Beda Tantangan Boyong Pertunjukan Seni Internasional vs Lokal untuk Penonton Indonesia

5 days ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Judul demi judul pertunjukan seni, baik dari kelompok internasional maupun lokal, wara-wiri secara lebih intens setelah pandemi COVID-19. Ciputra Artpreneur, sebagai salah satu lokasi penyelenggara pertunjukan seni internasional dan lokal, pun mencatat sejumlah tantangan berbeda terkait keduanya.

Presiden Direktur Ciputra Artpreneur, Rina Ciputra Sastrawinata, mengatakan bahwa kurs mata uang jadi salah satu tantangan dalam mempersembahkan show kelompok internasional. "Harga tiket dari mereka biasanya akan sama dengan yang dijual di negara-negara lain, padahal secara pendapatan, negara-negara itu bisa saja lima kali lebih tinggi dari Indonesia," katanya saat jumpa pers perayaan ulang tahun ke-10 Ciputra Artpreneur di Jakarta Selatan, Rabu, 19 Maret 2025.

Mendapati itu, pihaknya berupaya menutupinya melalui investasi hasil kerja sama dengan mitra-mitra strategis, sehingga mereka bisa tetap menjual tiket berharga cocok untuk penonton lokal. "Sementara itu dari kelompok pementas lokal, produser Indonesia biasanya punya kecemasan bila hari pertunjukannya panjang," ungkap Rina.

"Mereka khawatir nantinya (biaya produksi) akan sangat mahal atau tidak cukup penonton. Di sisi lain, para pemain umumnya tidak bekerja penuh waktu sebagai aktor. Karena cuma sekali-kali, mereka akan menetapkan bayaran cukup mahal, yang kemudian akan memengaruhi biaya produksi," bebernya.

Tekanan-tekanan pengeluaran pertunjukan seni lokal biasanya akan diakali dengan menggandeng sponsor. "Tapi, skenarionya tidak bisa selalu begitu (mengandalkan sponsor)," menurut Rina. "Maka itu, perlu perencanaan finansial yang matang, supaya bisa secara mandiri menutupi biaya produksi."

Promosi 1

Seni dengan Nilai Ekonomi Baik

Mengamini itu, Direktur Ciputra Artpreneur, Nararya Ciputra Sastrawinata, mengatakan bahwa sudah waktunya ekosistem seni Indonesia tidak semata jadi destinasi pertunjukan kelompok internasional. Demi "mengekspor" seni pertunjukan, peningkatan kualitas jelas tidak bisa ditawar.

"Kami akan bantu untuk mengatur keuangan secara berkelanjutan. Salah satunya dengan menghubungan para seniman dengan mitra-mitra kami," ujar dia.

Menurut Nararya, menambah slot pertunjukan bisa jadi salah satu cara mengakali biaya produksi. "Dengan waktu latihan yang panjang, yang bisa saja memakan waktu berbulan-bulan, tapi show-nya cuma satu atau dua kali, tidak mungkin biaya produksinya bisa tertutup secara mandiri (tanpa sponsor)," kata dia.

Penambahan slot pertunjukan, kata dia, berarti meningkatkan potensi pendapatan dari penjualan tiket, yang seharusnya bisa menutup biaya produksi. Rina menyambung, "Kami memang belum sampai tahap membuka kelas untuk seniman tentang ini (pengelolaan keuangan), tapi ke depan, kami tidak menutup kemungkinan melakukannya," sebut dia.

Rangkaian Perayaan Ulang Tahun

Mendukung ekosistem seni di dalam negeri, Nararya mengatakan bahwa setelah 10 tahun eksis, Ciputra Artpreneur akan tetap mempertahankan kelengkapan fasilitas mereka, yang kini terdiri dari tempat pertunjukan, galeri, dan museum. "Lokasi yang menyatu dengan hotel dan mal juga memungkinkan exposure-nya naik," kata dia.

"Sekali datang, pengunjung bisa melakukan banyak agenda. Jadi keberadaan mal, hotel, dan pusat kesenian ini bisa saling compliment," ia menambahkan.

Berdiri pada 16 Agustus 2014, Ciputra Artpreneur merupakan perwujudan mimpi besar mendiang Ciputra untuk menciptakan destinasi wisata seni budaya untuk menyaksikan berbagai karya berkualitas internasional di Jakarta, tanpa harus bepergian ke luar negeri.

Istilah "artpreneur" dikenalkan Ciputra pada 2005 sebagai penggabungan kata "seni" dan "wirausaha." Itu merupakan prinsip yang merujuk pada penciptaan karya seni yang tidak hanya memiliki nilai estetis, tapi juga nilai ekonomi yang baik.

Rangkaian perayaan ulang tahun ke-10 pusat kesenian ini sudah dimulai tahun lalu lewat beberapa program, seperti konser orkestra film concert ONE PIECE Music Symphony 25th Anniversary World Tour pada Agustus 2024 di Ciputra Artpreneur Theater dan pendirian ruang kreativitas anak "GALERI IMAJI" pada Juli 2024.

Fleksibilitas Galeri

Ruang yang diperuntukkan bagi anak dan keluarga itu mengangkat karya salah satu maestro Lukis modern Indonesia, Hendra Gunawan, berjudul "Menangkap Kupu-Kupu," yang lukisan aslinya ada di Ciputra Artpreneur Museum. Secara lengkap, museum tersebut mempersembahkan pameran 100 Tahun Hendra Gunawan: Prisoner of Hope (2018).

Rina berharap, "Semoga 10 tahun ini jadi pemicu untuk mencapai hasil lebih baik di masa mendatang yang tentunya tidak lepas dari kerja keras, kreativitas, dan kerja sama yang dari banyak pihak. Ini sesuai dengan semangat Artpreneurship yang selalu digaungkan ayah saya, Bapak Ciputra."

"Saya juga tetap berkomitmen pada amanat yang diberikan ayah saya untuk menjadikan Ciputra Artpreneur sebagai destinasi wisata seni, baik seni pertunjukan di teater ataupun pameran kesenian di galeri," ungkapnya.

Nararya menyebut, ke depan, mereka akan mengembangkan beberapa aspek, termasuk fleksibilitas galeri fleksibilitas yang  bisa dipakai sebagai lokasi ekshibisi, fashion show, bahkan konferensi. "Kami juga sedang memperlajari demand lokasi pertunjukan yang lebih kecil," sebut dia.

Rina membocorkan bahwa akan ada dua pertunjukan besar tahun ini di Ciputra Artpreneur. "Belum bisa saya sebut sekarang, jadi nantikan saja," tandasnya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |