Liputan6.com, Jakarta - Pemandu museum atau tour gude atau museum guide atau apapun sebutannya berperan penting dalam industri pariwisata maupun pendidikan. Para pemandu museum atau pemandu wisata ini juga berperan sebagai penghubung langsung antara pengunjung dan warisan budaya yang disajikan.
Pemandu museum bukan sekadar memberikan informasi tentang artefak dan sejarah di baliknya. Mereka juga bertugas untuk membuat pengalaman ke museum menjadi lebih hidup dan berkesan bagi setiap pengunjung.
"Pemandu museum bertugas untuk menceritakan karya/objek yang dipamerkan di museum. Proses pemanduan ini bertujuan untuk membantu audiens memahami konteks sosial dan zaman dari karya/objek tersebut dan bagaimana karya/objek ini bisa dimaknai kembali saat ini," terang Nin Djani, Manajer Konten dan Kuratorial dan Kurator Edukasi dan Program Publik di Museum MACAN pada Liputan6.com, Kamis, 24 Oktober 2024.
Menurut Nin Djani, sebagai sebuah ruang belajar yang inklusif, ketersediaan panduan di Museum MACAN sangat penting. Mereka bukan hanya menyediakan sesi tur bersama pemandu kurator/edukator museum, tetapi juga menghadirkan beragam materi pembelajaran berupa panduan pameran.
Ada panduan audio, panduan video Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO), panduan anak yang bisa diakses secara mandiri, digital, dan gratis untuk menunjang proses interaksi audiens dengan karya yang dipamerkan di Museum MACAN. "Untuk sesi pemanduan di Museum MACAN, syarat utamanya harus menjadi staf museum terlebih dahulu karena sesi ini biasa dilakukan oleh tim kurator dan edukator museum,” kata Nin.
Bagi Museum MACAN yang berlokasi di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini, pemandu museum yang ideal harus punya wawasan yang luas dan menguasai informasi tentang karya/objek tersebut. Ia juga perlu luwes dalam berkomunikasi dan menikmati interaksi dengan bertemu orang-orang baru dari berbagai latar belakang.
Ia menambahkan, berhubung pekerjaan ini sangat berhadapan dengan publik, pemandu yang ideal juga perlu memperhatikan penampilan – maksudnya bersih, berpakaian rapi, tidak bau badan/bau mulut sehingga orang-orang juga nyaman untuk berinteraksi dengannya.
5 Peran Penting Pemandu Museum
Sedangkan minat orang untuk menjadi pemandu museum menurut Nan masih banyak diminati. Setidaknya dalam setahun terakhir kita melihat bagaimana banyak museum berbenah – baik berupa renovasi fisik museum maupun dari segi program – dan semakin banyak masyarakat yang mencari ruang-ruang publik yang edukatif.
"Hal ini berarti selaras dengan pembenahan program museum, audiens museum ini pun mulai terbentuk. Peran pemandu museum bisa membuka potensi lapangan pekerjaan sekaligus pengalaman belajar baru di ruang publik," tuturnya.
Sementara menurut pengelola Museum Basoeki Abdullah, peran pemandu museum juga tak kalah penting karena mereka memberikan pengalaman yang menarik dan mendalam bagi pengunjung.
"Museum berfungsi sebagai sarana pendidikan, pembelajaran sejarah, serta ruang seni dan budaya. Pemandu museum berperan sebagai penghubung antara koleksi museum dan pengunjung, menciptakan ruang inspirasi, interaksi, dan dialog, sekaligus menjadi daya tarik wisata," terang Edukator Unit Museum Basoeki Abdullah melalui keterangan tertulis pada Liputan6.com, Jumat, 25 Oktober 2024.
Menurut mereka, setidaknya ada lima peran penting museum gudei yaitu: menyediakan informasi yang jelas dan akurat, menghidupkan koleksi museum, menjaga Keamanan dan ketertiban, memfasilitasi pengalaman pengunjung dan meningkatkan pendidikan dan pengalaman pengunjung.
Menarik dan Mudah Dpahami
"Pemandu museum memperkaya pengetahuan pengunjung tentang sejarah, seni, dan budaya melalui cerita yang menarik, sehingga meningkatkan apresiasi pengunjung terhadap koleksi museum," terang mereka.
Untuk itu, pengelola museum yang berlokasi di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan ini, menerapkan beberapa syarat umum untuk menjadi pemandu museum yaitu: pendidikan yang relevan dengan tema museum, pengalaman kerja yang sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai pemandu, kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun non-verbal dan terakhir punya sertifikasi khusus sebagai pemandu museum.
Bagi pengelola Museum Basoeki Abdullah, pemandu museum yang ideal harus memiliki pengetahuan mendalam tentang koleksi museum, sejarah, budaya, dan narasi yang ada di dalamnya. Mereka juga harus mampu menyampaikan informasi dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh berbagai jenis pengunjung.
Selain itu, mereka harus bisa menghidupkan cerita di balik artefak dan membuat pengalaman kunjungan menjadi edukatif dan rekreatif. Intinya, segala koleksi maupun cerita di museum menjadi lebih hidup.
Pemandu yang ideal juga harus punya kemampuan interpersonal yang baik, ramah, sabar, serta mampu berinteraksi dengan berbagai tipe pengunjung. Mengenai profesi pemandu museum, menurut pengelola Museum Basoeki Abdullah sampai saat ini masih memiliki daya tarik yang cukup kuat, meskipun berkembangnya teknologi dan tren digital, seperti virtual reality (VR) dan tur virtual, memberikan alternatif bagi pengalaman mengunjungi museum.
Edukator dan Mediator Museum
Pemandu museum tetap memiliki peran yang unik dan penting, karena mereka menawarkan interaksi langsung yang personal dan dapat menyesuaikan narasi sesuai dengan kebutuhan dan minat pengunjung, sesuatu yang sulit dicapai oleh teknologi.
Kesadaran yang semakin tinggi akan pentingnya pelestarian budaya dan sejarah turut mendorong permintaan akan pemandu museum yang kompeten. Pengunjung tidak hanya ingin melihat artefak atau karya seni, tetapi juga memahami konteks dan nilai yang ada di balik setiap koleksi. Di sinilah peran pemandu museum menjadi krusial, karena mereka mampu menghadirkan cerita yang hidup dan relevan, yang memperkaya pengalaman edukatif dan emosional pengunjung.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pelestarian budaya dan sejarah, profesi pemandu museum juga berpotensi terus berkembang. Bukan sekadar sebagai pendamping dalam tur museum, mereka juga dapat berperan sebagai edukator dan mediator yang membawa pengetahuan tentang warisan budaya ke berbagai lapisan masyarakat.
Pemandu museum akan terus diminati selama masyarakat terus menunjukkan minat terhadap seni, sejarah, dan budaya, serta menginginkan pengalaman yang lebih dari sekadar melihat koleksi fisik.