Potret Mewahnya Kapal Pesiar Terbesar yang Pernah Bersandar di Pelabuhan Benoa Bali, Angkut 4.279 Wisman

4 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Pelabuhan Benoa Bali baru saja disinggahi kapal pesiar mewah Anthem of the Seas milik Royal Carribean Group pada Jumat, 28 Februari 2025. Kapal tersebut dinyatakan sebagai kapal pesiar terbesar yang pernah bersandar di salah satu pelabuhan utama di Pulau Dewata, bahkan di Indonesia.

Mengutip Antara, Sabtu (1/3/2025), kapal pesiar sepanjang 348 meter itu membawa 4.279 orang wisatawan mancanegara (wisman) dan 1.550 awak kapal. Kedatangan kapal persiar itu disambut oleh Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa, Gubernur Bali Wayan Koster, dan Direktur Strategi Pelindo Prasetyo.

Kapal jumbo dengan 16 lantai berbendera Bahama itu berada di perairan Bali selama dua hari mulai Kamis, 27 Februari 2025. Sebelum bersandar di Benoa, kapal yang bertolak dari Singapura pada Senin, 24 Februari 2025 tersebut sempat berlabuh di perairan Pelabuhan Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, Bali utara.

Kapal berbobot 168.666 gross tonage (GT) mulai bersandar di Pelabuhan Benoa sekitar pukul 06.00 Wita. Kapal itu kemudian dijadwalkan meninggalkan Benoa pada pukul 23.00 Wita, Jumat malam. Setelah itu, kapal akan mengunjungi Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan dijadwalkan bertolak kembali ke Singapura pada 1 Maret 2025.

Kedatangan kapal pesiar mewah itu disambut baik Gubernur Bali Wayan Koster yang menyebutnya sebagai strategi untuk pariwisata berkualitas. "Karena penumpang itu orang yang memang mampu," katanya.

Hal senada juga disampaikan Wamenpar Ni Luh Puspa. Menurutnya, kehadiran kapal pesiar kelas kuantum itu tidak hanya meningkatkan jumlah wisman, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat wisata bahari dunia.

"Hal ini sejalan dengan program unggulan Kementerian Pariwisata, yakni Pariwisata Naik Kelas, yang bertujuan mengembangkan destinasi minat khusus termasuk wisata bahari," ujar Wamenpar Ni Luh Puspa dalam rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com

Promosi 1

Maritime Playground di Asia Pasifik

Ni Luh menyatakan bahwa Indonesia adalah rumah bagi hampir 75 persen keanekaragaman hayati laut dunia. Potensi itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang menawarkan pengalaman bahari menakjubkan di dunia. Pemerintah, kata dia, berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai 'Maritime Playground' di Asia Tenggara, bahkan di Asia Pasifik.

"Di periode ini, kami ingin mengembangkan tiga sektor, yaitu gastronomi, wisata bahari, dan wellness tourism (wisata kebugaran). Saya tahu kita punya beberapa tantangan di sini, banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan, tetapi kita sangat bersemangat untuk mengembangkan wisata bahari kita," ujar Ni Luh.

Ia mengharapkan dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk terus bersama-sama mengembangkan pariwisata Indonesia dan memperkuat posisinya sebagai sektor yang berdampak luas terhadap kekuatan ekonomi dan lapangan kerja bagi masyarakat.

"Tahun ini pemerintah menargetkan 14,6 juta hingga 16 juta kunjungan wisatawan mancanegara. Ini tidak akan bisa terjadi tanpa adanya kolaborasi," ujar Wamenpar.

Ia berharap bisa berkolaborasi semakin erat dengan para operator pelayaran global, termasuk Royal Carribean International, untuk menjadikan Indonesia sebagai pelabuhan bagi kapal pesiar internasional. Area yang dijamah pun meluas ke luar Bali, seperti Labuan Bajo, Lombok, dan Raja Ampat.

Fasilitas di Pelabuhan Benoa Bali

Kapten Kapal Anthem of the Seas Toni Kristian mengapresiasi sambutan hangat otoritas pemerintah di Indonesia, khususnya di Bali, serta dukungan fasilitas dan layanan untuk kebutuhan kapal sandar.

"Fasilitas dan layanan Pelabuhan Benoa profesional, terutama para pilot yang ditugaskan. Kami mendukung semoga rencana Pelabuhan Benoa sebagai home port segera terwujud," ujar Toni.

Terletak di bagian selatan Pulau Bali, Pelabuhan Benoa yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) telah dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas serta fasilitas. Sebagai pintu gerbang bagi wisatawan kapal pesiar, dermaga di Benoa diperluas sehingga kini memiliki dermaga sepanjang 500 meter dan kedalaman alur dan kolam minus 12 low water spring/LWS. Dengan begitu, dermaga mampu menampung kapal berukuran besar, termasuk yang memiliki panjang lebih dari 300 meter.

Pelabuhan ini juga memiliki terminal penumpang modern yang dilengkapi dengan fasilitas imigrasi, bea cukai, dan layanan wisata untuk memastikan kenyamanan wisatawan saat berkunjung ke Bali. Namun, pengembangan masih akan berlanjut.

Rencana Pengembangan Pelabuhan Benoa Bali

Direktur Strategi Pelindo Prasetyo mengatakan guna melayani proses penyandaran kapal, pihaknya perlu menyiapkan alur debarkasi dan embarkasi penumpang dan fasilitas akses bergerak atau mobile gangway yang modern untuk mempermudah akses penumpang menuju dan dari kapal.

"Ini spesial karena menjadi momentum kesiapan Pelabuhan Benoa menjadi Home Port Cruise International," papar dia.

Komisaris PT Pelindo Jodi Mahardi menambahkan, "Dalam waktu dekat kita akan melihat area ini dikembangkan, tidak hanya untuk kegiatan hiburan, budaya, restoran, dan banyak lagi."

Pekan lalu, Pelabuhan Benoa juga mampu melayani tiga kapal pesiar jumbo sekaligus pada waktu bersamaan. Pada 2024, Pelabuhan Benoa melayani 59 kunjungan kapal pesiar dan pada 2025 diperkirakan meningkat hingga 77 kunjungan kapal pesiar.

Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, Pelindo sebelumnya mengumumkan pembangunan pusat pariwisata marina Indonesia di Pelabuhan Benoa, Bali, tepatnya di Bali Maritime Tourism Hub (BMTH). Fasilitas marina ini dirancang dengan kapasitas 180 dermaga dan mampu menampung lebih dari 50 superyacht dengan panjang hingga 90 meter.

Marina yang ditargetkan beroperasi pada semester II 2025 ini diharapkan menjadi jangkar pariwisata maritim Indonesia, memberikan multiplier effect terhadap pengembangan rute pelayaran butterfly route cruise. Itu mencakup pelabuhan-pelabuhan penting seperti Tanjung Emas, Tanjung Perak, Gilimas, Labuan Bajo, dan Raja Ampat.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |