Kembali ke Level Pra-pandemi, Penerbangan Singapore Airlines Rute Jakarta - Singapura Jadi 9 Kali Seminggu per 1 Mei 2025

3 days ago 16

Liputan6.com, Jakarta - Perlahan tapi pasti, industri aviasi mulai kembali ke kondisi pra-pandemi. Maskapai Singapore Airlines, misalnya, menyebutkan akan kembali menambah jadwal penerbangan rute Jakarta-Singapura mulai 1 Mei 2025. 

"Untuk Singapura-Jakarta, kami berhasil ke kembali ke frekuensi pra-Covid-19 dengan penerbangan 63 kali setiap minggu. Ini akan berlaku dari 1 Mei 2025," kata Chee Chian Seah, General Manager Indonesia Singapore Airlines, saat berbincang dengan sejumlah media di Jakarta, Selasa, 25 Maret 2025.

Meski begitu, pihaknya akan menambah jumlah penerbangan lebih awal untuk mengakomodasi kebutuhan perjalanan di musim mudik Lebaran 2025. Pada 3--9 April 2025, maskapai nasional Singapura itu akan menyediakan penerbangan sembali kali setiap hari. 

"Setelah itu, kami akan rehat. Lalu dari 1 Mei, kami akan memiliki penerbangan sembilan kali setiap hari antara Jakarta-Singapura," imbuhnya.

Selain itu, pihaknya juga melayani rute Singapura-Bali dengan enam kali penerbangan setiap hari. Jika saat ini satu dari enam jadwal penerbangan tersebut dilayani dengan pesawat Boeing 737 MAX 8 berkapasitas 154 tempat duduk, nantinya seluruh penerbangan Bali-Singapura mulai 1 Mei 2025 akan menggunakan pesawat Boeing 787-10 yang berkapasitas 337 kursi.

"Ini bentuk komitmen kami untuk menghidupkan pasar dengan membawa turisme ke Indonesia, terutama ke Bali," katanya.

Dua rute internasional lain yang dilayani oleh Singapore Airlines adalah Medan dan Surabaya yang masing-masing memiliki empat jadwal dan tiga jadwal penerbangan. Pada musim mudik lebaran, ada dua penerbangan tambahan yang akan dioperasikan di kedua rute itu, yakni pada 28 Maret dan 5 April 2025 ke Surabaya, dan 29 Maret dan 6 April 2025 untuk Medan.

Promosi 1

Layanan Penerbangan Scoot ke Indonesia di Musim Mudik Lebaran

Sementara, Scoot, anak usaha Singapore Airlines yang menyediakan layanan penerbangan bujet, tercatat melayani 11 rute penerbangan di Indonesia dengan total 82 penerbangan per minggu. Dua destinasi terbaru adalah Kertajati dan Padang yang masing-masing diluncurkan pada 28 September 2024 dan 6 Januari 2025.

Khusus untuk Kertajati, penerbangan dilayani menggunakan pesawat Embraer yang kapasitasnya hanya 110 kursi. Maskapai itu hanya melayani dua jadwal penerbangan seminggu dari Kertajati--Singapura. 

"Sebenarnya penerbangannya cukup baik," kata Chee Chian tanpa menyebutkan detail kapasitas yang terpenuhi.

"Saya tidak menyebutkan load factor-nya secara tepat, tapi itu oke. Itulah sebabnya kami terus beroperasi," sambungnya meski dua maskapai internasional lain, yakni AirAsia dan Malaysia Airlines, menghentikan layanannya di Kertajati.

Chee Chian menyebut posisi Kertajati yang tidak terlalu dekat Bandung bukanlah tantangan utama untuk meningkatkan keterisian kursi pesawat. Terlebih, sudah ada jalan tol yang menghubungkan Majalengka dan Bandung sehingga waktu perjalanan lebih singkat dibandingkan sebelumnya. 

"Ada faktor keterbatasan armada pesawat, jadi tidak mudah melayaninya juga. Bukan semata mengenai lokasi," ucapnya. Khusus pada musim mudik lebaran, Scoot menambah jadwal penerbangan untuk mengakomodasi para pemudik.

Dampak Efisiensi Anggaran pada Sektor Penerbangan

Sementara, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) Bayu Sutanto menyatakan bahwa kebijakan efisiensi anggaran pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berdampak pada jumlah penumpang penerbangan domestik. Ia mengacu  statistik penerbangan dalam negeri selama tiga bulan pertama pada 2025.

"Load factor penerbangan domestik pada Januari (2025) sekitar 75 persen. Kemudian, awal Maret, sudah mulai puasa (load factor penerbangan) sekitar 67 persen. Kenapa load factor-nya masih relatif sekitar 70 persen? Karena ada pengurangan kapasitas atau jumlah penerbangan domestik," katanya saat jumpa pers secara hybrid, Sabtu, 22 Maret 2025.

Beberapa penerbangan, kata dia, entah digabungkan atau dibatalkan sejak Januari 2025. "Pengurangan (jumlah penerbangan) sekitar 30 sampai 40 persen, disesuaikan dengan demand yang memang rendah," sebut Bayu. Di sisi lain, penerbangan internasional masih relatif stabil.

"Tidak ada pengurangan kapasitas (untuk penerbangan internasional), dan load factor-nya masih 72─75 persen. Tapi di awal bulan puasa, (load factor penerbangan) turun jadi sekitar 50 persen," bebernya. Penurunan ini terkecuali pada rute-rute tertentu, seperti Denpasar-Perth dan Jakarta atau Denpasar ke kota-kota di China untuk penerbangan internasional.

ASN dan Pengaruh Kelas Menengah Turun Kelas

Industri penerbangan, ungkap Bayu, juga terdampak efisiensi anggaran, karena selama ini 15─20 persen penumpang berasal dari segmen Aparatur Sipil Negara  (ASN). "Sejak pengumuman pemotongan (anggaran pada November 2024), belum ada ASN bepergian sampai awal Maret (2025)," ujar Bayu.

Angka turis domestik yang bepergian dengan pesawat juga diprediksi akan turun karena adanya pengurangan jumlah segmen kelas menengah akibat "deflasi dalam enam bulan terakhir," ungkapnya. Kendati ikut turun, grafik penumpang penerbangan internasional tidak sampai terjun bebas.

Secara khusus, maskapai-maskapai dengan segmen ASN lebih tinggi, seperti Garuda Indonesia, akan mengalami penurunan lebih banyak. "Selama ini memang ada preferensi dari pemerintah atau ASN yang mengutamakan penggunaan maskapai BUMN, Garuda khususnya, saat bepergian, sehingga itu akan berdampak," ujar Bayu.

Tidak hanya sektor penerbangan, industri hotel pun terdampak pemotongan anggaran. Menurut survei Industri Hotel Indonesia oleh Horwath HTL, permintaan kamar dari pemerintah di hotel-hotel Indonesia biasanya berkisar antara sekitar 5─7 persen dari total bisnis hotel.

Sementara itu, permintaan terkait MICE berkisar antara 6─21 persen. Angka-angka ini bervariasi, tergantung pada karakteristik pasar, hotel positioning, dan lokasi geografis. Ketergantungan pada pengeluaran pemerintah dan permintaan terkait MICE dominan di segmen hotel bintang 3, bintang 4, dan bintang 5.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |