Bahan Pangan Lokal untuk Mendukung Program Makan Bergizi Gratis, Jadi Daya Ungkit Produktivitas Sektor Pertanian

4 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah terselenggara sejak 6 Januari 2025 pada 190 lokasi yang tersebar di 26 provinsi. Pelaksanaan MBG mengundang sorotan publik, mulai dari alokasi anggaran sampai menu makanan yang disediakan.

Program ini juga memberi kesempatan pemerintah untuk memanfaatkan pangan lokal secara maksimal, mengingat Indonesia memiliki Sumber Daya Alam (SDA) melimpah. Hampir setiap daerah bahkan memiliki bahan pangan lokal khas, sehingga tak ada alasan untuk ketidaksediaan bahan pangan lokal.

Koordinator Pusat Inovasi dan Hilirisasi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto, Santi Dwi Astuti, mengatakan, Program MBG akan menjadi efektif dan efisien bila bahan baku pangannya diperoleh dari komoditas lokal yang ada di atau sekitar lokasi masyarakat berada.

"Mengandalkan pangan lokal sebagai bahan baku pangan bergizi akan mengungkit peningkatan produktivitas sektor pertanian di sisi hulu hingga hilir dalam arti luas (pertanian, peternakan, perikanan)," katanya dalam wawancara tertulis dengan Tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 31 Januari 2025.

Mengandalkan pangan lokal sebagai bahan baku pangan bergizi akan mengungkit peningkatan produktivitas sektor pertanian di sisi hulu hingga hilir dalam arti luas yaitu pertanian, peternakan, hingga perikanan. Peningkatan produktivitas akan mendorong peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat yang berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan Masyarakat, khususnya di wilayah sentra komoditas. 

Ketersediaan pangan lokal di daerah tak perlu dipertanyakan lagi, Santi menyontohkan daerah di Jawa Tengah merupakan salah satu sentra komoditas umbi-umbian. "Di kabupaten Banjarnegara ada singkong, lalu di Wonosobo ada kentang, di Pemalang dan Tegal ada Ganyong, di Banyumas ada Talas, di Purbalingga ada Jagung, dan di cilacap ada beras," terangnya. 

Sumber Pangan Lokal di Indonesia Melimpah

Wilayah selain cilacap, dapat mengandalkan pangan sumber karbohidrat dari umbi-umbian tersebut, sehingga tidak hanya mengkonsumsi beras sebagai sumber karbohidrat. Selanjutnya, untuk memenuhi pangan sumber protein dan lemak, di cilacap dihasilkan aneka jenis ikan laut, sementara di banyumas, ada sentra tahu dan tempe. Maka, bisa dianndalkan pemenuhan kebutuhan protein dari bahan-bahan tersebut.

Untuk sayur dan buah pun, tidak perlu mengandalkan buah impor. Di kabupaten Purbalingga merupakan sentra buah duku dan stroberi. Wilayah jateng bagian Tengah khususnya temanggung dan wonosobo menghasilkan berbagai jenis sayur dan buah local. Di Kebumen merupakan sentra jambu kristal dan di Banjarnegara merupakan sentra salak dan pepaya.

"Dan dalam penerapannya, tidak cukup bahwa wilayah tersebut merupakan sentra komoditas sehingga pasti bisa mengandalkan pangan local untuk program pangan bergizi," sebutnya lagi.

Indikator optimalisasi pemanfaatan pangan lokal untuk program pangan bergizi dapat diketahui dengan adanya pengurangan atau bahkan setop impor. Selain itu akan muncul peningkatan area dan luasan lahan produktif dan non produktif untuk pertanian, perikanan, dan peternakan, serta peningkatan produktivitas komoditas pertanian dalam arti luas

"Penggunaan pangan lokal dapat menghemat anggaran, karena tidak memerlukan rantai distribusi yang Panjang untuk penyediaan bahan baku pangan, menekan harga bahan baku pangan," tandas Santi.

Pangan Lokal dari Sisi Nutrisi

Nutrisi yang dibutuhkan tubuh meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Karbohidrat dapat diperoleh dari beras, jagung dan serealia lainnya; kemudian singkong, sagu, talas, ubi jalar, dan umbi-umbian lainnya.

Protein dapat diperoleh dari kedelai dan olahan kedelai seperti tahu dan tempe, aneka jamur pangan, ikan air tawar dan air laut, daging dan produk turunannya (telur dan susu). Lemak didapatkan dari daging, ikan, minyak kelapa, minyak sawit, dan lainnya. Vitamin dan mineral didapatkan dari berbagai jenis sayur-sayuran dan buah-buahan.

Namun bahan pangan lokal tentu harus sesuai dengan standar gizi yang diterapkan bagi program MBG. "Penentuan makan bergizi gratis, yang pertama standar gizi agar bisa memenuhi kecukupan gizi AKG, dalam pemenuhannya di setiap daerah menyesuaikan," kata Ketua Prodi Gizi, Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan, Universitas Sahid, Khoirul Anwar saat dihubungi Tim Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 30 Januari 2025.

Menurutnya, di sebagian tempat pangan lokal secara akses mudah didapatkan, misalnya telur ayam, sumber protein lain seperti daging ayam, kacang-kacangan melalui tempe dan tahu juga harus diperkenalkan. Sementara penggunaan beras sebagai sumber karbohidrat, sebetulnya dapat dimunculkan alternatif lain dari pangan lokal.

"Setiap daerah ada beras, tapi bukan reasoning tidak dipakai (bahan pangan lokal sagu, singkong)," katanya.  

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |