Penyesalan Hannah Al Rashid Gagal Casting di Film Snow White, Tak Bisa Provokasi Gal Gadot Soal Palestina

2 days ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Aktris Hannah Al Rashid belum lama iini mengungkapkan penyesalannya karena gagal ikut berperan dalam film live action Snow White produksi Disney. Ia ternyata sudah dua kali ikut casting untuk pemeran film tersebut. Pengakuan itu disampaikan Hannah Al Rashid melalui cuitan di akun X-nya, @HannahAlrashid, 26 Maret 2025.

"Penyesalan terbesar dalam karirku adalah nggak dapat peran dalam film ini setelah dua kali casting," tulisnya. 

Penyesalan Hannah bukan tanpa alasan, rupanya ia ingin menargetkan pemeran utama film, Gal Gadot, yang selama ini dikenal sebagai pendukung setia Israel. Sementara Hannah dikenal vokal menyuarakan dukungan untuk bangsa Palestina yang menjadi sasaran genosida Israel

"Dan nggak bisa troll ini orang tiap hari di lokasi dengan keffiyehku," sambungnya, ditambah dengan emoji bendera Palestina, tangan terkepal, dan emoji hati warna putih. Cuitannya itu merupakan respons terhadap sebuah unggahan dari akun @RyanRozbiani. Ia menyinggung peran Gal Gadot dalam film garapan Disney tersebut.

"Ironi bahwa sang penjajah Gal Gadot berperan sebagai penjajah dalam film Snow White yang baru. Sebuah peran yang dia mainkan sepanjang hidupnya," sindir pemilik akun @RyanRozbiani pada 21 Maret 2025.

Akun itu membagikan potongan video adegan Gal Gadot berhadapan dengan Snow White, yang sedang membela warga serta tempat tinggalnya. Pada cuitannya yang lain, Hannah juga menjelaskan bagaimana dirinya bisa mengikuti casting di film Hollywood setelah banyak warganet yang penasaran.

"Bukan kisah yang panjang sebenarnya. November 2021 ditawarin casting sama agent-ku di London, Inggris. Disuruh bikin self-tape nyanyi," ungkapnya. Peran yang ditawarkan kepada Hannal tidak main-main. Ia menjadi ibu kandung dari Snow White yang bernama Good Queen.  

Promosi 1

Cerita Hannah Ikut Casting Snow White

"Lolos ke next round, ketemu langsung dengan CasDir (casting director) bersama sekitar 8 kandidat lain. Harus nyanyi live dengan piano accompaniment," jelasnya.

Hannah Al Rashid menambahkan, "Aku siapin Colours of the Wind. Pas lihat kandidat lain yang penyanyi semua, udah yakin 100 persen nggak bakal dapat. Tetapi tetap jadi proses yang menyenangkan." Warganet ternyata banyak yang terkesan dengan pengalaman wanita berdarah Inggris itu. Namun ada pula yang menanggapinya dengan candaan.

"Nggak apa-apa mbak, Gal Gadot juga belum tentu bisa jadi majikannya Sule," tulis seorang warganet, menyinggung sinetron komedi Hannah pada 2009 silam, yaitu'Awas Ada Sule'. Komentar itupun langsung mendapat balasan,  "Reply yang paling bikin ego gue meledak! You know damn right there's only one Ibu Tio."

Ada pula warganet yang berharap Hannah Al Rashid berperan dalam film live action Frozen "Ditunggu Frozen live action mba Hannah, jadi Anna terus mas Dudy sama Dikta jadi Hans & Kristoff. Tinggal mba Hannah yang nentuin siapa yang cocok jadi Hans sama Kristoff sesuai karakter mereka yang publik nggak tahu," harap warganet lain

Hannah Al Rashid hanya bisa tertawa mendengar harapan warganet tersebut, "Hahahaha tolong gue nggak mau bermasalah lagi sama Sony. Jangan bawa-bawa aku."

