Liputan6.com, Jakarta - Jepang, yang dikenal dengan festival musim panasnya, tahun ini kemballi akan menggelar Festival Gunung Fuji, yang dikenal sebagai Zekkei Fireworks. Perayaan kali ini berbeda karena akan menyuguhkan kombinasi spektakuler antara kembang api dan bunga sakura dengan latar belakang Gunung Fuji yang megah.
Mengutip dari Japan Today, Minggu, 2 Maret 2025, acara ini dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 19 April 2025. Waktu ini dipilih secara khusus agar sekaligus bisa menampilkan keindahan bunga sakura yang sedang mekar.
Zekkei, yang berarti pemandangan yang indah, benar-benar menggambarkan pengalaman visual yang ditawarkan festival ini. Berbeda dengan festival kembang api tradisional yang biasanya digelar di musim panas, Zekkei Fireworks memilih musim semi untuk menambah keindahan bunga sakura yang mekar.
Lokasi acara ini adalah di Fujiten Resort, yang terletak di lereng Gunung Fuji, dekat stasiun pertama gunung tersebut. Empat produsen kembang api ternama Jepang akan berpartisipasi dalam festival ini, termasuk Beniya Aoki Fireworks dari Prefektur Nagano, yang meskipun baru berusia 109 tahun, adalah perusahaan termuda di antara peserta lainnya.
Produsen lain yang turut berkontribusi adalah Saiki dari Yamanashi, Isogai dari Aichi, dan Kikuya Obata dari Gunma, yang telah berdiri masing-masing selama 124, 138, dan 153 tahun. Selain itu, dua perusahaan internasional, Ricasa Riardo Caballero dari Spanyol dan Pyro Spectaculars dari Amerika, juga akan memeriahkan acara tahunan tersebut.
Zekkei Fireworks
Zekkei Fireworks berupaya untuk membedakan dirinya dari festival kembang api besar lainnya di Jepang dengan menawarkan pengalaman yang lebih santai dan eksklusif. Semua area menonton memerlukan tiket dan menjanjikan pemandangan kembang api yang luar biasa, sehingga penonton tidak perlu berdesak-desakan dengan kerumunan atau mencari tempat berjam-jam sebelumnya.
Dengan hanya 3.000 kursi yang tersedia, Zekkei Fireworks menawarkan hiburan kembang api premium yang unik. Tiket Standar termurah untuk satu orang dijual seharga 30.000 yen, sementara pilihan lebih hemat tersedia dalam bentuk paket sepasang tiket seharga 55.000 yen atau empat tiket seharga 111.000 yen. Bagi mereka yang mencari pengalaman super mewah, Kursi VVIP tersedia seharga 200.000 yen per orang, termasuk layanan makanan gourmet.
Pintu masuk ke acara ini akan dibuka pada pukul 4 sore, dengan pertunjukan kembang api dimulai pada pukul 6:30 sore. Tiket dapat dipesan melalui tautan di situs web resmi Zekkei Fireworks. Dengan pemandangan yang menakjubkan dan suasana yang tak terlupakan, Festival Gunung Fuji ini menjanjikan pengalaman yang benar-benar istimewa bagi para pengunjungnya.
Biaya Pendakian ke Gunung Fuji Naik 2 Kali Lipat
Gunung Fuji memang selalu jadi pusat pesona pemandangan di Jepang. Namun sayangnya, untuk wisatawan yang hendak menjajal naik Gunung Fuji Jepang harus merogoh kocek lebih dalam.
Pemerintah Prefektur Yamanashi akan menaikkan biaya naik gunung yang disakralkan itu dua kali lipat, menjadi 4.000 yen, sekitar Rp414 ribu, per orang. Kebijakan itu akan berlaku mulai musim panas 2025. Langkah tersebut diambil untuk mengatasi masalah kepadatan pendaki, menurut sumber yang dekat dengan masalah ini pada Kamis, 19 Desember 2024, dikutip dari Kyodo.
Pemerintah prefektur ikut berencana untuk mempercepat waktu penutupan gerbang masuk di stasiun ke-5 jalur pendakian dua jam lebih awal menjadi pukul 14.00, untuk mengurangi bullet climbing, yakni pendakian sehari semalam atau mencoba mencapai puncak gunung tertinggi di Jepang tanpa istirahat.
Rencana muncul saat Prefektur Shizuoka, yang mengelola tiga jalur menuju puncak 3.776 meter, pun bersiap memberlakukan biaya pendakian 4.000 yen sambil membatasi akses jalur mulai pukul 14.00 mulai musim panas mendatang. Gunung Fuji, yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO pada 2013, menarik ratusan ribu pendaki tiap tahunnya selama musim pendakian resminya dari Juli hingga awal September.
Menutup Biaya Pemeliharaan yang Besar
Pendapatan dari biaya pendakian akan digunakan menutupi biaya staf dan langkah-langkah keselamatan. Prefektur Yamanashi berencana berhenti meminta sumbangan terpisah 1.000 yen dari pendaki yang digunakan untuk membantu pemeliharaan gunung, menurut sumber tersebut.
Mulai tahun 2025, pemerintah Yamanashi memberlakukan biaya 2.000 yen (sekitar Rp207 ribu) dan biaya sukarela untuk pendakian Yoshia serta membatasi 4.000 pendaki per hari tahun ini. Sebuah gerbang dipasang di stasiun ke-5 Jalur Yoshida, membatasi akses dari pukul 16.00 sampai 03.00 hari berikutnya, kecuali untuk pendaki dengan reservasi di penginapan gunung.
Kebijakan yang diambil ternyata berdampak ke jumlah pendaki Gunung Fuji Jepang, turunnya sampai 14 persen pada musim pendakian tahun ini. Tren penurunan itu tampak sejak awal Juli hingga awal September. Hal ini terjadi setelah pemerintah Jepang menerapkan kebijakan baru untuk menangani mengatasi masalah overtourism.
Melansir AFP, Jumat, 13 September 2024, penurunan jumlah pendaki terjadi meski jumlah wisatawan asing yang datang ke Jepang meningkat, mencapai hampir 18 juta tepatnya paruh pertama tahun 2024. Langkah-langkah pengetatan dirancang untuk menjaga kelestarian dan kualitas pengalaman pendakian di Gunung Fuji yang dikenal sebagai destinasi ziarah dan simbol budaya Jepang.