76 Orang Tewas dalam Kebakaran Resor Ski di Turki, 4 Orang Ditahan

4 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah resor ski di Pegunungan Bolu, Turki, Grand Kartal Hotel mengalami kebakaran pada Selasa, 21 Januari 2025 waktu setempat. Sebanyak 76 orang dikabarkan tewas akibat kebakaran, sementara lebih dari 50 orang mengalami luka-luka.

Melansir People Selasa, sejauh ini sudah ada empat orang ditahan pihak berwajib karena dianggap bertanggung jawab terhadap tragedi mengenaskan tersebut, termasuk pemilik hotel. Informasi itu diumumkan oleh Menteri Hukum Turki Yilmaz Turic melalui akun X resmi miliknya.

Kebakaran terjadi saat Hotel Grand Kartal sedang penuh tamu. Saat ini merupakan musim libur semester di Turki sehingga lokasi-lokasi wisata dipadati pengunjung. Saat kejadian hotel yang terdiri dari 12 lantai itu diisi sekitar 238 tamu.

Kebakaran terjadi pada pukul 03.30 waktu setempat dan pemadam kebakaran tiba pada pukul 04.15. "Kami sangat berduka. Kami kehilangan 76 nyawa dalam kebakaran yang terjadi di hotel ini," kata Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya, seperti dikutip dari Associated Press.

Sedikitnya satu dari 51 korban luka dalam kondisi kritis, sementara 17 orang lainnya telah dipulangkan dari rumah sakit.Pemerintah telah menunjuk enam jaksa penuntut untuk memimpin penyelidikan atas kebakaran tersebut, yang diyakini bermula di bagian restoran hotel.

Gubernur Bolu Abdulaziz Aydin mengatakan, setidaknya dua orang tewas setelah melompat dari gedung karena panik. Sejumlah tamu lainnya berusaha turun menggunakan seprai dan selimut sebagai pengganti tali.Necmi Kepcetutan, seorang instruktur ski di hotel tersebut, mengatakan dia sempat membantu sekitar 20 tamu keluar dari hotel.

Hotel diselimuti asap, sehingga menyulitkan para tamu untuk menemukan tangga darurat, katanya.“Saya tidak bisa menghubungi beberapa siswa. Saya harap mereka baik-baik saja,” kata instruktur ski tersebut.

Presiden Turki Umumkan Hari Berkabung Nasional

Seorang tamu lainnya, Atakan Yelkovan, mengatakan sistem deteksi dini kebakaran pada hotel tsepertinya tidak beroperasi."Istri saya mencium bau terbakar tapi alarm tidak berbunyi," kata Yelkovan. Ia menambahkan petugas pemadam kebakaran juga baru tiba sekitar sejam setelah kebakaran.

"Orang-orang di lantai atas berteriak. Mereka menggantung seprai. Beberapa orang mencoba melompat," katanya. Stasiun televisi NTV mengungkap, pelapis kayu di bagian luar hotel kemungkinan besar mempercepat penyebaran api.

Selain itu sebagian bangunan dari hotel yang memiliki 161 kamar itu berada di sisi tebing, sehingga menghambat upaya pemadaman api.Hal itu karena sisi belakang berada di lereng, sehingga pemadaman hanya bisa dilakukan dari depan dan samping.

Akibat peristiwa tersebut, Presiden Turki Recep Tayip Erdogan mempercepat agendanya yaitu kongres partai AKP di Ankara. Dia kemudian mengumumkan hari berkabung nasional pada Rabu (22/1/2025) dan berjanji akan meminta pertanggungjawaban secara akuntabel atas tragedi tersebut.

Berbeda dengan di Turki, satu demi satu usaha resor ski di Eropa berguguran karena krisis iklim. Kali ini, giliran resor ski Alpe du Grande Serre di wilayah Isere, Prancis tenggara, yang dikenal sebagai salah satu resor ski alpine besar di Prancis yang mengumumkan akan menutup tempat itu secara permanen.

Resor Ski di Eropa Berguguran

Keputusan diambil setelah dewan lokal mengadakan pemungutan suara untuk menghentikan pendanaan bagi rencana mengakhiri ketergantungan pada olahraga musim dingin, kata presiden dewan tersebut kepada stasiun radio France Bleu. Pada Sabtu, 5 Oktober 2024, 47 anggota dewan Matheysine, yang mencakup resor ski, memilih untuk menghentikan kontrak dengan operator lift ski SATA Group.

Mengutip CNN, Kamis, 10 Oktober 2024, hanya 12 anggota yang memilih untuk tetap menjalankan operasi. Presiden Dewan Coraline Saurat mengatakan bahwa sekitar 2,8 juta euro (sekitar Rp48,2 miliar) telah diinvestasikan untuk mengubah kawasan tersebut menjadi resor sepanjang tahun sejak 2017.

Dia mengatakan bahwa dengan salju musim dingin yang semakin tidak dapat diandalkan, menyelesaikan tahun-tahun terakhir proyek ini berisiko terlalu besar.  "Dampak dari berkomitmen untuk dua tahun lagi sangat besar dan tidak ada prospek di masa depan," katanya, berbicara kepada France Bleu.

"Negara tidak memberi kami dukungan konkret untuk masa depan resor atau untuk operasi transisi," kata Saurat, yang pada Januari tahun ini telah memperingatkan di France Bleu bahwa resor tersebut menghadapi kekurangan anggaran senilai 7 juta euro (sekitar Rp120,4 miliar) untuk proyek tersebut.

Krisis Iklim di Resor Ski

Resor Alpe du Grande Serre berlokasi dekat dataran tinggi Alpe d'Huez. Itu adalah salah satu dari beberapa destinasi ski di dataran rendah di Eropa yang harus menghadapi kesulitan selama beberapa tahun terakhir karena krisis iklim, yang dipicu ulah manusia yang membakar bahan bakar fosil, menyebabkan musim dingin menjadi lebih hangat dan pendek.

Menghadapi hujan salju yang terus berkurang, kota ini memperjuangkan sebuah rencana, Alpe de Grande Serre 2050, yang bertujuan untuk mengganti lift ski dan meningkatkan stasiun untuk olahraga musim panas dan musim dingin.

"Penutupan stasiun tersebut akan menjadi bencana besar bagi wilayah tersebut," Marie-Noëlle Battistel, anggota parlemen wilayah Isère, mengatakan di stasiun televisi lokal Télégrenoble Jumat lalu, sehari sebelum pemungutan suara.

"Ada hampir 200 pekerjaan yang bergantung pada [itu]. Menutup stasiun penting ini mengirimkan sinyal bencana dalam skala nasional." Penutupan resor ski tersebut juga menjadi pertanda suram bagi banyak stasiun ski alpine ukuran menengah lainnya. Tak sedikit mereka yang kesulitan menjalankan operasional di saat curah salju terus menurun signifikan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |