Liputan6.com, Jakarta - Jumlah korban tewas akibat kereta funikular Gloria tergelincir di Lisboa, Portugal, bertambah menjadi sedikitnya 16 orang dan melukai sekitar 20 lainnya. Beberapa di antaranya kritis akibat kecelakaan yang terjadi di dekat Avenida da Liberdade, pada Rabu malam, 3 September 2025.
Melansir BBC, Jumat (5/9/2025), sejumlah saksi mata bersuara. Helen Chow yang berada di kaki bukit menuturkan bahwa kereta gantung itu 'kehilangan kendali', turun dengan kecepatan penuh dan jatuh miring. Ketika kereta menabrak sebuah gedung, suaranya terdengar seperti bom dan diikuti oleh 'keheningan yang mengerikan'.
Chow, yang berasal dari Kanada, mendengar derit keras dan melihat gerbong paling bawah "berhenti mendadak" di ujung rel. Ia melihat puing-puing hitam dan mendengar orang-orang berteriak ketika masinis bergegas membuka gerbang masuk.
"Ada asap hitam pekat. Setelah menghilang, Anda melihat persis apa yang terjadi," ujarnya.
Orang-orang panik dan menangis, sementara yang lain berlarian membantu. "Mengerikan sekali", sambung dia. "Saya terguncang."
Video yang diverifikasi BBC menunjukkan kereta kuning-putih yang menabrak gedung di tikungan bukit, dengan kereta funikular lain berhenti di bawahnya. Orang-orang berlarian menaiki lereng menuju lokasi kecelakaan.
Kesaksian Para Penumpang di Gerbong Kereta Funikular Bawah
Para saksi mata menggambarkan bagaimana gerbong di dekat dasar bukit yang mulai menanjak, terbanting mundur beberapa langkah sebelum gerbong di atasnya melesat menuruni lereng dan menabrak gedung. Saksi lainnya, Rasha Abdo sedang berada di gerbong di bawahnya ketika tiba-tiba "rem di kereta gantung kami hilang, turun dengan cepat, dengan akselerasi, seolah-olah kehilangan kendali".
Kereta itu berhenti dengan benturan yang "sangat keras" dan orang-orang saling bertabrakan, ujarnya.
Abel Esteves, seorang warga Lisboa, juga berada di gerbong paling bawah bersama hampir 40 orang ketika melihat gerbong lainnya "turun dengan kecepatan tinggi". "Saya berteriak kepada istri saya, 'Kita semua akan mati di sini', karena saya pikir kereta gantung itu akan turun dan menabrak kereta kami," ujarnya kepada BBC.
"Orang-orang melompat keluar dari jendela trem itu," katanya. "Tepat saat kejadian, saya melihat trem yang tertabrak menabrak gedung di sebelah restoran Subway.
Rem Kereta Gantung Seperti Tak Berfungsi
Abdo mengatakan suaminya melompat keluar bersama putranya. Saat ia hendak melakukannya, gerbong lainnya sudah terguling. Saksi lain berlari untuk membantu gerbong paling bawah - sebelum melihat gerbong lainnya jatuh 'tak terkendali'.
"Kami hanya punya waktu untuk melarikan diri, berbalik dan lari," kata mereka kepada kantor berita Sic Notícias. "Kendaraan itu jatuh dan menghantam gedung dengan kecepatan tinggi."
Teresa d'Avó mengatakan kereta gantung itu "menabrak gedung dengan kekuatan yang brutal dan runtuh seperti kotak kardus," mengatakan kepada saluran TV SIC bahwa kereta gantung itu sepertinya "tidak memiliki rem". Pemandu wisata Marianna Figueiredo termasuk di antara mereka yang bergegas ke lokasi kejadian untuk mencoba menyelamatkan orang-orang.
"Saya mulai mendaki bukit untuk membantu orang-orang, tetapi ketika saya sampai di sana, yang saya dengar hanyalah keheningan."
Tragedi Besar untuk Portugal
Figueiredo mengatakan awalnya ia mengira kereta gantung kedua kosong, tetapi ketika atapnya dilepas, ia "mulai melihat mayat-mayat". "Kami segera memanggil ambulans dan petugas pemadam kebakaran untuk membantu," katanya, seraya menambahkan bahwa masyarakat setempat, termasuk para pengemudi dan pekerja toko, turut membantu.
"Banyak orang menangis di sekitar saya. Mereka sangat ketakutan. Saya berusaha menenangkan mereka - menanyakan nama mereka, dari mana mereka berasal," ujarnya. Ia mengatakan apa yang ia lihat "sangat sulit dijelaskan". "Itu sangat buruk. Sebuah tragedi besar."
Polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan itu. Sementara, Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa menyampaikan "simpati dan solidaritasnya kepada keluarga yang terdampak tragedi ini". Wali Kota Lisboa, Carlos Moedas, mengatakan ibu kota "berduka", dan menambahkan bahwa ini adalah "momen tragis bagi kota".
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, juga berbelasungkawa atas duka yang dirasakan korban dan keluarga. Sedangkan, Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez, mengaku "terkejut dengan kecelakaan mengerikan itu".