Liputan6.com, Jakarta - Sudah jadi rahasia umum bahwa pilihan busana para bangsawan tidak semata jadi penggenap tampilan, namun juga pengantar pesan. Ini tentu tidak mengecualikan Ratu Camilla.
Melansir Hello, Selasa, 2 September 2025, istri Raja Charles III ini mengunjungi beberapa badan yang dilindunginya di Cornwall sebagai penampilan pertamanya sejak terungkap ia telah jadi korban percobaan pelecehan seksual saat remaja. Saat tiba untuk jalan-jalan, Camilla tampak glamor dalam gaun bermotif polkadot.
Sebelumnya, psikolog warna dan direktur desain di Lick Colour, Tash Bradley, menjelaskan psikologi umum motif polkadot, mengatakan, "Jadi, seseorang yang mengenakan motif polkadot ingin menggambarkan semacam keceriaan. Ketika membayangkan motif polkadot, Anda langsung merasa lebih rileks. Saat seseorang pakai (busana) motif polkadot, kesannya sangat ceria, bisa membuka obrolan, dan memberi kesan hangat."
Terpisah, seniman Yayoi Kusama dalam bukunya, Manhattan Suicide Addict (2005), mengatakan, "Motif polkadot memiliki bentuk matahari, yang merupakan simbol energi seluruh dunia dan kehidupan kita, dan bentuk bulan, yang tenang," rangkum The Guardian.
Menangkap Semangat
"Bulat, lembut, penuh warna, tanpa makna, dan tanpa pengetahuan ... polkadot jadi gerakan. Polkadot adalah jalan menuju ketakterhinggaan," menurut Kusama. Optimisme inilah yang tampaknya menangkap semangat lintas era, mengingat ini adalah motif yang telah memenangkan hati selama masa-masa sulit.
Mengenakan gaun bermotif sarat makna, Camilla mengunjungi ShelterBox, sebuah lembaga amal yang memberi bantuan darurat pada masyarakat yang terdampak bencana alam atau konflik, saat organisasi tersebut merayakan ulang tahunnya yang ke-25. Di sana, ia bertemu para relawan.
Camilla telah terlibat dengan badan amal tersebut selama beberapa tahun. Ia pertama kali menemukan pekerjaan mereka selama perjalanan ke Pakistan pada 2006.
Kunjungan kedua Ratu pada Selasa adalah Newquay. Ia mengunjungi Gereja Wave House, yang berkat Dana Komunitas Cornwall telah menyediakan dana sebesar 117 ribu poundsterling untuk mendukung proyek lokal.
Dugaan Kasus Pelecehan Seksual
Saat tiba di Newquay, Camilla bertemu dengan masyarakat, termasuk seorang gadis muda yang memberikan sejumlah hadiah pada bangsawan itu. Sebagaimana disinggung, kunjungan Camilla terjadi tidak lama setelah muncul klaim baru bahwa istri Raja Charles diduga pernah melawan seorang terduga pelecehan seksual saat ia masih remaja.
Pengungkapan ini muncul dalam buku terbaru karya mantan koresponden kerajaan, Valentine Low, berjudul Power and the Palace: The Inside Story of the Monarchy and 10 Downing Street, yang dimuat berseri di The Times. Direktur komunikasi mantan Perdana Menteri Boris Johnson, Guto Harri, mengenang percakapan tersebut.
"Ia sedang berada di kereta menuju Paddington—usianya sekitar 16, 17 tahun—dan seorang pria menggerakkan tangannya semakin jauh. Saat itu (Boris) Johnson bertanya apa yang terjadi selanjutnya."
Istana Buckingham Menolak Berkomentar
Harri menyambung, "Ia (Camilla) menjawab, 'Saya melakukan apa yang diajarkan ibu saya. Saya melepas sepatu saya dan memukul selangkangannya dengan tumit sepatu.' Ia cukup percaya diri ketika mereka tiba di Paddington untuk melompat dari kereta, menemukan seorang pria berseragam dan berkata, 'Pria itu baru saja melecehkan saya,' dan ia pun ditangkap."
Ratu dilaporkan memberi tahu Johnson, yang saat itu menjabat sebagai Wali Kota London, karena politisi tersebut ingin membuka tiga pusat krisis pemerkosaan. "Saya rasa dia secara resmi membuka dua dari tiga pusat tersebut," kata Harri. "Tidak ada yang bertanya mengapa ada permintaan, mengapa ada komitmen, tapi itulah yang akhirnya terjadi."
Kendati demikain, Istana Buckingham menolak berkomentar terkait kabar tersebut.