Liputan6.com, Jakarta - Masjid Sunan Giri di Gresik adalah salah satu situs religi yang menyimpan banyak sejarah dan keunikan. Dibangun oleh Sunan Giri, seorang Wali Songo, masjid ini menjadi saksi bisu penyebaran Islam di tanah Jawa.
Mengulik sejarah masjid ini akan membawa Anda para masa perkembangan penyebaran agama Islam di Nusantara. Masjid Sunan Giri bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga menjadi tujuan wisata religi bagi banyak orang.
Setidaknya saat Anda mengunjungi Gresik, masjid ini harus jadi salah satu persinggahan. Masih banyak hal mengenai Masjid Sunan Giri, berikut enam fakta menariknya yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Didirikan oleh Sunan Giri
Mengutip dari laman Dunia Masjid, Senin, 10 Maret 2025, masjid ini didirikan oleh Sunan Giri (Raden Ainul Yaqin) sekitar tahun 1544. Meskipun bangunan yang ada sekarang merupakan hasil renovasi, arsitekturnya masih mencerminkan gaya masjid kuno.
Tak heran kalau nama masjid diambil dari pendirinya dan lokasinya yang berada di daerah perbukitan, atau dalam bahasa Jawa disebut giri. Berlokasi di Gresik dekat dari Surabaya, wilayah ini adalah salah satu pusat perekonomian di Jawa Timur.
Lokasi masjid ini sangat unik. Terletak di ketinggian, pengunjung perlu mendaki sekitar satu kilometer untuk mencapainya. Bagi yang tidak ingin berjalan kaki, tersedia andong (delman) dan ojek motor dengan tarif yang terjangkau. Hal ini membuat akses ke masjid lebih mudah bagi semua orang.
2. Kompleks Pemakaman yang Menarik
Di sekitar kompleks masjid, terdapat sekitar 300 makam, termasuk makam utama Sunan Giri. Nisan-nisan yang ada terbuat dari batu hitam, mirip dengan yang digunakan pada candi atau arca di masa Hindu-Buddha. Ini menunjukkan betapa dalamnya akar sejarah dan budaya yang terjalin di tempat ini.
Renovasi bersejarah juga menjadi bagian penting dari cerita Masjid Sunan Giri. Masjid asli yang dibangun dari kayu telah mengalami beberapa kali renovasi, dengan yang pertama dilakukan pada 1857 dan yang terakhir tercatat pada 1982. Meskipun telah direnovasi, bentuk arsitektur masjid tetap mempertahankan ciri khas masjid kuno. Pada tahun 2024, masjid dan makam Sunan Giri bahkan akan resmi bersertifikat.
3. Akulturasi Budaya dalam Arsitektur
Masjid Sunan Giri juga menunjukkan nilai akulturasi budaya yang menarik. Arsitekturnya merupakan perpaduan antara elemen pra-Islam dan bangunan masjid kuno. Terdapat empat pilar utama (soko guru) dan atap tumpang tiga berbentuk buah nanas, yang merupakan ciri khas bangunan Hindu. Ini mencerminkan bagaimana Islam dan budaya lokal saling berinteraksi pada masa penyebaran agama di Jawa Timur.
4. Keberadaan Pemakaman yang Bersejarah
Memasuki lokasi masjid, pengunjung akan disambut oleh sekitar enam blok pemakaman yang terletak di kiri dan kanan pintu gerbang, serta di sisi tangga menuju masjid. Makam utama Sunan Giri terletak di sebelah kiri masjid.
Jika dihitung, ada sekitar 300 makam di sekitar kompleks Sunan Giri. Bentuk nisannya nyaris sama dan tanpa nama, terbuat dari watu hitam yang banyak digunakan pada masa kejayaan Hindu dan Budha.
5. Dulunya Ada Pesantren
Meskipun masjid ini merupakan peninggalan sejarah, sebagai rumah ibadah, masjid ini tetap ramai dikunjungi jamaah untuk shalat rawatib maupun shalat Jumat. Pada bulan-bulan besar, seperti bulan Muharam, Dzulhijjah, dan Rabi’ul Awal, masjid ini ramai dikunjungi peziarah dari luar Jawa, seperti Sumatra dan Kalimantan.
Pesantren yang pernah dibangun oleh Sunan Giri kini sudah tidak ada lagi. Namun, kegiatan pengajian tetap diselenggarakan dalam wadah majelis taklim, seperti pengajian untuk kaum ibu/bapak, anak-anak, dan remaja.
6. Bangunan Aslinya dari Kayu
Masjid Sunan Giri yang kita lihat hari ini memang bukan masjid asli yang dibangun oleh Sunan Giri. Masjid yang dibangun aslinya terbuat dari kayu.
Sementara bangunan masjid yang dilihat hari ini sudah terbuat dan tembok beton permanen. Namun, bentuk arsitekturnya mendekati bentuk masjid lama atau aslinya yang didirikan oleh Sunan Giri pada 1544 masehi.
Lantaran perkembangan zaman dan kondisi masjid yang semakin lapuk maka pada 1857, saat masjid ini berusia sekitar 313 tahun, dilakukan renovasi atau perbaikan yang pertama. Untuk selanjutnya tidak tercatat sudah berapa kali dilakukan renovasi. Yang paling akhir adalah renovasi yang dilakukan pada 1982. Peresmiannya dilakukan oleh bupati KDH Tingkat II Gresik pada tanggal 17 Desember 1982.
Sebagai peninggalan sejarah, Masjid Sunan Giri oleh pemerintah Hindia Belanda didaftarkan dalam “monumenten ordonantie” dengan nomor staat blaad 238 pada 1931. Kini masjid tersebut berada di bawah pengawasan Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala.