Liputan6.com, Jakarta - Sebut saja sebagai 'Viswash Effect', permintaan dan perminatan kursi di dekat pintu darurat pada penerbangan telah meningkat di berbagai maskapai penerbangan. Kursi-kursi ini, yang memiliki ruang kaki ekstra, harganya lebih mahal, dan diminati setelah Viswashkumar Ramesh, penumpang Air India yang berhasil lolos secara ajaib.
Mengutip dari Times of India, Minggu (22/6/2025), warga negara Inggris itu duduk di 11A, kursi di sebelah pintu darurat dan merupakan satu-satunya yang selamat dari AI-171, pesawat yang jatuh pada hari Kamis, 12 Juni 2025. Nomor kursi di sebelah pintu darurat bervariasi menurut jenis pesawat dan konfigurasi kelas.
Pakar penerbangan mengatakan kursi di sebelah pintu darurat mungkin tidak memberikan keamanan tambahan jika terjadi kecelakaan pesawat. Yang ditawarkan hanyalah ruang kaki yang luas, namun bagi banyak orang kursi ini kini juga menawarkan ketenangan mental.
Penumpang Minta Travel Agent Pesan Kursi 11A
Beberapa penumpang menginginkan kursi 11A meskipun tidak berada di dekat pintu darurat. Sampai hari Kamis, 19 Juni 2025 banyak penumpang menolak kursi di dekat pintu darurat karena beberapa hal seperti ketidaknyamanan. Selain itu, beberapa penumpang tidak ingin diberi pengarahan tentang cara membuka pintu keluar ini jika terjadi keadaan darurat.
Agen perjalanan di Kolkata mengatakan bahwa meskipun penumpang berpengalaman dan penumpang tinggi sering memilih kursi ini dan tidak keberatan membayar lebih untuk ruang kaki, penumpang lain kini juga mulai bertanya tentang kursi tersebut.
Jitender Singh Bagga, yang menjalankan bisnis operasi distribusi dan logistik, mengatakan dia meminta agen perjalanannya untuk hanya memesan kursi di sebelah pintu keluar darurat ketika dia bepergian ke AS melalui Delhi minggu depan.
"Harus ada kursi di dekat pintu darurat. Saya bersedia membayar berapa pun untuk itu. Jika kursi 11A berada di dekat pintu darurat penerbangan British Airways yang akan saya tumpangi pada 17 Juni, saya ingin duduk di sana," kata warga Park Street tersebut.
Alasan Ingin Kursi 11A Meski Hidup dan Mati Takdir
Sementara Lee Road Rajesh Bhagnani, seorang frequent flyer, juga memberi tahu agen perjalanannya untuk memesan kursi di dekat pintu darurat untuk perjalanannya ke Mumbai pada 16 Juni. "Setelah menyaksikan pelarian hebat Viswashkumar, saya ingin duduk di dekat pintu darurat karena kemungkinan selamat akan lebih tinggi daripada di tempat lain," katanya
"Saya tahu bahwa hidup dan mati adalah soal takdir, tetapi saya tetap ingin berusaha sebaik mungkin. Tidak ada yang lebih baik daripada kursi no. 11A jika ada pintu darurat di sebelahnya," sambungnya lagi.
Anil Punjabi, anggota komite nasional Federasi Agen Perjalanan India, mengonfirmasi peningkatan permintaan kursi di sebelah pintu darurat. "Beberapa bahkan menginginkan 11A meskipun tidak di sebelah pintu darurat," katanya.
Anjani Dhanuka, ketua Asosiasi Agen Perjalanan India cabang wilayah timur, mengatakan ia mendapat pertanyaan dari penumpang yang mencari kursi di sebelah pintu darurat dan juga 11A. "Itu ada hubungannya dengan pola pikir dan keyakinan pada keberuntungan. Penumpang mengatakan itu untuk ketenangan pikiran mereka," imbuhnya.
Gangguan Penerbangan Setelah Kecelakaan Fatal
Sebelumnya diberitakan, setelah kecelakaan tragis yang mengguncang dunia penerbangan, Air India kini menghadapi tantangan besar dalam mengelola operasionalnya. Kecelakaan pesawat Air India penerbangan menuju London yang jatuh saat lepas landas di Ahmedabad, mengakibatkan tewasnya sedikitnya 270 orang, termasuk 241 penumpang dan awak pada 12 Juni 2025 .
Mengutip dari Euronews, Jumat, 20 Juni 2025, insiden ini memicu serangkaian inspeksi keselamatan intensif pada armada Boeing 787 Dreamliner milik maskapai tersebut. Pengatur keselamatan penerbangan India segera memerintahkan pemeriksaan menyeluruh pada pesawat-pesawat Dreamliner yang dioperasikan oleh Air India.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kecelakaan tersebut untuk memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan penerbangan. Namun, tindakan ini berdampak signifikan pada jadwal penerbangan Air India, baik di rute domestik maupun internasional.
Sejak kecelakaan itu, Air India telah membatalkan 83 penerbangan berbadan lebar, termasuk 66 penerbangan Dreamliner, seperti yang dilaporkan oleh Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil, regulator keselamatan penerbangan India. Pembatalan penerbangan ini menjadi tantangan besar bagi maskapai, yang harus menyesuaikan operasionalnya di tengah situasi yang tidak menentu.