Amerika Serang Iran, Maskapai Penerbangan Berpotensi Hadapi Risiko Keselamatan

6 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Saat ketegangan berkobar usai Amerika serang Iran, maskapai penerbangan, termasuk dari Amerika Serikat (AS), dihadapkan pada risiko keamanan yang meningkat di sekitarnya. Maskapai besar AS, serta maskapai penerbangan global lain, terus menghindari wilayah udara di tengah perang Israel Iran.

Melansir Travel Pulse, Senin (23/6/2025), kata "peringatan" datang ketika serangan rudal antara Israel dan Iran terus mengganggu perjalanan udara. British Airways dan Singapore Airlines sama-sama membatalkan penerbangan ke dan dari Dubai dan Doha pada Minggu, 22 Juni 2025, dengan alasan masalah keamanan.

Singapore Airlines mencatat bahwa keputusan itu dibuat setelah penilaian keamanan baru dan menyarankan bahwa pembatalan lebih lanjut mungkin terjadi di hari-hari mendatang, karena situasi "fluktuatif." British Airways juga mengumumkan bahwa penumpang pesawat yang dijadwalkan terbang ke Dubai atau Doha antara sekarang dan 24 Juni 2025 dapat menjadwal ulang perjalanan mereka untuk tanggal berapa pun hingga 6 Juli 2025 tanpa biaya tambahan.

Penyesuaian Jalur Penerbangan

Maskapai penerbangan juga mencatat bahwa timnya memantau dengan cermat situasi yang berkembang. Maskapai penerbangan AS juga menyesuaikan jalur penerbangan mereka. Bahkan sebelum serangan AS, United Airlines menangguhkan penerbangan ke Dubai, dan American Airlines menghentikan layanannya ke Qatar.

FlightRadar24, sebuah situs web pelacakan penerbangan real-time, menunjukkan maskapai komersial mengubah rute penerbangan di sekitar zona perang, menghindari wilayah udara Iran, Irak, Suriah, dan Israel. Sebaliknya, banyak yang mengambil rute lebih panjang di atas Laut Kaspia atau melalui Mesir dan Arab Saudi. Namun, perubahan ini berarti biaya bahan bakar dan kru yang lebih tinggi, serta waktu penerbangan yang lebih lama.

Sejak Israel memulai kampanye militernya melawan Iran sembilan hari lalu, banyak maskapai penerbangan telah menghentikan layanan ke negara-negara terdampak. Sementara sebagian besar rute reguler tetap ditangguhkan, sejumlah penerbangan evakuasi telah dikirim dari wilayah tetangga, di samping upaya memulangkan orang Israel yang terdampar.

Risiko Penerbangan Komersial

Serangan rudal dan drone di berbagai zona konflik di seluruh dunia menimbulkan risiko serius bagi penerbangan komersial. Dengan wilayah udara di atas Rusia dan Ukraina yang masih ditutup karena perang yang sedang berlangsung, Timur Tengah telah jadi lebih penting dalam hal menyediakan koridor alternatif yang menghubungkan Eropa dan Asia.

Menambah tekanan, ada kekhawatiran bahwa konflik dapat menyebabkan lonjakan harga minyak, mendorong biaya bahan bakar pesawat yang sudah mahal. Sebelumnya pada Minggu, maskapai penerbangan Israel El Al, Arkia, Israir, dan Air Haifa mengumumkan jeda pada penerbangan penyelamatan yang telah membawa warga Israel kembali ke sana.

El Al, maskapai penerbangan nasional Israel, juga mengonfirmasi bahwa mereka akan terus menangguhkan penerbangan regulernya hingga Jumat, 27 Juni 2025. Sementara itu, Israir berhenti menjual tiket untuk penerbangan apapun yang dijadwalkan hingga 7 Juli.

Israel Buka Wilayah Udaranya

Menurut juru bicara Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, wilayah udara Israel sempat dibuka kembali pada Minggu untuk penerbangan penyelamatan yang masuk antara pukul 11.00–17.00, waktu setempat. Bandara Haifa yang lebih kecil di utara juga dibuka pada jendela waktu yang sama.

Keempat maskapai tersebut mengatakan bahwa mereka berencana menjalankan setidaknya 10 penerbangan selama periode tersebut. Puluhan ribu orang Israel dan pelancong internasional yang telah memesan penerbangan ke Israel sekarang menemukan diri mereka terdampar di luar negeri.

Sementara itu, hampir 40 ribu turis yang saat ini berada di Israel mencari cara untuk pergi dari sana. Banyak yang menyeberang melalui Yordania ke Amman dan Aqaba, sementara yang lain berangkat melalui Mesir atau naik perahu ke Siprus.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyebut, ada 97 WNI yang telah dievakuasi dari kawasan terdampak perang Israel-Iran. "Sembilan puluh tujuh orang itu terdiri dari 93 WNI, tiga staf kedutaan, dan satu warga negara asing (warga negara Iran yang merupakan pasangan dari WNI)," ucapnya, lapor kanal News Liputan6.com, Sabtu, 21 Juni 2025.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |