Desa Wisata di Chengdu China Bikin Salju Tipuan dari Kapas, Pengunjung Marah dan Kecewa

1 day ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Desa Salju Chengdu di provinsi Sichuan, China, yang terkenal dengan makanan pedas dan panda, berusaha menarik minat wisatawan selama liburan Tahun Baru Imlek. Mereka mempromosikan tempat wisata yang menampilkan salju tebal menyelimuti atap kabin kayu.

Namun, kenyataan di lapangan jauh dari harapan. Pengunjung yang berharap untuk berswafoto dengan latar belakang salju alami merasa kecewa dan marah setelah menyadari bahwa salju yang diiklankan sebenarnya adalah lembaran kapas besar.

Mengutip dari CNN, Kamis (20/2/2025), foto-foto yang diunggah ke media sosial menunjukkan gumpalan kapas berserakan di ladang berwarna cokelat kehijauan dan tersangkut di cabang-cabang semak kecil. Bahkan, atap salah satu bangunan diselimuti oleh sesuatu yang tampak seperti bahan alas tidur, dengan bekas staples yang terlihat jelas.

Menyusul insiden tersebut, Desa Salju mengeluarkan permintaan maaf di media sosial, menyalahkan cuaca hangat yang tidak biasa di wilayah tersebut atas kegagalan atraksi mereka. "Untuk menciptakan suasana 'bersalju', desa wisata tersebut membeli kapas untuk salju... tetapi tidak mencapai efek yang diharapkan, meninggalkan kesan yang sangat buruk pada wisatawan yang datang berkunjung," ungkap pernyataan resmi mereka.

Sebagai bentuk tanggung jawab, pengembalian uang akan diberikan kepada pengunjung yang tidak puas. Seorang anggota staf menjelaskan kepada Global Times, "Mengikuti preseden tahun-tahun sebelumnya, kami biasanya memiliki salju di musim dingin. Jadi kami menyiapkan tempat ini untuk pemotretan terlebih dahulu sambil menunggu salju turun. Namun, tahun ini, cuaca tidak mendukung, dan tidak turun salju."

Kontroversi dan Dampak Perubahan Iklim

Gambar-gambar desa salju kini telah dihapus dari saluran media sosial resmi mereka. Desa tersebut telah ditutup sementara, dan otoritas regulasi pasar sedang menyelidiki objek wisata tersebut atas dugaan iklan palsu, menurut pernyataan dari biro budaya dan pariwisata Chengdu.

Insiden ini pun menyoroti objek wisata salju di seluruh dunia, yang harus bergulat dengan meningkatnya suhu akibat perubahan iklim. Tahun lalu tercatat sebagai tahun terhangat di Tiongkok, dengan suhu rata-rata di Chengdu selama bulan Januari berkisar antara 3 hingga 10 derajat Celsius.

Fenomena ini bukan pertama kalinya terjadi di Tiongkok. Pada 2024, Air Terjun Yuntai di China menarik lebih banyak perhatian dari biasanya setelah sebuah video mengungkapkan bahwa air terjun megah tersebut mungkin disuplai secara buatan melalui pipa air. Air terjun yang berlokasi di Taman Gunung Yuntai itu adalah sebuah tempat wisata utama di Provinsi Henan di utara China.

Air Terjun Yuntai yang Bikin Heboh

Taman ini memiliki peringkat 'AAAAA', yaitu peringkat tertinggi yang diberikan kepada objek wisata oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China. Namun sumber airnya, yang digambarkan oleh situs taman nasional sebagai "seperti Bima Sakti yang terjun ke bawah," telah mendapat sorotan.

Sebuah video yang diunggah di media sosial Cina pada pekan ini menunjukkan pipa yang mengalirkan air ke air terjun setinggi 314 meter tersebut mungkin tidak alami seperti yang selama ini diyakini oleh para pengunjung. Air Terjun Yuntai terkenal sebagai yang tertinggi di Asia, seperti yang dikutip dalam The Independent.

Warganet Cina pun langsung berkomentar pada video yang dibagikan lewat Weibo tersebut. Mereka menghujat pihak pengelola karena dianggap berbohong terhadap para pengunjung yang kesulitan untuk sampai ke sana.

"Yang paling penting adalah pipa air dipasang dengan sangat kasar, yang lain setidaknya menyamarkannya dengan cara yang lebih baik," kata seorang pengguna di Weibo.

"Langkah tersebut tidak menghormati hukum alam maupun pengunjung," balas warganet lainnya.

Pihak Manajemen Berkelit

Manajemen Yuntai Mountain Park menanggapi video tersebut dan menjelaskan bagaimana perubahan pada musim kemarau mengharuskan adanya bantuan untuk meningkatkan jumlah aliran air terjun. "Air terjun tidak dapat menjamin bahwa air tersebut akan terlihat paling indah oleh masyarakat karena perubahan musim," sebut mereka, sambil menambahkan bahwa air terjun tersebut mengalami sedikit perubahan volume di musim kemarau.

Pengelola taman nasional ikut mengucapkan terima kasih atas perhatian tersebut dan berjanji bahwa Air Terjun Yuntai akan menyambut para tamu musim panas ini dalam "bentuknya yang paling sempurna dan paling alami." Meskipun video tersebut mengejutkan banyak orang di China dan sudah mendatangkan komentar buruk, beberapa orang memuji tanggapan pengelola taman nasional yang dianggap solutif dalam mengatasi permasalahannya itu.

"Lagi pula, sumber air terjun bukanlah apa yang dilihat orang, menurut saya itu tidak dianggap sebagai kebohongan kepada publik," ungkap salah satu pengguna Weibo membela pihak taman nasional.

"Kamu di sana untuk melihat burung merak memamerkan ekornya, bukan fokus pada bokong merak," balas yang lain, mengibaratkannya dengan burung merak.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |