Liputan6.com, Jakarta - Pemborosan makanan telah menjadi isu global yang mendesak, dengan kerugian ekonomi dan dampak lingkungan yang signifikan. Di Uni Eropa, lebih dari 59 juta ton makanan terbuang setiap tahun, setara dengan 132 kilogram per orang.
Mengutip Euronews, Kamis (19/6/2025), jutaan orang menderita penyakit akibat makanan yang terkontaminasi. Untuk mengatasi masalah ini, tiga pengusaha muda Spanyol, Pilar Granado, Pablo Sosa Domínguez, dan Luis Chimeno, menghadirkan solusi inovatif berupa label pintar yang dapat terurai secara hayati.
Label ini dirancang untuk mendeteksi kesegaran makanan secara real-time, mengurangi pemborosan, dan mencegah keracunan makanan. Inovasi tersebut telah mengantarkan mereka menjadi salah satu dari 10 inovator terpilih dalam Young Inventors Prize 2025, menyoroti potensi besar dari teknologi ini dalam mengubah cara kita mengelola makanan.
Perusahaan mereka, Oscillum, mengembangkan biosensor cerdas yang tertanam dalam matriks polimer yang dapat terurai secara hayati. Sensor ini bereaksi terhadap senyawa bakteri yang muncul saat makanan mulai membusuk, memicu perubahan warna yang mudah dilihat.
Pakai Teknologi Biosensor
"Kami menempelkan biosensor pada makanan, dan dengan perubahan warna sederhana, biosensor menunjukkan apakah makanan tersebut aman untuk dimakan atau harus dibuang," jelas Granado.
Berbeda dengan tanggal kedaluwarsa tradisional atau indikator waktu-suhu yang sering tidak akurat, label Oscillum memberikan informasi yang tepat dan terkini mengenai keamanan pangan. Dengan mendeteksi aktivitas bakteri secara langsung, label ini membantu mengurangi pemborosan makanan yang tidak perlu dan menurunkan risiko keracunan makanan.
Inspirasi untuk inovasi ini muncul dari pengalaman kuliah mereka di Universidad Miguel Hernández de Elche. Chimeno mengenang saat Pablo menemukan sepotong daging di lemari es yang berbau aneh.
Meski disarankan untuk tidak memakannya, Pablo tetap melakukannya tanpa mengalami efek buruk. Momen ini memicu ide untuk menciptakan solusi yang memberikan informasi jelas dan mudah dipahami tentang kesegaran produk, membantu konsumen membuat keputusan yang lebih aman.
Membantu Pelanggan, Pengecer, dan Masyarakat Rentan
Label pintar Oscillum dapat diterapkan pada berbagai jenis makanan, termasuk produk segar, daging, ikan, dan makanan kemasan. Teknologi ini juga mampu menunjukkan tingkat kematangan buah dan sayuran, mencegah pembuangan produk yang masih layak konsumsi.
Bagi pengecer, inovasi ini menawarkan cara untuk mengoptimalkan manajemen stok dan mengurangi kerugian. Untuk konsumen inovasi ini akan membuat mereka merasa lebih yakin dengan makanan yang dibeli.
Sejak diluncurkan pada 2019, Oscillum telah berkembang melalui kemitraan, program akselerator, dan pendanaan dari pusat inovasi. Perusahaan ini kini berekspansi ke solusi pengemasan aktif yang berinteraksi dengan makanan untuk memperpanjang masa simpan.
Perlindungan hak kekayaan intelektual sejak dini sangat penting untuk mengamankan posisi mereka di sektor teknologi pangan yang kompetitif. Dengan label pintar Oscillum, para inovator ini menawarkan solusi praktis dan terukur untuk tantangan global pemborosan dan keamanan pangan, memberikan alat yang bermanfaat bagi konsumen dan planet ini.
Fungsi Label dalam Kemasan Makanan
Mengutip dari kanal Health Liputan6.com, label di kemasan makanan alias label pangan berisi keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan, ditempelkan, atau menjadi bagian dari kemasan pangan.
"Intinya label itu adalah sarana komunikasi antara produsen dengan konsumen. Produsen memberikan informasi kepada konsumen apa saja yang terkandung di dalam produknya agar konsumen tahu manfaat dari pangan tersebut," ujar Sutanti Siti Namtini dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dengan informasi yang tercantum dalam label, konsumen dapat memilih produk sesuai kebutuhannya. "Fungsi label kita bisa tinjau dari dua sisi. Dari segi produsen, label bisa jadi sarana komunikasi dengan konsumen. Produsen bisa menginformasikan kandungan produknya di dalam label.”
Fungsi kedua, label adalah sarana untuk menciptakan perdagangan yang adil, jujur, dan bertanggung jawab. Label merupakan wujud tanggung jawab dari produsen dalam memberi informasi yang sebenar-benarnya.
"Ketika produsen menampilkan informasi di dalam label, ia harus bertanggung jawab sesuai yang ditampilkan," katanya.