Liputan6.com, Jakarta - Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat belakangan ini kembali ramai jadi perbincangan publik. Biasanya, tempat tersebut selalu ramai pengunjung menjelang lebaran yang berburu dan membeli pakaian baru.
Namun, tahun ini kondisinya berbeda karena disebut tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Tentu ada banyak penyebabnya, seperti belanja online yang makin diminati dan sudah beberapa kali dikeluhkan para pedagang di pusat tekstil terbesar di Asia Tenggara itu.
Namun bukan itu saja. Ada pengguna media sosial yang menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Tanah Abang. Warganet itu menduga Pasar Tanah Abang semakin sepi, karena maraknya praktik parkir liar yang membuat pengunjung enggan datang.
Dalam unggahan di akun Instagram @mood.jakarta, Senin, 17 Maret 2025, banyak pengguna media sosial X bercerita pengalamannya ketika berbelanja di Tanah Abang. Beberapa dari mereka mengaku diminta membayar hingga Rp50 ribu lebih hanya untuk parkir kendaraan di sekitar Pasar Tanah Abang.
Kejadian ini viral setelah dibagikan oleh akun X (dulunya Twitter), @el_jastip, yang mengungkapkan pengalamannya saat berbelanja di Tanah Abang pada tahun 2020-2022. Ia menceritakan bahwa setiap kali membawa mobil ke area pasar, ia harus membayar parkir berkali-kali.
"Masuk ke gedung diminta bayar Rp5.000, parkir di lantai atas bayar Rp5.000 lagi, pulang bayar parkir resmi Rp3.000, dan keluar gedung diminta bayar Rp5.000 lagi. Totalnya Rp18.000. Itu di hari biasa. Kalau weekend, biayanya bisa melonjak sampai Rp30.000 dengan alasan tarif parkir liburan lebih mahal," tulisnya.
Selain itu pengguna lainnya juga merasakan yang sama ketika pergi ke Tanah Abang. Bahkan akun ini mengungkapkan pernah parkir sebentar tapi diminta Rp50 ribu oleh juru parkir liar di sana.
Parkir Sebentar Diminta Rp50 Ribu
"Tahun lalu. ke Tanah Abang sama emak gua dan cowo gua parkir mobil di pinggiran (terpaksa karena sudah full) asw dimintain Rp50 ribu pas baru turun," komentar seorang warganet.
"Sepanjang jalan gw nggak ikhlas dan misuh-misuh, mana ada parkir sebentar di pasar Rp50 ribu mana pas keluar diminta lagi," sebut warganet.
Keresahan tersebut membuat para konsumen malas dan harus berpikir seribu kali untuk pergi ke Tanah Abang karena banyak pungutan liar (pungli) yang berkedok parkir. Bahkan nominal yang diminta oleh tukang parkir tidak sesuai tarif parkir pada umumnya.
"Gua pernah ke Tanah Abang naik mobil, dan total parkirnya bisa sampai Rp90 ribu, kalau nggak salah ada empat tukang parkir liar yang selalu minta uang, padahal gua di sana cuman 2 jam," tulis akun lainnya.
"Yg harus dibenahi itu kang parkir bukan tiktokshop, gara” ente skrng Tiktok shop agak susah naek trafiknya ga kaya dulu😢," kata warganet lain.
"Kalian sendiri yang bikin sepi, jangan salahkan konsumen kalo dagangan gak laku karena inilah itulah," sahut yang lain.
"Budaya korupsi suap pungli sudah menjadi budaya Indonesia, dari ujung sampe ke akar dari triliunan sampe recehan,"ujar warganet yang lain.
Pemerintah Diharapkan Menindak Parkir Liar
Banyak yang berharap pemerintah segera mengambil tindakan agar pengunjung kembali merasa nyaman berbelanja. Selain itu, masyarakat diimbau untuk berhati-hati dan melaporkan jika menemukan indikasi pungutan liar di kawasan tersebut.
Di sisi lain, jelang lebaran, Tanah Abang gencar mempromosikan lapak-lapaknya demi menangguk cuan berlebih selama Ramadan 2025. Memanfaatkan tradisi membeli baju baru untuk menyambut Lebaran, tenant-tenant yang ada meremajakan dagangannya agar bisa menarik hati pembeli.
Di lantai 1 Platinum Market yang berlokasi di Gedung Pusat Mode Tanah Abang, sekitar 40an tenant dibuka dengan mengusung konsep semi butik. Tidak ada lagi meja yang biasa menyekat batas antara pedagang dan pembeli. Jualan mereka ditata manis menggunakan gantungan dengan sebagian dipasang di manekin.
Berdasarkan pengamatan Lifestyle Liputan6.com, mayoritas pedagang di area tersebut menawarkan ragam model kemeja. Mayoritas diperoleh dari Bangkok Thailand, meski sebagian ada juga yang menjual hasil produksi konveksi di dalam negeri. Meski begitu, sejumlah penjual menawarkan gamis yang ternyata banyak disukai pembeli.
Platinum Market di Tanah Abang
"Iya, banyak yang cari model begini," kata salah satu pedagang di kios Fanaya, 9 Maret 2025. Gamis dimaksud menggunakan bahan cerruti yang jatuh di badan, tetapi teksturnya agak kasar dan menerawang. Jangan khawatir, karena gamis tersebut dilengkapi puring di sekujur tubuh. Ada yang dijual satu set dengan kerudungnya, ada pula yang dijual terpisah.
Kesamaannya adalah penggunaan lace yang mempermanis tampilan. Warnanya juga cenderung lembut, seperti soft blue, soft pink, hingga warna pelangi. Di samping, mereka juga tetap menjual kaftan dengan warna earth tone. Harga yang ditawarkan berkisar dari Rp190 ribu hingga Rp240 ribuan jika dijual satuan. Tetapi bila membeli minimal empat, harganya bisa lebih murah Rp30--40 ribu per satuannya.
Ada pula gamis bermotif yang menggunakan bahan satin. Motifnya kebanyakan adalah bunga-bungaan atau kupu-kupu. Warnanya kembali didominasi dengan tone pastel. Di toko lain, gamis dari lace juga ditawarkan dengan warna cenderung lebih bold, termasuk burgundi atau hitam.
Platinum Market di PMTA baru diresmikan 17 Februari 2025. Karena masih anyar, pengelola pun gencar mempromosikan dengan menghadirkan beragam penawaran. Salah satunya bagi pembeli yang bertransaksi minimal Rp1 juta per hari, bisa mendapat kerudung gratis dengan hanya mendaftarkan data diri.