Liputan6.com, Jakarta - Seperti tahun lalu, Prabowo Subianto kembali mengunggah momen buka puasa bersama mantan istrinya, Titiek Soeharto, dan putra mereka, Didit Hediprasetyo, di awal Ramadan. Ketiga terlihat menikmati berbagai sajian di meja makan panjang beralas taplak putih.
Merujuk foto yang dibagikan di akun media sosial Prabowo, Minggu, 2 Maret 2025, mereka tampaknya menyantap hidangan oriental, dengan klakat -wadah bambu untuk dimsaum- tersebar di hampir seluruh bagian meja. "Selamat Berbuka Puasa🙏," tulisnya singkat sebagai keterangan unggahan.
Tidak butuh waktu lama bagi unggahan itu menuai reaksi warganet. Salah satu pengguna X berkomentar, "Kursi disiapin sama makanan minuman ada 9, yang isi cuma 3." Sementara itu, tidak sedikit juga yang menyoroti air mineral yang disajikan di meja makan.
"Lagi-lagi minumnya equil 😬 mana yang katanya mau efisiensi wkwkwk," sindir seorang warganet. "Air minumnya lebih mahal dari anggaran MBG per anak," sahut yang lain. Sebagai informasi, air mineral "sultan" di meja makan Prabowo berharga retail mulai dari Rp24 ribuan setiap botol, sementara anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) per porsi senilai rata-rata Rp10 ribu.
"Tahu sih itu uang sendiri, tapi bukannya hidup sederhana itu harus dicontohkan pejabat?" ungkap pengguna berbeda. "Kan yang efisiensi Kalian, bukan Saya~~~~ ujarnya," sahut warganet lain. "Kenapa ga peka sih malah bermewah-mewah di tengah masyarakat susah yang musingin harga pada naik, kena PHK? Heran," kritik akun berbeda.
Buka Puasa Bersama di Istana Negara
Kemarin, Senin, 3 Maret 2025, Prabowo Subianto mengundang sejumlah pejabat negara berbuka puasa bersama di Istana Negara. Hal itu diungkap Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang datang jelang maghrib. "Buka puasa," kata dia, lapor kanal News Liputan6.com.
Ketua MPR RI Ahmad Muzani juga tampak hadir menjelang momen berbuka puasa di Istana Negara. "Saya sore tadi diundang. Saya belum tahu sama siapa saja. Saya diminta ke Istana jam 17.45, sekarang jam 17 hampir 45 tepat waktu," ujar Muzani.
Sebelumnya, Prabowo sudah lebih dulu mengumpulkan sejumlah menteri di Istana Negara, Senin, dalam rangka membahas pangan selama Ramadan. Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Sebelum bertemu Prabowo, Menteri Amran sempat mengamini bahwa pembahasan rapat kali ini terkait urusan harga pangan. "Kita akan bahas harga pangan di Bulan Suci Ramadan sesuai BPS (Badan Pusat Statistik)," kata dia.
Pangan Diklaim Cukup Stabil
Menteri Amran menyambung, "Tadi Alhamdulillah (menurut) pengumuman BPS, angka sementara produksi kita Januari sampai April (2025) tertinggi selama tujuh tahun. Tadi dipantau harga beras turun, ada komoditas cabai yang naik sedikit. Alhamdulillah pangan di Bulan Suci Ramadhan cukup stabil, tapi kita akan tetap kawal sampai Lebaran."
Sementara itu, laporan demi laporan terkait MBG terus muncul. Baru-baru ini, video daging ayam diduga mentah di menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Inpres 3 Waingapu, Kelurahan Kambajawa, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), bikin heboh.
Daging itu bahkan terlihat berdarah segar di sejumlah konten lintas platform media sosial. Menu MBG tersebut dibagikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Waingapu, lapor kanal Regional Liputan6.com, Kamis, 27 Februari 2025.
Para siswa kemudian melaporkan ke guru kelas mereka. Guru itu kemudian meminta siswa membuka kotak tersebut dan menunjukkan menu ayam yang masih mentah tersebut, lalu divideokan dan difoto sebagai barang bukti.
Kasus Keracunan Menu MBG
Selain itu, kasus keracunan juga beberapa kali dilaporkan dari penyelenggaraan program MBG. Terkait ini, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayan memastikan biaya pengobatan bagi siswa yang keracunan setelah menyantap menu MBG akan ditanggung.
Menurutnya, tiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) siap bertanggung jawab jika ada keracunan menu MBG. "Nanti (anak yang sakit setelah menyantap MBG) di-handle sama kepala satuan pelayanan," ujar Dadan ditemui di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 28 Februari 2025, lapor kanal News Liputan6.com.
Ia menerangkan, setiap SPPG telah memiliki anggaran bahan baku dan operasional. Nantinya, dana operasional akan digunakan untuk menangani siswa yang sakit. "Biaya operasional di satuan pelayanan itu sifatnya add cost untuk menanggulangi hal-hal yang seperti itu," jelasnya.
Dadan memastikan pelaksanaan MBG bakal dievaluasi di setiap daerah yang menimbulkan korban keracunan. "Evaluasi agar itu tidak terulang kembali. Harus menjaga kualitas, sehingga tidak ada keluhan dari penerima manfaat," pungkasnya.