6 Fakta Menarik Masjid Agung Tasikmalaya yang Jadi Ikon Kota Santri

18 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Agung Tasikmalaya adalah masjid bersejarah yang mendampingi proses perkembangan daerah Tasikmalaya. Masjid ini juga ikon bagi kota yang memiliki julukan Kota Santri ini. Disebut kota santri karena Tasikmalaya merupakan pusat pendidikan Islam yang sangat kental.

Masjid ini dibangun oleh Bupati Sumedang, Raden Tumenggung Aria Surya Atmadja dan kemudian diserahkan kepada Patih Tasikmalaya, Patih Demang Sukma Amijaya. Tak heran, masjid tersebut sudah berusia hampir 150 tahun.

Mengutip dari laman Dunia Masjid, Rabu, 5 Maret 2025, Masjid Agung Tasikmalaya merupakan salah satu masjid tertua dan populer di Indonesia. Masjid ini dibangun tepatnya pada tahun 1886 di atas lahan seluas 7.215 meter persegi. Dalam dua tahun atau tahun 1888, pembangunan masjid sudah selesai dan secara resmi mulai digunakan untuk ibadah rutin dan aktivitas lainnya.

Masih banyak hal mengenai Masjid Agung Tasikmalaya selain lokasi maupun siapa yang membangunnya. Berikut enam fakta menarik Masjid Agung Tasikmalaya yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Arsitektur Bergaya Neoklasik

Masjid ini dibangun dengan arsitektur yang unik yakni bergaya neoklasik dengan perpaduan Sunda, Jawa, dan Eropa. Selain itu, bagian atap Masjid Agung Tasikmalaya, Jawa Barat ini juga berbeda dengan masjid lainnya.

Masjid ini memiliki aksen warna kuning emas. Selain itu empat menara yang mirip dengan menara Masjidil Haram yang sarat akan cerita filosofi tersendiri.

Promosi 1

2. Filosofi Tiang Bangunan

Di samping nilai estetika, detail arsitektur Masjid Agung Tasikmalaya juga menekankan pada makna filosofis Islam. Lima buah atap mencerminkan kewajiban shalat lima waktu dan lima perkara pada rukun Islam.

Sementara empat menara bermakna empat ilmu, yakni ilmu bahasa Arab, syariat, sejarah, dan al- hikmah atau filsafat. Tiga bagian menara masjid juga mencerminkan tingkat kesempurnaan seorang muslim, yakni iman, Islam, dan ihsan. Menara berketinggian 33 meter tersebut menyimbolkan jumlah zikir kepada Sang Pencipta dalam bentuk tasbih, tahmid, dan takbir.

3. Bedug-nya Pernah Dapat Rekor MURI

Masjid pun memiliki fungsi sosial untuk masyarakat sekitar. Oleh karenanya, rumah ibadah ini dilengkapi taman yang rindang dan asri sehingga menjadikan masjid lebih teduh. Di salah satu bagian taman terdapat pendopo tempat meletakkan sebuah beduk. Beduk tersebut sempat meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai beduk terbesar di Indonesia. 

4. Renovasi dan Pemugaran

saat ini Masjid Agung Tasikmalaya telah menjelma menjadi landmark Kota Tasikmalaya. Letak yang sangat strategis di pinggir jalan protokol pusat kota, aksen warna kuning emas pada atap, dan empat menara yang mirip dengan menara Masjidil Haram membuat masjid ini menjadi pusat perhatian di sana.

Sampai sekarang Masjid Agung Tasikmalaya tercatat sudah  mengalami lima kali renovasi, yakni tahun 1923, 1973, 1982, dan 2000. Adapun pada 1977 renovasi dilaksanakan akibat gempa bumi hebat yang menyebabkan bangunan masjid retak. Kondisi masjid tidak mungkin diperbaiki dengan renovasi tambal sulam. Akhirnya, masjid diruntuhkan dan dibangun total.

5. Lokasi Masjid

Masjid Agung Tasikmalaya ini berlokasi di persimpangan Jl. K.H. Z Mustofa, Jl. Dr. Soekarjo, Jl. Yudanegara, dan Jl. Otto Iskandar Dinata. Alamat tepatnya yaitu di Jalan Mesjid Agung Nomor 01, Yudanagara, Kecamatan Tawang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Jarak antara Masjid Agung Tasikmalaya ke Stasiun Tasikmalaya sekitar 1 km. Adapun  dari Terminal Pancasila, masjid ini berjarak sekitar 1,5 km.

6. Mampu Menampung 8 Ribu Jemaah

Menurut darta yang dihimpun dari 100 Masjid Terindah, masjid yang mampu menampung 8.000 orang jemaah ini berdiri di atas tanah 7.215 meter persegi dan bangunan 2.456 meter persegi ini pun bukan sekadar tempat ibadah. Arsiteknya adalah Ir. Slamet Wirasonjaya, MLA.

Masjid Agung Tasikmalaya juga memiliki fungsi sosial untuk masyarakat sekitar. Karena itu, rumah ibadah ini dilengkapi taman yang rindang dan asri sehingga menjadikan masjid lebih teduh. Masjid ini sangat terawat dan saat ini pengelolaan masjid Agung Tasikmalaya dipegang langsung oleh Raden Haji Abu Bakar yang masih merupakan keturunan dari pemerintahan Sumedang.

Sebagai fungsi sosial masjid ini punya yang membanggakan yakni pada 2006 Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) meraih penghargaan juara umum se-Jawa Barat. Panitia masjid dinilai berhasil memberdayakan umatnya lewat  berbagai kegiatan sosial dan ekonomi, salah satunya yaitu dengan mendirikan koperasi.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |