Rujak, yang ingin merealisasikan rumah flat, sehingga saat akan merenovasi rumah, beliau mengajak rekan-rekannya bergabung dan membentuk koperasi, lalu membangun fumah flat," ia berbagi.

Arsitek Rujak Center, Warda, menyebut bahwa secara umum, konsep desain rumah flat cukup berbeda dengan hunian vertikal lain, seperti rumah susun maupun apartemen. "Desain rumah flat disesuaikan kembali dengan kebutuhan masing-masing penghuni, sehingga layout ruangan berbeda antara satu penghuni dengan penghuni yang lain. Dengan demikian, seluruh penghuni dapat secara leluasa mengatur layout ruang sesuai kebutuhan dan preferensi masing-masing."

"Tapi," Wanda menyambung. "Ada beberapa kriteria desain yang disepakati bersama, seperti penggunaan prinsip cross ventilation sehingga desain dapat promote pendinginan pasif, juga kesepakatan terkait terkait tampilan eksterior yang diseragamkan."

Plus Minus Tinggal di Rumah Flat

Nilai plus tinggal di rumah flat, menurut Warda, tentu saja terkait lokasi di tengah kota yang dekat dengan kantor dan terintegrasi transportasi umum sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk transportasi pribadi. Selain itu, desain rumah flat dibangun senyaman mungkin, sehingga tidak terasa seperti tinggal di hunian vertikal lain yang biasanya terasa sempit dan terbatas.

"Lantai dasar rumah flat bisa dijadikan pemasukkan untuk anggota koperasi dengan menyewakan kantor, toko buku, dan satu kamar kosong." Minusnya, kata dia, mungkin karena anggota rumah flat terikat perjanjian multipihak, ada peraturan dan batasan yang perlu diperhatikan.

Bagi penghuni rumah flat, kata Warda, perlu memahami bahwa hunian ini diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan rumah, sehingga kepemilikan tiap unit rumah bukan untuk diperjualbelikan atau disewakan. "Ada beberapa perjanjian dengan koperasi terkait jangka waktu minimal untuk tinggal di rumah flat," ujarnya.

Kemudian bagi pemilik tanah, mereka seyogianya memahami prinsip bahwa tanah yang digunakan untuk pengembangan rumah flat merupakan tanah yang akan memberi manfaat bagi masyarakat yang lebih luas, bukan sekadar barang komoditas yang dapat diperjualbelikan dengan mudah.

Berapa Harganya?

"Saat tanah hanya dilihat sebagai barang komoditas, harga akan cenderung terus melambung tinggi, sehingga tanah tersebut hanya dapat dimiliki secara eksklusif oleh sejumlah kelompok tertentu dan mengecilkan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk mendapatkan manfaatnya," sebut Warda.

Para pemilik rumah flat, Dinda menjelaskan, harus membayar sewa tanah Rp90 juta per tahun. "Mau dibuat sewa bulanan atau per kuartal (pembayaran sewa tanah) itu bisa disepakati bersama," katanya.

"Kemudian, konstruksi estimasi Rp8 juta per meter di luar biaya lain-lain, seperti perizinan dan jasa aristek. Jadi, budget berapa tergantung luas unitnya, tapi kalau unit tipe 40-60-80 biayanya masih di bawah Rp1 miliar," ujar dia.

Setelah Menteng, daerah mana lagi yang akan disasar Rujak Center untuk pengembangan rumah flat? "Saat ini, kami sedang bekerja sama dengan pemilik tanah di Matraman dan Pancoran, keduanya berniat untuk tetap tinggal di rumah mereka, namun akan mengembangkan rumahnya jadi rumah flat," sebut Dinda.

"Selain itu, kami juga mengumpulkan orang-orang yang tertarik untuk tinggal di rumah flat sehingga kami bisa mempertemukan pemilik tanah yang ingin membangun rumah flat dengan calon penghuni yang ingin tinggal di rumah flat," tandasnya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |