Saham Pewaris Hermes Digugat Keluarga Kerajaan Qatar, Warisan Terancam Hilang

10 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Jenama produk mewah Hermes terlibat dalam sebuah drama hukum yang melibatkan salah satu pewarisnya, Nicolas Puech. Puech, yang merupakan cicit dari pendiri Hermès, Thierry Hermès, menghadapi gugatan hukum dari Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Emir Negara Bagian Qatar.

Melansir laman Daily Mail, Sabtu (12/4/2025), gugatan ini diajukan oleh Honor America Capital, perusahaan yang mewakili pemimpin Qatar tersebut, di Distrik Columbia. Gugatan muncul setelah Puech diduga melanggar kontraknya untuk menjual saham Hermes yang dipegangnya kepada keluarga kerajaan Qatar.

Puech, yang memiliki lima persen saham di raksasa ritel mewah Prancis ini, dituduh gagal memenuhi janjinya untuk menjual lebih dari enam juta saham kepada pihak Qatar. Harga saham tersebut, yang masing-masing per lembarnya diperdagangkan pada 270,89 USD atau setara Rp4,5 juta menjadikan nilai keseluruhan transaksi ini sangat besar.

Menurut dokumen pengadilan, Puech telah menunda penjualan saham ini sebanyak dua kali. Pengacaranya menyatakan bahwa penundaan ini terjadi lantaran Puech tidak dapat mengakses saham tersebut, yang diduga telah hilang saat berada di bawah pengelolaan seorang manajer kekayaan.

Hal ini semakin memperumit situasi tersebut, mengingat nilai saham Hermes yang terus meroket. Hermes bernilai 300 miliar USD pada pertengahan Februari 2025, setelah harga saham meroket lebih dari 200 persen selama lima tahun terakhir, menjadikan saham lima persen tersebut sangat berharga. 

Masa Depan Hermès dan Warisan Nicolas Puech

Di luar perseteruan hukum dengan Emir Qatar, Puech pun ternyata menghadapi drama keluarga yang tidak kalah rumit soal warisan. Pewaris yang tidak memiliki anak dan belum menikah ini pernah menjadi berita utama pada 2023 karena upayanya untuk mewariskan sebagian besar kekayaannya kepada mantan tukang kebunnya.

Rencana ini, yang melibatkan pengadopsian tukang kebun berusia 51 tahun tersebut, bertujuan menjadikan pekerja itu sebagai pewaris sah dari kekayaan Puech. Namun, rencana ini gagal terwujud setelah Puech mengungkapkan kepada pengadilan Swiss bahwa ia sebenarnya tidak memiliki banyak kekayaan lagi untuk diwariskan.

Upaya untuk mengadopsi mantan pekerja kebunnya ini dilakukan di tengah dugaan ketegangan keluarga, yang sebagian dipicu oleh akuisisi saham Hermes oleh LVMH, pesaing utama mereka. Bernard Arnault, pemilik LVMH dan salah satu orang terkaya di dunia, dikabarkan telah mengambil alih saham utama di Hermes setelah Puech mengundurkan diri dari dewan pengawas keluarga. 

Drama Warisan

Di balik semua drama hukum dan keluarga ini, masa depan Hermès dan warisan Nicolas Puech tetap menjadi tanda tanya besar. Pada 2011, Puech pernah berjanji untuk menyumbangkan kekayaannya kepada Isocrates Foundation, sebuah organisasi filantropi yang didirikannya untuk mendukung peran organisasi masyarakat sipil dan jurnalisme investigasi.

Namun, dengan kekayaannya yang kini dipertanyakan dan berbagai sengketa hukum yang dihadapinya, janji itu tampaknya semakin sulit untuk direalisasikan. Isocrates Foundation, yang berkomitmen untuk memperkuat bidang jurnalisme kepentingan publik, mungkin harus mencari sumber pendanaan lain untuk melanjutkan misinya.

Sementara itu, adopsi orang dewasa, yang menjadi salah satu elemen kunci dalam drama warisan ini, bukanlah hal yang umum di Swiss, tempat Puech tinggal karena alasan pajak. Kasus ini tidak hanya menyoroti kompleksitas warisan dalam keluarga kaya, tetapi juga menunjukkan bagaimana perseteruan pribadi dapat berdampak pada salah satu merek mode paling ikonik di dunia.  

Tas Hermes yang Prestise

Mengenai sejarah brand mewah ini, mengutip laman Tinkerlust, Sabtu (12/4/2025), pada 1837, Thierry Hermes membuka butik perlengkapan kuda di Paris. Seiring berjalannya waktu, Hermes berkembang menjadi brand yang dengan reputasi mendunia dengan produk-produk mewah yang eksklusif.

Bisnisnya pun meluas seperti tas dan sepatu mewah,pakaian, aksesori fashion, syal sutra, perhiasan hingga parfum. Produk Hermes dikenal memiliki kualitas premium dan popular di kalangan konsumen kelas atas.

Produk-produk Hermes dikenal menjadi simbol status dan kelas seseorang, diantaranya seperti Hermes Silk Scarf, tas Birkin, Kelly, Constance dan Picotin. Untuk sepatu, produk Hermes yang most wanted kini adalah Oran Sandal, Chypre Sandal, dan Empire Sandal.

Kategori aksesori pun memiliki tempat di kalangan fashionista seperti Hermes Silk Scarf, Clic Clac H Bracelet, Constance Belt, dan Cape Cod Watch. Hermes sangat diminati kalangan pejabat dan artis karena sangat prestise, bisa meningkatkan daya tarik penampilan siapa saja.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |