Liputan6.com, Jakarta - Ramadan acap kali jadi waktu umat Muslim beramal dengan berbagai cara. Seperti yang dilakukan seorang pedagang mi ayam yang menerapkan aturan unik, dengan menggratiskan dagangannya untuk pembeli yang merupakan hafiz Al-Qur'an.
"Jadikan Al-Quran sebagai surat cintamu sepanjang masa, karena di dalamnya terdapat petunjuk yang tak akan sirna. Bacalah, renungkan, dan amalkan, sebab Al-Qur'an akan menjadi cahaya penuntun serta pemberi syafaat di hari akhir," tulis keterangan akun TikTok @kholisrelawanquran pada Kamis, 6 Maret 2025.
Klip itu memperlihatkan seorang penjual mi ayam sedang melayani pelanggan dengan meracik bumbu dan memasak mi, serta menaruh cincangan ayam di atasnya. Hal yang menarik adalah di gerobaknya tertulis, "Hafidz Quran gratis sepuasnya."
Selain itu, ada poster yang menunjukkan seorang anak perempuan berhijab hitam memegang Al-Qur'an. Tertulis di posternya, "Genggam Quranmu."
Konten yang menyertakan peta lokasi itu juga menunjukkan bahwa dagangannya bertempat di Parigi, Tangerang Selatan. Seorang yang baru datang bertanya pada penjualnya, apakah benar akan diberi gratis jika hafal Al-Qur'an.
"Insya Allah serius bang," kata penjual yang bernama Kholis itu. "Hari ini surat apa bang?" balas calon pembeli yang berusaha mendapatkan mi ayam gratis dengan menyetorkan hafalan Al-Qur'an.
Ternyata, kali itu Kholis ingin sambung ayat, di mana pembelinya tinggal meneruskan ayat Al-Qur'an yang dibacanya sebagai tanda bahwa benar menghafal Al-Qur'an. Sambil tangannya mengambil cincangan ayam ke mangkuk, pedagang itu membaca bismilah untuk mengawali bacaan Al-Qur'an.
Dapat Mi Ayam Gratis Sepuasnya
Setelah Kholis selesai, pembeli tersebut dengan fasih dan lancar meneruskan ayat selanjutnya. Ia pun berhasil mendapatkan mi ayam gratis. "Mantap, dapat gratis," seru si penjual.
Unggahan viral yang disukai lebih dari 25 ribu pengguna TikTok itu menuai beragam reaksi. "Bisnis mie ayam❌ bisnis dengan allah✅," tulis warganet. "Pasti makananya penuh berkah dan rahmat,penglarisnya jalur langit semangat bang bakul semoga sehat2," komentar warganet. "Wahhh langganan nya santri2 Maskanul Huffadz nihh😍," sambung warganet.
"dunia dapat. insya Alloh tabungan nya sudah menunggu di akhirat🙏🙂," seru yang lain. "Bang laris manis berkah barokah usaha nya 🥺," doa warganet.
"tangsel nya dimna bg, saya ciputat ini, pngen nyoba mie ayam nya," tanya warganet. Kemudian pertanyaan itu dibalas penjualnya, "Saya di parigi pondok aren ka.tinggal deket ponpes Maskanul huffadz."
"boleh saran bg.. makanannya jgan pake kresek ya bg.. pake plastik atau yang lebih baik lagi😊," saran warganet.
Makna dan Keutamaan Gelar Penghafal Al-Qur'an
Mengutip kanal Islami Liputan6.com, 31 Januari 2025, Al-Qur'an merupakan kitab suci umat Islam yang memiliki kedudukan sangat istimewa. Salah satu bentuk penghormatan terhadap Al-Qur'an, yakni dengan menghafalnya.
Orang yang berhasil menghafal seluruh isi Al-Qur'an diberi gelar sebagai Al Hafidz. Tapi, apa sebenarnya arti Al Hafidz itu?
Al Hafidz, secara bahasa berasal dari kata bahasa Arab hafidz, berarti "penjaga" atau "pemelihara." Dalam konteks Al-Qur'an, Al Hafidz merujuk pada seseorang yang telah berhasil menghafal keseluruhan isi ayat suci tersebut, yang terdiri dari 30 juz, 114 surah, dan 6.236 ayat.
Gelar Al Hafidz tidak sekadar label, tapi membawa tanggung jawab besar. Seorang Al Hafidz diharapkan tidak hanya mampu melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an dari ingatan, tapi juga memahami maknanya, serta mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi seorang Al Hafidz bukanlah tugas mudah. Harus ada dedikasi, kesabaran, dan konsistensi luar biasa untuk dapat menghafal seluruh isi Al-Qur'an. Proses ini bahkan memakan waktu bertahun-tahun, tergantung kemampuan dan metode yang digunakan seorang individu.
Nabi Muhammad SAW Selalu Mengulang Bacaan Al-Quran
Dalam tradisi Islam, Al Hafidz mendapat penghormatan khusus. Mereka dianggap sebagai penjaga warisan spiritual yang paling berharga bagi umat Islam. Kemampuan mereka menyimpan firman Allah dalam ingatan dianggap sebagai anugerah istimewa yang membawa keberkahan tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi keluarga dan masyarakat di sekitar mereka.
Tradisi menghafal Al-Qur'an sudah dimulai sejak masa Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu, budaya lisan sangat kuat, dan banyak sahabat Nabi yang menghafal wahyu yang diturunkan langsung. Nabi Muhammad selalu mengulang-ulang bacaan Al-Qur'an, terutama bulan Ramadhan.
Usai wafatnya Nabi Muhammad, para sahabat yang hafal Al-Qur'an memiliki peran penting dalam menjaga keaslian kitab suci ini. Mereka tidak hanya menghafal, tapi juga mengajarkan dan menyebarkan Al-Qur'an ke berbagai penjuru dunia, membuat Islam berkembang pesat.
Di masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq, terjadi pengumpulan Al-Qur'an dalam satu mushaf. Proses ini melibatkan para penghafal Al-Qur'an untuk memastikan keakuratan setiap ayat. Lalu, pada masa Khalifah Utsman bin Affan, dilakukan standardisasi mushaf Al-Qur'an yang kemudian disebarkan ke berbagai wilayah Islam.