"Yah hilang kesempatan mendengarkan Hannah Al Rashid bernyanyi," kata warganet lainnya. Hahaha justru sepertinya karena itu belum jodoh kak. Pas audisi in person yang lain anak musical theatre semua pada kerja di West End. Sementara gw nyanyi cuma di Inul Vista Melawai," canda Hannah.

Rachel Zegler Mendukung Palestina

"Nooo! di next role jangan lagi casting di disney kaakkk, mereka support isriwil banget dan jadi list boikot utama dbs," sahut warganet lain.

"Untung ga jd masuk cast kak, soalnya aku bingung ngeboikotnya gimana," ujar yang lain.

"Gal Gadot dii sini aktingnya jelek bgt sumpah. Pas nonton cringe parah liat aktingnya kek baru terjun ke dunia akting," timpal warganet lainnya menyoroti akting Gal Gadot di film tersebut.

Meski keinginan Hannah untuk memprovokasi Gal Gadot tak kesampaian, pandangannya ternyata senada dengan pemeran utama film Snow White, Rachel Zegler. Sebuah artikel dari media hiburan terkemuka Variety baru-baru ini menunrunkan laporan khusus mengenai huru-hara di balik layar film Snow White versi live action. Salah satunya, berkaitan dengan Rachel Zegler.

Dilansir dari Variety pada Rabu, 26 Maret 2025, semua berawal dari cuitan Zegler di X atau Twitter pada 2024 lalu. Ia mengucap terima kasih kepada penggemar setelah tampil di acara D23 fan event yang dihelat Disney, yang memperkenalkan trailer pertama Snow White.

Menyusul twit pertama, ia menambahkan unggahan kedua di bawahnya yang berisi pesan pro-Palestina. Ia menulis, "and always remember, free palestine."

Variety mencatat unggahan kedua ini jauh lebih populer dari twit pertama yang dikirim Rachel Zegler—dengan jumlah views mencapai 8,8 juta. Media ini juga mengabarkan bahwa cuitan bernada politis tersebut bikin pihak film Snow White syok.

Snow White Flop dan Gal Gadot Diancam

Seorang eksekutif Disney disebut menyampaikan kekhawatirannya kepada tim sang aktris. Bahkan produser Marc Platt disebut terbang dari New York untuk bertemu langsung dengan aktris West Side Story tersebut.Namun Rachel Zegler bergeming—dan unggahan tentang Palestina ini masih bertahan di lini masanya hingga sekarang.

Kabarnya, ini bukan cuitan pertama Rachel Zegler yang bikin Disney puyeng. Beberapa waktu setelah unggahan soal Palestina, sang aktris menulis di Instagram, "Pers**an dengan Donald Trump." Ia menambahkan, "Semoga pendukung Trump ... tidak pernah merasa damai" di Instagram, melansir dari kanal Showbiz Liputan6.com.

Disney disebut kembali memberi teguran, karena merasa bahwa setengah dari penonton potensial film ini merasa terganggu. Produser Marc Platt bahkan kembali menegurnyaUntuk mencegah terjadi hal serupa, Disney juga disebut menyewa pakar media sosial untuk memeriksa unggahan Rachel Zegler, sampai film Snow White tayang pada pekan lalu.

Kini, Snow White telah dirilis tapi hasilnya ternyata kurang menggembirakan. Pekan perdananya hanya mengumpulkan 87,3 juta USD secara global. Padahal, bujet pembuatan film ini terbilang sangat fantastis--mencapai 250 juta USD.

Selain aneka kontroversi yang melingkupi film ini, Variety mencatat ada sejumlah faktor tambahan yang menyebabkan kegagalan film ini. Mulai dari penundaan produksi akibat COVID dan kebakaran di lokasi syuting, hingga aksi mogok yang mengakibatkan beberapa pengambilan gambar ulang dibatalkan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |