Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan kuliner Indonesia sangat beragam. Salajh satunya adalah Enting-Enting Gepuk cap Klenteng Salatiga. Kudapam legendaris Salatiga, Jawa Tengah ini bahkan didikabarkan akan didaftarkan sebagai Warisan Budaya Dunia ke UNESCO.
Kaabar itu beredar luas di media sosial, salah satunya di akun X, Info Jateng, @Jateng_Twit. "Enting² Gepuk cap Kelenteng, Salatiga didaftarkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda di Unesco. 🤗," tulis cuitan pada Senin, 24 Februari 2025.
Sebelumnya, kue khas Salatoga termasuk dalam daftar 16 budaya asal Provinsi Jawa Tengah yang ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) tingkat nasional pada 2023 lalu oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.
"Pada awal 2023, sebanyak 80 budaya diusulkan ke Kemendikbudristek RI, namun seleksi yang dilakukan menggugurkan 64 budaya yang diusulkan ke pusat," ucap Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng Eris Yunianto di Semarang, 2 November 2023, dikutip dari Antara.
Ke-16 budaya yang memperoleh predikat sebagai WBTB nasional itu, adalah enting-enting gepuk (Salatiga), opak Abang (Kendal), Dames (Purbalingga), kentrung (Jepara), bedhaya pangkur (Kota Surakarta), tari bondhan (Kota Surakarta), tari karonsih (Kota Surakarta), kirab pusaka Malam 1 Sura Pura Mangkunegaran.
Wayang orang sri wedari (Kota Surakarta), potehi (Kota dan Kabupaten Semarang). Adapula Sarung Goyor (Sukoharjo), nasi liwet (Sukoharjo), Emprak (Jepara), Janengan (Cilacap), sate blengong (Brebes), serta buka kitab Rembang (Kabupaten Tegal). Selain itu, kriteria budaya yang ditetapkan WBTB juga mempertimbangkan faktor kesejarahan hingga ekonomi, serta faktor sosiologis dimana budaya itu ada.
Warisan Budaya Tak Benda Jawa Tengah
"Pada 24 Oktober kemarin di Kota Tua Jakarta, sertifikat WBTB nasional diserahterimakan kepada seluruh kepala daerah dan para pihak. Di Jateng tahun ini ada 16 WBTB hingga 2023 memiliki 135 jenis karya WBTB," ujarnya.
Setelah memperoleh predikat WBTB nasional, ke-16 WBTB tersebut wajib dilestarikan yang dibuktikan dengan evaluasi yang dilakukan setiap tahun dan jika pemerintah setempat lalai, maka predikat tersebut dicabut.
Meski jadi sudah menjadi WBTB nasional dan akan diajukan ke UNESCO agar lebih mendunia, sebagian orang mungkin belum banyak yang tahu mengenai kudapan. "Ada satu cagar budaya yakni SMAN 7 Purworejo, jadi bangunan cagar budaya peringkat nasional, bareng dengan penetapan WBTB,” katanya.
Pada awalnya, Enting-Enting Gepuk hanya diperuntukkan kepada tamu yang beribadah dan sembahyang di Klenteng Hok Tek Bio. Kemudian lama -kelamaan menjadi kudapan favorit yang dapat dinikmati oleh banyak orang. Kudapan ini baru mulai diproduksi untuk khalayak ramai pada tahun 1930an.
Kue Teman Minum Teh dan Kopi
Kudapan ini menjadi primadona di kalangan orang berkebangsaan Eropa/Belanda sebagai pelengkap tradisi minum teh atau kopi di pagi dan sore hari. Diberikan nama dagang merk cap “Klenteng & 2 Holoo” sebagai identitas asal Enting-Enting Gepuk.
Tak hanya Enting-enting Gepuk,, makanan khas Sumatera Barat yaitu rendang juga baru akan diajukan ke UNESCO. Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengungkapkan pentingnya mendaftarkan masakan rendang ke UNESCO tujuannya untuk mendapatkan pengakuan global sebagai warisan budaya dunia.
"Rendang kan termasuk salah satu kuliner kita yang sudah dikenal dunia, bahkan Gordon Ramsay pun datang ke Sumatera Barat untuk belajar rendang," kata Fadli Zon di Jakarta, 25 November 2024. Fadli mengatakan upaya untuk mendaftarkan rendang ke UNESCO ini memiliki urgensi yang besar untuk memberikan pengakuan global terhadap kekayaan kuliner Indonesia, terutama rendang yang merupakan masakan tradisional dari Minangkabau.
Menurut dia, rendang bukan sekadar hidangan lezat, tetapi juga bernilai budaya yang tinggi dan menjadi simbol identitas kuliner Indonesia.Dengan pendaftaran rendang ke UNESCO, ia berharap masakan ini dapat terlindungi dan dilestarikan, sekaligus memperkenalkan kekayaan kuliner Indonesia ke panggung internasional. Lebih jauh,
Rendang Diajukan ke UNESCO
Menbud Fadli melihat pendaftaran rendang sebagai warisan budaya dunia sebagai langkah strategis untuk mendorong sektor pariwisata dan ekonomi Indonesia. Peningkatan minat terhadap budaya lokal, termasuk kuliner tradisional, diyakini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan memperkenalkan produk-produk lokal yang mendukung perekonomian Indonesia.
"Pengakuan UNESCO terhadap rendang juga akan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, sebagai negara dengan warisan budaya yang kaya dan beragam," ucapnya.
Pendaftaran kuliner yang beberapa kali terpilih sebagai makanan terenak di dunia ini diharapkan dapat berdampak positif yang lebih besar, tidak hanya bagi pelestarian budaya, tetapi juga bagi pengembangan sektor-sektor lain yang terkait dengan budaya dan pariwisata Indonesia.
Meski begitu, Fadli belum memastikan apakah rendang akan didaftarkan khusus kepada UNESCO, atau bersama-sama dengan pengajuan warisan budaya lainnya. Sebelumnya, Indonesia lebih dulu mendaftarkan tiga kebudayaan tradisional, yaitu Reog Ponorogo, kebaya, dan kolintang dari Sulawesi Utara, ke UNESCO pada Desember 2024.