Terancam Diboikot, Reebok Dituntut Mundur Jadi Sponsor Timnas Israel

2 days ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Merek sepatu dan pakaian asal Amerika Serikat (AS), Reebok, teranam diboikot bila mereka tidak segera membatalkan kerja sama dengan Tim Nasional (Timnas) Israel. Jenama itu menggantikan merek pakaian olahraga Italia, Erreà, yang resmi menyudahi kontrak sponsor dengan Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA).

"Setelah adidas dan PUMA, Erreà adalah brand busana olahraga terbaru yang menyadari betapa buruknya merek Israel dan IFA," tulis Komite Nasional Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) Palestina (BNC) di situs webnya, dikutip Rabu (19/2/2025).

Pihaknya menyebut, Erreà menandatangani kontrak sponsor selama dua tahun dengan IFA pada Agustus 2024. "Pada 1 Januari 2025, Erreà menggantikan perusahaan multinasional Jerman PUMA, yang telah membocorkan berita pada Desember 2023 bahwa mereka tidak akan memperbarui kontraknya dengan IFA," sebut BNC.

"Pada 2018, adidas tidak memperbarui kontraknya dengan IFA setelah kampanye yang dipimpin tim olahraga Palestina dan penyerahan 16 ribu tanda tangan (petisi untuk menyudahi kerja sama dengan IFA) ke kantor pusat adidas," kata mereka. "Berita keterlibatan Erreà dengan kejahatan Israel terhadap warga Palestina langsung disambut seruan memboikot perusahaan tersebut."

"Genosida Israel di Gaza telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina, termasuk sedikitnya 715 atlet dan pemain sepak bola Palestina dan menghancurkan atau merusak semua fasilitas olahraga Palestina di Gaza, termasuk stadion, pusat kebugaran, dan fasilitas klub, beberapa di antaranya digunakan sebagai kamp penahanan dan penyiksaan."

IFA, menurut BNC, secara langsung terlibat dalam "rezim apartheid dan pendudukan militer Israel selama puluhan tahun." "IFA memasukkan tim-tim yang bermarkas di pemukiman ilegal Israel di tanah Palestina yang diduduki dalam liga resminya dan mengadvokasi, bersama pemerintah Israel, untuk mempertahankannya."

Kerja Sama dengan Reebok

BNC mengklaim, "Di bawah tekanan dari seruan yang semakin meningkat untuk memboikot, Erreà ingin keluar dari kontrak. Lebih dari 1,5 bulan setelah kontrak dimulai, perusahaan tersebut masih belum memasok kaus apapun ke IFA. Erreà kini telah menarik diri dari kontrak tersebut."

"Kami berterima kasih pada banyak orang di Italia dan di seluruh dunia yang bergabung dengan seruan dari warga Palestina agar Erreà melakukan hal yang benar dan mengakhiri keterlibatannya dalam rezim apartheid Israel dan genosida Gaza."

Kini, media Israel melaporkan bahwa IFA telah menandatangani kesepakatan dua tahun dengan Reebok dan logonya sekarang muncul di situs web IFA sebagai sponsor baru.

"Pada Januari 2024, Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan bahwa Israel secara masuk akal melakukan genosida di Gaza. Pada Juli (2024), ICJ selanjutnya memutuskan bahwa pendudukan militer Israel di Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, adalah ilegal. Dua putusan ICJ membawa serta kewajiban untuk tidak berkontribusi dengan cara apapun terhadap kejahatan kekejaman yang dilakukan Israel."

Tuntutan pada Reebok

Maka itu, BNC menyerukan Reebok untuk "segera menarik diri dari kontraknya dengan IFA guna menghindari keterlibatan dalam kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida Israel." "Jika Reebok meneruskan sponsor kriminal dan tidak etis ini, perusahaan tersebut akan menghadapi kampanye boikot internasional seperti halnya Erreà, PUMA, dan adidas sebelumnya," tuntutnya.

Sebelumnya, PUMA mengonfirmasi berhenti mensponsori Timnas Israel pada 2024, menurut juru bicara perusahaan. Apakah ini merupakan respons seruan boikot karena merek itu dituduh pro-Israel di tengah genosida yang terjadi di Palestina?

Kendati dugaan yang dimaksud riuh beredar, juru bicara brand pakaian olahraga asal Jerman itu menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak terkait seruan boikot konsumen, lapor Al Jazeera, dikutip Rabu, 13 Desember 2023. Pihaknya menyebut, langkah tersebut direncanakan sejak 2022, sebelum perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023.

PUMA telah lama menghadapi seruan boikot atas aliansi mereknya dengan IFA. Namun, seruan tersebut semakin meningkat selama dua bulan serangan Israel di Gaza.

Kata PUMA dan IFA

Para aktivis mengklaim bahwa PUMA mendukung kebijakan pemukiman Israel di Tepi Barat, mengingat beberapa tim sepak bola negara tersebut bermarkas di sana. Klaim itu dibantah jenama tersebut, dengan mengatakan bahwa sponsornya terbatas pada tingkat nasional, bukan klub.

Seorang juru bicara PUMA mengatakan pada NY Post bahwa perusahaan tersebut memutuskan menyudahi kerja sama dengan Timnas Israel sebagai bagian dari strategi bisnis "lebih sedikit-lebih besar-lebih baik."

Program ini menekankan pada sponsorship klub-klub besar dengan mengorbankan tim lebih kecil. Perusahaan mengatakan, kontrak PUMA dengan IFA berakhir pada 2024. Mereka telah jadi sponsor resmi klub sepak bola nasional tersebut sejak 2018.

Kabar keputusan PUMA menghentikan kerja sama dengan IFA pertama kali diberitakan Financial Times. Aktivis pro-Palestina yang terlibat dalam kampanye mendorong BDS terhadap Israel mengaku tekanan mereka membuat merek itu mengambil keputusan tersebut.

Namun, IFA membantahnya, menyebutnya sebagai "usaha yang menyedihkan untuk menyesatkan (publik)." IFA mengatakan bahwa mereka mempunyai opsi memperpanjang kontrak selama dua tahun, namun tidak melakukannya setelah gagal mencapai kesepakatan dengan PUMA mengenai syarat dan ketentuan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |