Liputan6.com, Jakarta - Surat cinta Albert Einstein dan sejumlah karya seni berharga menjadi pusat sengketa hukum sengit antara Rumah Lelang Christie dan seorang miliarder Swiss pemilik Encyclopedia Britannica, Jacqui Safra. Pria berusia 78 tahun itu mengklaim Christie's menjual sebagian besar koleksi seninya yang berharga tinggi dengan murah.
Menurut dokumen gugatan di Pengadilan Tinggi Manhattan, minggu lalu, sengketa hukum bermula dari transaksi jual beli antara Safra dan rumah lelang itu. Safra yang menerima uang senilai USD63 juta dari rumah lelang itu dituding gagal membayar uang muka yang diperjanjikan, yakni USD45 juta.
Namun, tudingan itu dibantah Safra dengan klaim bahwa dia telah melunasi USD45 juta dari total uang muka, dengan USD37 juta berasal dari penjualan koleksi seninya dan USD8 juta dibayarkan secara tunai. Koleksi seni yang dimaksud itu mencakup 55 surat cinta yang ditulis tangan Einstein kepada istri pertamanya, Mileva Maric, sebelum menikah, yang dikirimkan sepanjang periode 1898 hingga 1903.
Surat-surat itu diperkirakan bisa terjual antara USD1,3 juta hingga USD 2 juta, tetapi malah hanya terjual USD432 ribu, atau 35 persen dari perkiraan terendah Rumah Lelang Christie atas harga jualnya. Bahkan, harga jual itu lebih rendah dari nominal yang dibayar Safra dari Christie pada 1996, yani USD442.500, menurut dokumen pengadilan.
Dia pun menuduh Christie telah memanipulasi gagal bayar pinjaman sebagai dalih untuk mempercepat penjualan koleksinya pada saat industri dan ia sedang kesulitan finansial. Safra juga mengklaim bahwa mereka tidak memasarkan dengan tepat untuk memastikan karya-karya itu terjual dengan nilai yang baik.
Disebut Pengkhianatan Terbesar
Dalam gugatan tersebut, Safra mengklaim hubungannya memburuk dengan Christie setelah rumah lelang itu memberinya uang muka pada 2022 untuk sejumlah koleksi seni pribadinya yang diklaim bernilai lebih dari USD100 juta. Dia juga menyatakan bahwa transaksi tersebut disertai perjanjian bahwa ada haknya untuk memilih urutan penjualan koleksinya.
Dengan begitu, karya-karya awal yang terjual diharapkan akan melunasi uang muka sepenuhnya dan dia tidak akan melepaskan karya-karya yang memiliki nilai sentimental yang lebih besar baginya. Namun pada 2023, Christie menyatakan bahwa Safra telah gagal membayar uang mukanya.
"Sehingga, mereka mulai menjual karya-karyanya yang diketahui bernilai pribadi khusus bagi Tuan Safra," klaim penggugat dalam dokumen tersebut.
"Tindakan Christie's merupakan pengkhianatan kepercayaan secara sistemik, di mana rumah lelang terbesar di dunia memanipulasi kekuasaannya atas salah satu koleksi seni dan artefak budaya pribadi yang paling signifikan dalam sejarah," tuduh penggugatan tersebut.
Itu bukan perselisihan hukum pertama antara Safra, mantan pemilik kebun anggur Napa Valley yang bangkrut, dan Christie. Dia menggugat rumah lelang itu pada 2009 atas rencana penjualan karya-karya lainnya.
Respons Rumah Lelang Christie
Dalam kasus pertama, Christie dinyatakan melakukan kesalahan yang signifikan dalam membuat katalog lelang. Pengadilan Inggris pun melarang penjualan tersebut dilanjutkan dalam kasus itu.
"Klien saya adalah seorang pemodal, filantropis, dan penggila seni terkemuka yang memiliki salah satu koleksi seni terpenting di dunia, dan keputusannya untuk mencari jalan hukum dalam masalah ini tidak dilakukan tanpa pertimbangan yang matang, yang menggarisbawahi pendekatannya yang berprinsip terhadap keadilan, akuntabilitas, dan keadilan dalam semua upayanya," kata juru bicara Safra, Melanie Bonvicino, dalam sebuah pernyataan kepada NY Post, dikutip Rabu (22/1/2025).
Bonvicino mengatakan bahwa Christie memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa semua transaksi memenuhi standar profesional tertinggi. Safra meminta hakim untuk turun tangan untuk menghentikan lelang yang direncanakan pada Februari 2025. Bonvicino berharap kasus Safra akan diajukan ke hakim minggu depan.
Namun, seorang juru bicara Christie menegaskan bahwa mereka tidak melanggar kontrak yang mereka sepakati dengan Safra. "Properti itu dijual sesuai dengan perjanjian dengan Tuan Safra," kata pernyataan itu. "Karena ini sekarang telah beralih ke litigasi, kami tidak bermaksud untuk berkomentar lebih lanjut."
Sisi Lain Albert Einstein
Mengutip kanal Regional Liputan6.com, Albert Einstein sangat populer karena kecerdasannya dan diakui sebagai fisikawan terbesar sepanjang masa. Ia lahir di Jerman, 14 Maret 1879.
Einstein terkenal dengan pengembangan teori relativitas. Ia juga berkonstribusi terhadap pengembangan teori mekanika kuantum. Kedua teori itu merupakan dua pilar fisika modern.
Siapa sangka bila Einstein yang dikenal jenius baru lancar berbicara di usia 7 tahun. Penyebabnya diduga karena sindrom asperger, yakni kelainan yang sangat memengaruhi kemampuan berbahasa. Namun, ahli ekonomi dari Universitas Stanford menyebut sindrom ini sebagai Einstein syndrome. Konon, sindrom ini merupkan fenomena yang dialami orang-orang jenius.
Saat masa sekolah, Albert Einstein kerap mendapat nilai F. Kala itu, sekolahnya menggunakan sistem penilaian yang berbeda, yakni anak yang pintar mendapat nilai F, sedangkan yang tidak terlalu cerdas mendapat nilai A. Nilai F ini kerap disalahartikan, sehingga banyak yang mengira Einstein dulunya adalah murid yang bodoh. Kenyataannya, dia mampu mempelajari kalkulus pada usia 12 tahun.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence