Liputan6.com, Jakarta - Satu pemuda dan delapan anak di bawah umur ditetapkan sebagai tersangka pembakaran Gedung Negara Grahadi Surabaya. Kebakaran dipicu pelemparan bom molotov yang terjadi pada Sabtu 30 Agustus lalu.
"Kami telah mengamankan sembilan pelaku dan telah ditetapkan sebagai tersangka, dengan rincian satu tersangka dewasa, dan delapan ini pelaku anak berhadapan dengan hukum (ABH)," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abrahan Abast, Jumat (5/9).
Wagub Jatim Emil Dardak mengungkap, lebih dari 50 pelaku kerusuhan dan pembakaran Gedung Negara Grahadi adalah anak di bawah umur. Mereka tidak punya motif politik, hanya ikut-ikutan dan diduga diperdaya pihak yang tidak bertanggung jawab.
Peran Tersangka
Satu-satunya tersangka dewasa itu berinisial AEP (20) asal Maluku, yang berdomisili di Sidoarjo. Dia berperan sebagai pembuat bom molotov sekaligus eksekutor.
"Dia dibantu buat molotov lima buah bersama empat tersangka di bawah umur. Dia juga eksekutor pelemparan ke Gedung Negara Grahadi," ucap Kombes Abast.
Rencanakan Pembuatan Bom Molotov
Sebelum membakar parkiran Grahadi, pada Jumat 29 Agustus 2025 sekitar pukul 19.00 WIB, AEP dan empat anak buahnya berkumpul di Lapangan Bumi Cabean Asri, Candi, Sidoarjo.
"Lalu mereka sepakat membuat bom molotov lima buah, untuk demo di Grahadi. Mereka beraksi besoknya, tanggal 30 Agustus 2025 sekitar pukul 21.00. Kelompok ini beraksi melempar molotov dan batu ke gedung," ujar Kombes Abast.
Dari tangan tersangka, polisi menyita barang bukti tiga buah bom molotov, pakaian yang digunakan selama kerusuhan, sebuah motor, dan tiga unit ponsel.
Malam Mencekam di Gedung Negara Grahadi Surabaya
Diketahui, Gedung Negara Grahadi Surabaya sisi barat dibakar massa demonstran, sekitar pukul 21.38 WIB. Area tersebut terdapat sejumlah ruangan salahnya satunya adalah Press Room atau ruang wartawan yang biasa meliput kegiatan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
"Kurang lebih satu jam setengah setelah Bu Khofifah menemui massa demonstran, mereka mulai melempar botol hingga bom molotov ke dalam Gedung Negara Grahadi Surabaya sisi barat," ujar salah satu saksi mata, Anwar warga Gubeng Surabaya, Sabtu (30/8).
Dia mengaku sengaja datang ke depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, untuk melihat suasana wisata demo di malam hari.
"Tapi ini sudah keterlaluan, demo ya demo tapi jangan sampai membakar dan menjarah printer di dalam gedung Negara Grahadi Surabaya," ucapnya.
Dari pantauan di lapangan, massa demonstran masih tetap berada di depan gedung Negara Grahadi Surabaya. Petugas keamanan tidak ada yang menghalau massa demonstran.
Dar der dor suara petasan masih bersautan hingga pukul 22.30 WIB. Jumlah mereka masih tetap banyak memadati Jalan Gubernur Suryo Surabaya.