Menguak 6 Fakta Menarik Rendang Sebagai Kuliner Minangkabau yang Mendunia

2 months ago 86

Liputan6.com, Jakarta - Rendang, hidangan khas Minangkabau, Sumatera Barat, telah mendunia dan menjadi ikon kuliner Indonesia. Kelezatannya yang kaya rempah dan proses pembuatannya yang unik menjadikan rendang sebagai favorit banyak orang. Bahkan, rendang pernah dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia.

Pengetahuan tentang sejarah rendang, filosofi, hingga cita rasanya yang memikat sangat diperlukan agar kita semakin mengapresiasi rendang sebagai warisan budaya Indonesia yang membanggakan. Untuk itu, mari telusuri lebih dalam mengapa rendang begitu istimewa dan mengapa hidangan ini layak mendapatkan tempat di hati para pecinta kuliner di seluruh dunia.

1. Rendang Pernah Jadi Makanan Terenak di Dunia

Rendang telah meraih pengakuan internasional dan dinobatkan sebagai salah satu makanan terlezat di dunia oleh berbagai lembaga kuliner internasional. Salah satunya adalah CNN Travel pada 2011. Prestasi ini membuktikan kualitas rasa dan keunikan rendang yang diakui secara global.

Rendang berhasil mengungguli hidangan-hidangan lezat lainnya dari berbagai negara. Sejak itu popularitas rendang terus meningkat seiring dengan pengakuan internasional ini. Banyak wisatawan yang penasaran dan ingin mencicipi langsung kelezatan rendang di Indonesia.

2. Proses Memasak Rendang Butuh Kesabaran Ekstra

Memasak rendang membutuhkan waktu berjam-jam, bahkan hingga 4-6 jam atau lebih, dengan api kecil. Proses slow cooking ini memungkinkan bumbu meresap sempurna ke dalam daging, menghasilkan tekstur empuk dan rasa yang kaya dan kompleks.

Kesabaran dan ketekunan adalah kunci untuk menghasilkan rendang yang sempurna. Proses memasak yang lama ini juga membuat rendang menjadi lebih awet dan tahan lama.

Tidak heran jika rendang sering dijadikan bekal perjalanan jauh oleh masyarakat Minangkabau zaman dahulu. Rendang yang dimasak dengan benar bisa bertahan hingga berminggu-minggu.

3. Asal-usul Nama Rendang dari Bahasa Minangkabau

Laman Indonesia Kaya mengungkap kata "rendang" berasal dari Bahasa Minang yaitu randang yang merujuk pada teknik memasak lambat yang disebut marandang. Kata marandang memiliki arti mengolah dan mengaduk masakan dalam waktu lama dengan api kecil di atas kayu bakar hingga hasil masakan menjadi kering.

Pemilihan nama ini sangat tepat karena menggambarkan esensi dari hidangan rendang itu sendiri. Proses memasak yang lambat adalah kunci untuk menghasilkan rendang dengan cita rasa yang autentik. 

4. Rendang Jadi Makanan Tahan Lama Alami

Proses memasak rendang yang lama juga membuatnya tahan lama. Rendang yang dimasak hingga hampir kering dapat bertahan hingga berminggu-minggu, bahkan rasanya semakin nikmat seiring waktu penyimpanan.

Dahulu, hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Minang yang sering merantau. Rendang menjadi bekal praktis dan tahan lama untuk dibawa selama perjalanan. Kini, rendang tetap menjadi pilihan populer sebagai oleh-oleh khas Sumatera Barat yang bisa dibawa ke berbagai daerah bahkan negara.

5. Filosofi Mendalam di Balik Rendang

Rendang bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga mengandung filosofi yang dalam bagi masyarakat Minangkabau. Disebutkan filosofi ini terkait dengan kesabaran, kebijaksanaan, dan kegigihan dalam proses pembuatannya.

Selain itu, bahan-bahan yang digunakan dalam rendang juga memiliki simbol-simbol tertentu. Misalnya, daging sapi melambangkan pemimpin adat. Dengan memahami filosofi rendang, kita semakin menghargai nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

6. Cita Rasa Rendang yang Unik dan Mendunia

Rendang memiliki perpaduan rasa yang unik dan kompleks, yaitu gurih, pedas, manis, dan sedikit asam. Kombinasi rempah-rempah khas Indonesia yang digunakan menciptakan cita rasa yang disukai oleh banyak orang di seluruh dunia.

Mengutip dari laman Indonesia Kaya, Senin (16/6/2025), bahan utama pembuatan rendang ada empat macam antara lain:

  1. Dagiang atau daging sapi. Merupakan simbol dari Niniak Mamak (paman) dan Bundo Kanduang (ibu) sebagai pemberi kemakmuran pada anak dan keponakannya.
  2. Karambia (kelapa) sebagai simbol dari Cediak Pandai, yatu golongan atau kaum masyarakat Minangkabau yang pandai serta memiliki pengetahuan yang luas dan sebagai penggerak dalam masyarakat.
  3. Lado atau cabai adalah simbol dari kaum alim ulama yang mengajarkan dan menegakkan ajaran agama.
  4. Pemasak (bumbu) yang terdiri dari 14 macam rempah, yaitu merica, buah pala, bawang merah, cabe merah, jahe, cabe rawit, bawang putih, garam, laos, daun jeruk purut, daun salam, daun kulit, dan batang serai, sebagai simbol dari masyarakat Minangkabau secara keseluruhan.
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |