Liputan6.com, Jakarta - Penyebab kebakaran pesawat Air Busan di Bandara Internasional Gimhae pada Selasa malam, 28 Januari 2025, menarik perhatian pada benda tak dikenal di kompartemen atas. Para kru dan penumpang yang berada di dalam pesawat yang mengalami insiden tersebut telah berulang kali bersaksi bahwa "kebakaran bermula di kompartemen atas."
Mengutip dari laman Chosun Biz, Kamis (30/1/2025), kesimpulan itu berdasarkan keterangan dari Markas Besar Kebakaran dan Bencana Busan pada 29 Januari 2025. Kronologinya disebutkan bahwa anggota kru di dalam pesawat melihat asap dan api keluar dari dalam kompartemen atas yang tertutup saat berada di dapur belakang pesawat.
Kru saat itu langsung memberi tahu menara pengawas bahwa 'telah terjadi kebakaran di pesawat yang diparkir'. Sementara, seorang penumpang di pesawat yang mengalami insiden tersebut mengatakan kepada Kantor Berita Yonhap, "Setelah suara 'ketukan' terdengar dari kompartemen atas untuk barang bawaan, asap mulai muncul."
"Awak pesawat datang membawa tabung pemadam kebakaran setelah mengatakan 'tetap duduk', tetapi saat itu, asap sudah tebal dan bara api telah jatuh dari kompartemen atas; (objek yang menyebabkan kebakaran) mungkin adalah powerbank atau perangkat elektronik."
Sepasang suami istri berusia 30-an yang duduk di dekat kompartemen atas yang dipenuhi asap mengatakan, "Ketika asap muncul, awak pesawat bertanya, 'Apakah Anda memasukkan sesuatu ke sana?', dan kemudian tiba-tiba, asap menyebar dengan cepat."
Spekulasi Awal Penyebab Kebakaran
Spekulasi awal menyebutkan kebakaran mungkin berasal dari unit daya bantu (APU) pesawat karena kebakaran dimulai di bagian belakang pesawat, tetapi perhatian sekarang difokuskan pada barang bawaan penumpang yang menjadi penyebab insiden tersebut. Markas Besar Kebakaran dan Bencana Busan sedang membahas jadwal inspeksi bersama untuk menentukan penyebab kebakaran pesawat dengan Komite Investigasi Kecelakaan Pesawat dan Kereta Api Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi.
Sebelumnya, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan merilis pernyataan terkait pesawat Air Busan terbakar pada Rabu, 29 Januari 2025. Mereka mengonfirmasi bahwa sayap dan mesin pesawat Air Busan yang terlibat dalam insiden kebakaran di Bandara Internasional Gimhae tidak rusak.
Mengutip Chosun Biz, kebakaran yang terjadi pada Selasa malam, 28 Januari 2025, sekitar pukul 22.15, waktu Busan, dilaporkan berasal dari bagian belakang pesawat. Penyelidikan lebih lanjut juga mengindikasi bahwa kebakaran kemungkinan besar tidak disebabkan masalah teknis pada pesawat itu sendiri.
Langsung Dibentuk Markas Tanggap Kecelakaan
Menanggapi insiden ini, kementerian telah mendirikan markas tanggap kecelakaan pusat di Kompleks Pemerintahan Sejong, serta markas tanggap kecelakaan lokal di Bandara Gimhae. Langkah ini diambil untuk memastikan penanganan yang cepat dan terkoordinasi terhadap insiden kebakaran pesawat penumpang Air Busan.
Seluruh 176 orang di dalam pesawat, termasuk 169 penumpang dan tujuh awak pesawat, serta satu personel perawatan, berhasil dievakuasi dengan selamat. Dari jumlah tersebut, 110 orang telah kembali ke rumah, sementara 65 orang lain menginap di hotel.
Jumlah korban luka dalam kebakaran pesawat itu meningkat dari laporan awal tiga orang, menjadi tujuh orang, semuanya dengan luka ringan, kata petugas pemadam kebakaran, Rabu, 29 Januari 2025. Mereka mengatakan, tujuh orang menerima perawatan di rumah sakit karena luka ringan yang diderita dalam kebakaran tersebut.
Empat korban merupakan awak pesawat Air Busan yang mengeluhkan ketidaknyamanan dada karena menghirup asap. Adapun tiga lainnya—seorang perempuan berusia 70-an dan dua berusia 50-an—mengeluh nyeri di tulang ekor dan punggung mereka.
Kompensasi bagi Penumpang
Terkait kompensasi bagi penumpang, kementerian mengonfirmasi bahwa Air Busan memiliki asuransi yang mencakup pesawat dan penumpang dengan Samsung Fire & Marine Insurance. Asuransi ini termasuk kompensasi untuk cedera penumpang dan bagasi.
Menteri Park Sang Woo, yang menerima laporan situasi segera setelah kecelakaan terjadi, mengarahkan penilaian kerusakan dan struktur, serta mengunjungi kantor pusat tanggap kecelakaan Rabu, sekitar pukul 10.30 untuk menerima laporan mengenai situasi tanggap darurat.
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk menetapkan langkah-langkah guna mencegah terulangnya kejadian melalui identifikasi penyebab yang menyeluruh dan untuk mendukung, serta memberi kompensasi pada para korban," kata Menteri Park.
Ia menyebut bahwa kementerian berkomitmen menyelesaikan penyelidikan ini dengan cepat dan transparan. Pihaknya juga akan memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan yang tepat diambil untuk menjamin keselamatan penerbangan di masa depan. Bandara Internasional Gimhae telah beroperasi secara normal pada Rabu, dengan 279 penerbangan dijadwalkan berjalan sesuai rencana, kecuali delapan penerbangan Air Busan yang dibatalkan.