Penjelasan Badan Geologi Soal Gempa Destruktif yang Guncang Banyuwangi

1 week ago 35

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan pemicu gempa destruktif berkekuatan M5,7 pada kedalaman 12 km, Timur laut Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (25/9/2025), pukul 16.04 WIB, akibat sesar aktif berarah Timur laut - Barat daya, dengan mekanisme sesar naik dengan komponen mendatar menganan.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, rekaman seismik gempa terasa di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Raung dengan skala III MMI. Guncangan gempa bumi ini dirasakan dengan intensitas IV MMI (Modified Mercalli Intensity) di Banyuwangi dan Penebel, III MMI di Lumajang, Glagah, Kuta, Denpasar dan Buleleng serta II-III MMI di Kota Jember, Bondowoso dan Situbondo.

"Daerah ini terletak pada Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi rendah hingga tinggi yang mengartikan kawasan ini berpotensi terlanda guncangan gempa bumi dengan skala intensitas berkisar antara IV-VIII MMI," ujar Wafid di Bandung, Jumat (26/9/2025).

Wafid mengatakan masyarakat diharapkan melakukan pemeriksaan mandiri terkait kondisi bangunan setelah terjadi gempa Banyuwangi. Mereka juga diimbau mengamati dan mematuhi rambu evakuasi.

Wafid merekomendasikan bangunan di daerah rawan gempa bumi diharapkan dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa, guna menghindari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi.

"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," kata Wafid.

Analisa Gempa

Lokasi pusat gempa bumi berada di laut, dengan morfologi wilayah terdekat berupa dataran, berombak, bergelombang, perbukitan, pegunungan.

Kondisi batuan (litologi) penyusun wilayah ini terdiri atas batuan terobosan granit berumur Miosen, Formasi Batu Ampar selang seling batupasir dengan sisipan tuf yang berumur Oligo-Miosen, batuan sedimen berumur Resen, serta aluvium di wilayah pesisir.

"Batuan yang telah mengalami pelapukan dan atau sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi," jelas Wafid.

Kekerasan batuan permukaan dipengaruhi oleh umur dan jenis batuan. Batuan yang berumur lebih muda atau yang telah mengalami pelapukan mempunyai kekerasan lebih rendah begitu juga sebaliknya.

Wilayah Banyuwangi dan sekitarnya termasuk dalam kelas tanah C (tanah sangat padat dan batuan lunak), D (tanah sedang), dan sedikit kelas tanah E (tanah lunak).

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 7,82 derajat LS – 114,47 derajat BT, berjarak 46 km timurlaut Banyuwangi, Jawa Timur, dengan magnitudo M5,7 pada kedalaman 12 km.

Sedangkan menurut The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, pusat gempa bumi berada pada koordinat 7,948 derajat LS – 114,504 derajat BT, dengan magnitudo M4,9 pada kedalaman 10 km.

Berdasarkan GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat 8,02 derajat LS – 114,53 derajat BT dengan magnitudo Mb 5,4 pada kedalaman 10 km.

Puluhan Rumah Rusak

Sebelumnya diberitakan, berdasarkan data sementara dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Situbondo, gempa ini merusak total 34 rumah warga di empat desa di Kecamatan Banyuputih.

Lokasi terparah terdampak berada di Desa Sumberwaru, terutama di Dusun Sidomulyo, di mana tercatat 16 rumah mengalami kerusakan.

Sementara itu, Desa Sumberanyar melaporkan 8 rumah rusak, Desa Wonorejo mencatat 9 rumah rusak, termasuk satu perahu, dan Desa Sumberejo melaporkan 1 rumah rusak ringan.

"Sebagian besar kerusakan adalah rusak berat, seperti yang dialami oleh pak Mudjari, Moh. Salem Dawafi, dan Pak Misnawar di Desa Sumberwaru. Di Desa Wonorejo, beberapa warga seperti Suminah dan Enik Istiani juga mengalami kerusakan rumah kategori rusak berat," ujar Kepala Pelaksana BPBD Situbondo Sruwi Hartanto Kamis ( 25/9/2025).

Selain rumah, dilaporkan satu Masjid di Desa Wonorejo juga mengalami rusak ringan, dan satu perahu fiber milik nelayan mengalami kebocoran.

"Syukurlah, dalam musibah gempa ini dipastikan tidak ada korban meninggal maupun korban luka-luka. Seluruh data korban jiwa dan luka adalah nihil," tambahnya

Menyikapi dampak gempa, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Situbondo bersama berbagai unsur terkait langsung turun ke lokasi.

Langkah-langkah penanganan yang telah dilakukan meliputi, peninjauan dan asesmen cepat (Kaji cepat) untuk mengidentifikasi kerusakan, kerugian, dan sumber daya yang terdampak.

BPBD Situbondo menegaskan bahwa data kerusakan ini bersifat sementara dan akan terus diperbarui seiring perkembangan di lapangan.

"Kami menghimbau warga untuk tetap tenang dan waspada, serta berkoordinasi dengan petugas di lapangan jika ada informasi atau data kerusakan tambahan," pungkas Sruwi.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |