Liputan6.com, Jakarta - Bagi Scarlett, perempuan adalah aset. Indikasinya, hampir 80 persen pegawai brand kosmetik lokal yang bekerja saat ini adalah perempuan. Perempuan pula yang menjadi konsumen utama produk-produk mereka dengan persentase sekitar 90 persen. Karena itu, sederet program CSR yang dijalankan sejak tujuh tahun lalu menargetkan kaum perempuan.
Salah satunya adalah program Goes to Campus. Sesuai namanya, perusahaan kecantikan yang didirikan Felicya Angelista pada 2017 itu menyasar mahasiswa dan anak sekolah sebagai audiens.
Fiona Anjani, Chief Marketing Officer Scarlett, menerangkan program itu bertujuan untuk memberdayakan perempuan agar tak ragu memiliki mimpi besar untuk diwujudkan. Lewat program tersebut, pihaknya ingin memberikan gambaran bisnis kecantikan lokal secara riil.
"Kita memberikan edukasi tentang kecantikan. Kalau para perempuan bisa loh bekerja di industri kecantikan. Apa aja jalan-jalannya, dengan sektornya enggak harus lewat jalur akademis yang konvensional, misalnya SMA atau S1, tapi juga bisa lewat SMK atau kejuruan," katanya saat ditemui di sela acara Manisnya Ramadan di Jakarta, 7 Maret 2025.
Pihaknya juga dengan konsisten memberikan beasiswa untuk atlet bulutangkis perempuan yang berprestasi yang sudah berjalan selama dua tahun terakhir. Beasiswa merupakan wujud kesempatan yang diberikan agar para atlet termotivasi berbuat lebih baik.
Fiona juga mengungkap rencana untuk menggandeng pihak ketiga dalam menyelamatkan para siswa perempuan yang terancam putus sekolah. "Mungkin setelah lebaran nih kita kerja sama dengan yayasan untuk bisa melihat perempuan-perempuan yang potensial, mungkin di SMA atau SMK yang terancam putus sekolah. Kita akan lihat untuk bisa membantu nerusin pendidikannya," ia menambahkan.
Kesetaraan, Kesejahteraan, dan Edukasi
Fiona menyatakan bahwa semua itu dilakukan di bawah bendera Scarlett Beauty Impact yang baru saja diluncurkan. Ada dua pilar utama di dalamnya, yakni kesejahteraan dan kemajuan perempuan serta peningkatan kehidupan.
"Kalau bicara kesejahteraan perempuan, berarti di Indonesia sebenarnya apa sih yang dibutuhin? Yang pasti pain point-nya kan bisa dibilang equality perempuan dan laki-laki itu masih di bawah negara Barat... Kesempatan perempuan untuk maju itu masih lebih rendah dibanding laki-laki," katanya.
Ia menyebutkan soal angka putus sekolah. Menurutnya, masih lebih banyak anak laki-laki yang meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi dibandingkan perempuan di Indonesia. Padahal jika perempuan diberdayakan, mereka bisa berkontribusi kepada ekonomi secara signifikan, termasuk di industri kecantikan.
"Kalau punya edukasi tuh, menjadi modal dia untuk bisa self financing. Walaupun sudah suami, gimana caranya dia juga tetap bisa memberikan value atau bisa juga sekalian berkontribusi terhadap keluarga. Jadi, edukasi, empowerment itu sangat penting untuk bisa memberdayakan perempuan," sambungnya.
Di sisi lain, pihaknya sebagai perusahaan yang ingin lebih berkembang membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas. Untuk itu, edukasi harus dinomorsatukan.
Meningkatkan Derajat Kehidupan
Bergeser ke pilar kedua, yakni soal peningkatan kehidupan, ada beberapa program CSR yang secara rutin dilaksanakan. Salah satunya adalah Food Truck Scarlett yang merupakan program tahunan.
Konsepnya simpel, perusahaan menyalurkan bantuan sembalo bagi masyarakat prasejahtera di beberapa lokasi sekitar Jabodetabek yang tahun ini mencapai 20 titik. "Melalui program ini, Scarlett berharap dapat memberikan dukungan langsung kepada mereka yang membutuhkan, khususnya di bulan Ramadan yang penuh berkah," kata Felicya Angelista.
Program lain yang juga dalam pilar yang sama adalah menggelar umrah bareng. Program itu memberikan kesempatan bagi mereka yang beruntung untuk menunaikan ibadah umrah secara gratis, sebagai bentuk apresiasi bagi individu yang telah menebarkan inspirasi dan kebaikan di sekitarnya.
Scarlett pun mendapuk Zaskia Adya Mecca sebagai Scarlett Beauty Impact Advocate agar program lebih berdampak dan meluas. Sosoknya dianggap tepat mengingat dedikasinya dalam berbagai isu kemanusiaan.
"Kolaborasi ini bukan hanya tentang berbagi, tetapi juga menjadi ruang diskusi untuk mengembangkan visi dan misi sosial, agar semakin banyak komunitas yang dapat merasakan manfaatnya," kata Feli lagi.
Zaskia tak kalah antusiasnya dengan Feli dan kawan-kawan. Terlebih, ia sudah mengenal Scarlett sejak awal berdiri. Sejak itu pula, ia dan brand tersebut kerap bekerja sama dalam beragam kegiatan sosial.
Bak Gayung Bersambut
"Sekitar tiga minggu lalu, mereka bilang, mau enggak gabung sama kita untuk menjadi bagian dari Scarlett Beauty Impact. Aku sempet tanya, itu apa gerakan sosial dari Scarlett? Kebetulan memang aku tuh udah nazar sama diri aku sebenarnya... Kayak gayung bersambut," kata ibu lima anak tersebut.
Nazar yang dimaksud adalah ingin bermanfaat lebih banyak orang dengan berbagai cara yang ia bisa. Ia pun meminta izin Hanung Bramantyo sang suami untuk bisa berkiprah di bidang sosial kemasyarakatan di luar rumah setelah anak-anaknya dirasa sudah bisa mandiri dan ditinggal ibunya.
"Aku bilang sama Mas Hanung, 'Bi, aku tuh udah ngurusin semua anak. Semua udah dapetin hak ASI-nya selama dua tahu, dan ya pasti mereka masih kuurusin penuh, tapi karena udah enggak ASI, aku tuh udah lebih leluasa. Aku pengen ngurusin orang lain, boleh enggak?'" celotehnya saat meminta izin sang suami.
Setelah izin didapat, sudah banyak rencana di kepalanya untuk mengembangkan kerja sama yang bisa memberdayakan sesama. Salah satunya adalah dengan berkontribusi pada warga Palestina yang hingga kini dijajah Israel.
"Karena Scarlett juga tahu aku suka banget sama Syam (Palestina), aku concern banget sama Syam, kita mungkin akan jalan terus. Yang kedua, karena Scarlett ini sebenarnya secara produk lebih kuat untuk perempuan, jadi ada mengedukasi perempuan, bagaimana kita menggali potensi diri para perempuan," ucapnya.