Liputan6.com, Jakarta - General Manager Corporate Secretary Eva Chairunisa menyebut bahwa kereta Whoosh telah menarik minat wisatawan mancanegara (wisman) untuk mencoba menaikinya. Dalam catatan pihaknya, setidaknya sudah ada warga dari 159 negara yang menggunakan kereta Whoosh sejak beroperasi pada Oktober 2023.
"Kalau kita melihat, untuk warga asing, memang daya tarik Whoosh ini sangat tinggi ya, khususnya untuk warga negara asing di Asia Tenggara. Hampir setiap hari itu selalu ada rombongan, misalnya dari Malaysia," kata Eva menjawab pertanyaan Lifestyle Liputan6.com ditemui seusai peluncuran Interaktif Pop-Up Tahun Baru Imlek 2025 di Jakarta, Sabtu, 25 Januari 2025.
Berdasarkan data paspor, Eva menyebut selain dari Malaysia, turis asal Australia dan Eropa juga banyak yang menggunakan kereta Whoosh untuk beraktivitas. Ada dua tipe pelancong yang menaiki kereta cepat, yakni untuk berwisata dan untuk studi banding.
"Contohnya kemarin itu kami seringkali menerima kunjungan-kunjungan dari dari berbagai universitas, seperti di Australia, Singapura. Tapi biasanya dari Singapura dan Kuala Lumpur yang rutin ya. Ada juga dari Jerman," ujarnya.
Eva juga menyebut wisatawan dari Tiongkok termasuk yang banyak menggunakan Whoosh, baik dari Hong Kong, China daratan, maupun Taiwan. Menurut dia, salah satu pendorongnya adalah karena kereta cepat dioperasikan adalah hasil produksi China.
"Ini kan juga memang merupakan salah stau kebanggaan mereka juga ya di mana ini pertama kalinya mereka membawa teknologi mereka keluar, bekerja sama dengan kita dan bisa dikatakan proyek ini berhasil karena pengguna jasanya terus meningkat," imbuhnya.
Antrean Panjang Penumpang di Libur Panjang Imlek 2025
Sementara itu, menyambut libur panjang Imlek 2025 yang puncaknya pada Rabu, 29 Januari 2025, warga Jakarta dan sekitarnya rupanya banyak yang bepergian ke Bandung. Hal itu terlihat dari antrean calon penumpang kereta Whoosh pada Sabtu, 25 Januari 2025.
Berdasarkan pantauan Lifestyle Liputan6.com, antrean calon penumpang yang berangkat dari Stasiun KCIC Halim mengular panjang sejak pagi saat di gerbang pengecekan tiket. Panjangnya bahkan ada yang sampai dua meter. Mayoritas berangkat dalam rombongan atau bersama keluarga, walau ada yang hanya berangkat sendiri maupun berdua.
Meski begitu, antrean panjang itu tidak berlangsung lama. Begitu proses check in dibuka, antrean panjang langsung menyusut dengan cukup cepat.
Menurut Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa, kepadatan itu sudah terprediksi mengingat tingkat okupansi kereta Whoosh sepanjang hari ini rata-rata mencapai 90 sampai 95 persen. "Untuk hari ini sendiri karena memang penjualan tiket masih terus berlangsung, kami prediksi penumpang itu akan mencapai lebih dari 21 ribu (orang)," kata dia, beberapa waktu lalu.
Puncak Jumlah Penumpang di Musim Libur Imlek 2025
Ia menyebut peningkatan jumlah penumpang Whoosh ke Bandung sudah dimulai sejak Jumat, 24 Januari 2025, dan diprediksi akan terus berlanjut hingga Rabu, 29 Januari 2025. Hingga tanggal tersebut, Eva melaporkan sudah 85 ribu tiket dari 173 ribu kursi yang disiapkan sudah terjual.
Menurut Eva, dari angka 85 ribu tiket tersebut, 44 ribu di antaranya merupakan penumpang yang sudah diberangkatkan pada 24--25 Januari 2024. Sementara, 41.000 tiket lainnya dijadwalkan untuk melakukan perjalanan pada 26--29 Januari 2025.
"Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah, seiring dengan antusiasme masyarakat yang memanfaatkan libur panjang ini untuk bepergian menggunakan Whoosh," ujar Eva, Senin, 27 Januari 2025, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com.
Pada 24---25 Januari 2025, sebanyak 44.500 penumpang telah diberangkatkan menggunakan layanan Whoosh. Dengan rata-rata 22 ribu penumpang per hari, jumlahnya naik 24 persen dibandingkan hari biasa yang berkisar 17 ribu penumpang per hari. Sebagian besar penumpang berasal dari Stasiun Halim dengan total 14 ribu penumpang.
Sementara, pengguna Stasiun Padalarang sebanyak 6.000 penumpang, 2.000 penumpang dari Stasiun Tegalluar Summarecon, dan 400 penumpang dari Stasiun Karawang. "Puncak perjalanan sejauh ini terjadi pada 25 Januari, dengan 22.000 penumpang, dimana seluruh tiket dari 24 perjalanan Whoosh keberangkatan Stasiun Halim tujuan Karawang, Padalarang dan Tegalluar Summarecon telah habis terjual," terang Eva.
Perjalanan Terganggu oleh ODGJ
Insiden terjadi di tengah operasional kereta Whoosh pada Senin pagi, 27 Januari 2025. Perjalanan kereta cepat itu pun sempat terhambat akibat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) melintas rel kereta di lintas Karawang-Padalarang, tepatnya di KM 53.
Tidak disebutkan waktu pasti insiden terjadi. Namun, hal itu menyebabkan keterlambatan perjalanan kereta untuk sterilisasi. Eva menjelaskan bahwa insiden itu telah ditangani sesuai dengan prosedur keselamatan yang berlaku.
"Tim keamanan kami telah bergerak cepat untuk mengamankan individu yang memasuki jalur kereta. Untuk memastikan keselamatan dan keamanan dampak dari kejadian tersebut, memang beberapa kereta Whoosh sempat mengalami keterlambatan karena proses evakuasi dan sterilisasi," kata Eva dalam keterangan tertulis kepada Lifestyle Liputan6.com, kemarin.
Berdasarkan hasil investigasi awal, ODGJ tersebut diduga masuk ke jalur melalui saluran air yang terhubung dengan area sungai. KCIC akan segera mengevaluasi dan meningkatkan pengamanan di area tersebut untuk mencegah potensi pelanggaran akses di masa mendatang.
"Keselamatan dan kenyamanan penumpang selalu menjadi prioritas utama kami. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan keamanan dan keandalan operasional Kereta Cepat Whoosh," ucapnya.
Penumpang Keluhkan Kompensasi Whoosh
Eva menyatakan saat ini, perjalanan Whoosh sudah kembali normal. Penumpang yang terdampak diklaim telah melanjutkan perjalanannya dan mendapatkan kompensasi berupa minuman dan makanan ringan.
Meski begitu, tidak semua penumpang mendapatkan kompensasi yang disebutkan. Salah seorang penumpang, Rayhan A. Haroen, mengatakan bahwa keretanya yang semestinya berangkat pada 10.55 WIB, baru diberangkatkan pada 12.25 WIB. "Tidak dapat kompensasi ya," ucapnya.
Keluhan serupa juga membanjiri kolom komentar KCIC. "Naek whoosh mau ngejar waktu eh malah delay udh 40 menit lebih.. astagfirullah mau cepet malah kaya gin.. Penumpang dpt kompensasi ga kalo whoosh delay?" tulis penumpang berbeda.
"Minimal kompensasi min delay nya lama banget ini," tagih penumpang lainnya seraya menyebut kompensasi tidak merata diterima seluruh penumpang.
"kompensasi buat yang batal ADA, buat yang lanjut perjalanan apa? kan semua orang sudah punya PLANS yang nggak BISA dibatalkan. tolong lah, force majeur harus ada EMERGENCY PLAN," komentar penumpang berbeda.