Liputan6.com, Jakarta - Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terbilang aktif di media sosial, bahkan usai purna tugas. Baru-baru ini, misalnya, ayah tiga anak itu tampak motoran bareng sebuah komunitas motor.
Di unggahan Instagram-nya, Minggu, 26 Januari 2025, ayah Gibran Rakabuming Raka ini menulis, "Minggu ini saya menerima sowan dari komunitas motor Legend Riders. Setelah itu, kami melanjutkan dengan touring menikmati angin sejuk sore di Kota Solo dan singgah sejenak dengan ngopi santai di Kopi Kelana, mempererat silaturahmi dalam suasana yang hangat."
Di video yang menarik perhatian karena ada tulisan "RI 1," merujuk pada Presiden Republik Indonesia, di motornya, Jokowi tampak mengenakan celana panjang dan sneaker hitam bersol putih andalannya. Alih-alih kemeja putih yang sering kali dikenakan, kali ini ia berkaus cokelat di bawah jaket denim yang visualnya sudah tidak asing lagi.
Pasalnya, itu merupakan koleksi jaket Jokowi yang pernah menarik perhatian pada 2018. Jaket jins custom karya seniman lokal yang bernaung di bawah jenama Never Too Lavish ini pernah dipakai pria berusia 63 tahun itu saat meninjau Indonesia International Motor Show 2018 di JIExpo, Jakarta, April 2018.
Sebagaimana terlihat, light jeans jacket itu tidak polos, melainkan dilukis peta Indonesia di bagian depan. Tidak heran, jaket senilai kurang lebih Rp4 juta ini jadi sorotan karena desain yang unik dan tentunya limited.
Beberapa bulan sebelumnya, Jokowi memang menghadiri hari terakhir Jakarta Sneaker Day, Sabtu, 3 Maret 2018. Kala itu, ia mampir ke stan Never Too Lavish untuk memesan jaket lukis custom.
Pembuat Jaket Lukis Jokowi
Never Too Lavish merupakan bisnis yang dikayuh anak-anak muda yang bergerak di bidang customizer. Mereka mendesain beberapa item fashion, seperti tas, dompet, jaket, sepatu, dan clutch. Semua produk tersebut dilukis menggunakan tangan.
Proses pembuatan produk custom, seperti yang dipesan Jokowi, memakan waktu empat minggu. Satu minggu merupakan tahap approvement desain dan tiga minggu untuk pengerjaan produk. "Barang customize itu sudah banyak di luar negeri. Banyak customer dari Indonesia yang beli di luar negeri, tapi harganya mahal. Makanya kami hadir di sini supaya orang bisa beli dengan harga lebih terjangkau," ujar Muhammad Haudy dari Never Too Lavish saat dihubungi Liputan6.com, 3 Maret 2018.
Jaket denim pesanan Jokowi digambar seorang master artist dari Never Too Lavish bernama Bernhard Suryaningrat. Desain tidak lekang waktunya membuat luaran itu tetap terlihat stylish walau sudah berusia hampir tujuh tahun. Di kolom komentar, beberapa warganet mengaku mengenali jaket tersebut.
"Masih dipake terus ternyata jaketnya," kata salah satu pengguna X, sementara yang lain mengomentari tulisan di motor mantan orang nomor satu di Indonesia itu. "Sebaiknya diubah sebelum ada yang tersinggung," katanya mengomentari, merujuk pada fakta bahwa titel presiden RI kini diemban Prabowo Subianto.
Eksis Terus
Meski telah pensiun, Jokowi terus aktif tampil di depan kamera wartawan, menjawab berbagai isu politik, dan memberi pandangan-pandangannya terkait situasi politik di dalam negeri. Peneliti lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad, menilai mantan Gubernur Jakarta itu terlihat tidak ingin keluar dari lingkar kekuasaan.
"Menjelang akhir masa jabatan Jokowi, muncul sejumlah aspirasi untuk melanggengkan kekuasaannya. Misalnya, ide tiga periode, perpanjangan masa jabatan, dan penundaan pemilu," kata Saidiman saat dihubungi kanal News Liputan6.com, Selasa, 28 Januari 2025.
"Gagasan-gagasan ini datang dari para menteri terdekat Jokowi ketika itu. Wajar kalau kemudian sebagian publik menilai Jokowi memang enggan keluar dari kekuasaan," sambungnya.
Saidiman melanjutkan, hal itu diperkuat juga dengan kasus Mahkamah Konstitusi yang membolehkan pencalonan anak presiden jadi calon wakil presiden yang belum cukup umur ketika itu. "Gagal menjadikan dirinya kembali menjadi presiden, dia mendorong putranya (Gibran) masuk ke istana," ujar Saidiman.
Bertemu Menkop
Atas hal itu, Saidiman menyebut, jika kemudian Jokowi terlihat masih wara wiri dalam politik praktis, ini tidak terlalu mengherankan. "Karena sejak awal Jokowi memang terlihat enggan keluar dari kekuasaan," ucap dia.
Apakah Jokowi ingin selalu ikut campur di pemerintahan Prabowo Subianto, Saidiman hanya menilai Jokowi kurang memiliki sikap bijaksana. "Jokowi kurang memiliki sikap, perilaku, dan kebijaksanaan seorang negarawan. Mungkin ini post power syndrome atau memang Jokowi tidak punya perspektif lebih luas di atas sekadar kekuasaan," pungkasnya.
Baru-baru ini, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengungkap bahwa pertemuannya dengan Jokowi pada Selasa, 28 Januari 2025, hanya sebatas silaturami. "Silaturahmi biasa," ujar dia saat dihubungi merdeka.com, Rabu (29/1/2025).
Dia mengaku, tidak ada pembahasan spesifik antara dirinya dengan Jokowi saat bertemu di kediaman presiden ke-7 RI itu di Solo, Jawa Tengah. Saat dipertegas apakah ada pesan-pesan dari Presiden Prabowo Subianto untuk Jokowi, Budi Arie tidak menjawab secara lugas.
Dia hanya menekankan bahwa Jokowi mendukung penuh pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. "Pemerintah harus sukses," tandasnya.