Tren Manicure Princess, Kuku Cantik Minimalis ala Putri Diana dan Kate Middleton Kembali Populer

10 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah tren manicure maksimalis, penggemar desain kuku sederhana dan minimalis sudah lama tidak punya tren tersendiri. Tapi Princess nails atau manicure princess kembali menjadi gaya baru para minimalis dan penggemar kilau kuku cantik.

Mengutip Vogue, Kamis, 19 Juni 2025, selama seminggu terakhir, penelusuran untuk princess nails meningkat hingga 300 persen, yang menunjukkan minat yang semakin besar pada tren kuku elegan. Lihat TikTok dan Anda akan menemukan banyak kreator yang memamerkan kuku merah muda pucat mereka yang lembut.

Sementara itu, selebritas seperti Gemma Chan sudah mulai ikut mempopulerkan gaya ini. Jadi, apa sebenarnya yang menginspirasi tren kuku merah muda pucat ini?

Princess Nails sebenarnya mirip dengan manikur Prancis yang memakai warna cat kuku nude seperti mendiang Putri Diana yang legendaris di tahun 90-an, manikur nude lembut milik Kate Middleton dan manikur Montecito yang elegan milik Meghan Markle. Ada juga manikur merah muda khas mendiang Ratu Elizabeth II yang cantik, dibuat menggunakan warna Essie’s Ballet Slippers. 

Kuku Minimalis Tetap Bisa Terlihat Glamor

Jika Anda tidak suka manikur tanpa elemen 3D, satu kristal atau pita yang hampir tidak terlihat akan cocok untuk Anda. "Dengan gaya glamor yang lembut, Princess Nails dibuat dari warna merah muda yang tipis, kilauan, dan krom yang halus,” ungkap ahli manikur selebritas Michelle Class.

“Kukunya cantik dan selalu terlihat halus, seperti dongeng modern dengan manikur," sambungnya.

Mengapa Princess nails menjadi tren? Class mencatat bahwa ini mungkin alasan mengapa gaya ini diadopsi secara luas oleh gerakan girls clean minimalist.

"Ditambah lagi, gaya ini cocok untuk apa saja," kata Class. Saat tampil formal dengan setelan kerja, bergaya kasual lewat denim vintage, maupun ketika sedang jadi pengantin, pilihannya cenderung tidak terbatas. 

Princess nails juga memancarkan kesan mewah dibanding terlalu sederhana atau membosankan. Beberapa orang mengatakan bahwa kembalinya panjang kuku yang lebih pendek dan warna yang sederhana bisa jadi merupakan cerminan dari gejolak ekonomi saat ini. 

Bentuk Princess Nails Bisa Oval atau Persegi

Class setuju dengan kemungkinan ini, berbagi bahwa, "Ketika masa terasa tidak pasti, orang cenderung condong ke kemewahan yang tenang dan kegembiraan kecil." "Princess nails menjadi kemewahan yang terjangkau, tetap cantik, ekspresif, tetapi tidak mencolok. Kekuatan dalam bentuk kuku."

Lalu bagaimana sebaiknya bentuk princess nails? menurut Class, bentuknya bisa seperti almond yang oval atau persegi yang meruncing lembut biasanya merupakan permintaan untuk kuku putri. Bentuk-bentuk ini terasa elegan tanpa agresif, dan menciptakan efek rapih, sambil tetap dipoles dan dikurasi.

Bicara soal manicure, ternyata kebiasaan mempercantik kuku ini bagi perempuan sudah berlangsung sejak zaman Mesir kuno. Mengutip kanal Hot Liputan6.com, 24 April 2025, wanita-wanita Mesir menggunakan campuran henna untuk mempercantik kuku mereka. Hal ini menunjukkan bahwa perawatan kuku sebenarnya telah menjadi bagian integral dari budaya kecantikan selama ribuan tahun.

Sudah Ada Sejak Zaman Mesir Kuno

Kata manicure berasal dari bahasa Latin "manus" yang berarti tangan, dan "cura" yang berarti perawatan. Jadi sejak awal, manikur bukan hanya soal mempercantik kuku, tapi mencakup perawatan menyeluruh tangan dan kuku—mulai dari massage, pembersihan, hingga penghiasan. 

Cleopatra dikenal menggunakan henna merah untuk mewarnai kukunya—warna merah menandakan status kerajaan. Sedangkan di kalangan rakyat biasa, warna kuku lebih natural atau gelap. 

Pada zaman Mesir Kuno, kuku juga dianggap mencerminkan kekuatan dan spiritualitas. Makin cerah warna kuku, makin tinggi pula kedudukannya Adapun bangsa Tiongkok pada tahun 3000 SM telah menggunakan campuran alami seperti lilin lebah, kelopak bunga, gelatin, putih telur, dan bahkan selai buah untuk membuat cat kuku.

Kombinasi bahan ini direndam bersama dan kemudian dioleskan pada kuku, memberikan warna yang lembut hingga mencolok tergantung bahan yang digunakan serta status sosial pemakainya. Di budaya China kuno, warna dan panjang kuku bukan cuma soal estetika, melainkan lambang status dan kekuasaan.

Foto Pilihan

Pengunjung melihat koleksi di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Selasa (20/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |