Liputan6.com, Jakarta - Saat demonstrasi "Indonesia Gelap" pecah di berbagai kota di Indonesia, pekan ini, Anies Baswedan ternyata sedang tidak berada di Tanah Air. Politisi yang sempat mencalonkan diri jadi presiden di Pemilu 2024 itu ternyata tengah berada di Qatar.
Kabar ini disampaikan Anies melalui cuitan di akun X-nya, Jumat, 21 Februari 2025, "Selamat pagi dari Doha. Beberapa hari ke depan akan berada di Qatar dan Yordania. Memenuhi janji yang sudah terjadwal dan dikomitmenkan sejak lama. Akan bertemu dan berdiskusi dengan teman-teman diaspora di sini, serta beberapa agenda sosial lain."
"Semoga hari ini jadi Jumat penuh berkah dan kita semua diberi perlindungan oleh Allah, juga dikuatkan dalam segala ikhtiar untuk diri dan untuk negeri," kata dia, menyertakan sejumlah foto. Di gambar, mantan Gubernur Jakarta itu tampak memakai kaus hitam dengan desain yang mencuri perhatian warganet.
Pasalnya, itu merupakan desain "garuda terluka" karya ilustrator pemilik akun X @wontonkukus yang telah dipakai warganet untuk menyuarakan dukungan pada tuntutan warga dan mengkritisi kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. "#IndonesiaGelap #ArtistBersuara," begitu tagar yang disematkan sang ilustator saat membagikan karyanya.
Menjawab komentar sejumlah warganet, sang ilustrator mengaku senang karyanya bisa dipakai Anies Baswedan. Ia bahkan kini membuka pemesanan pre order kaus dengan desain yang sama seharga Rp110 ribu. Anda bisa mendapati informasi detail pemesanan di akun X-nya.
Bahas Kabur Aja Dulu
Pada Sabtu (22/2/2025), Anies kembali turun ke X, menulis, "Selamat pagi dr Qatar. Siang ini akan diskusi dgn teman2 diaspora. Jadi ingin bicara lagi ttg #KaburAjaDulu di sini boleh ya? Inilah argumen yg ingin saya ajukan: Jumlah org Indonesia yg berkiprah di luar negeri masih amat kurang, kita butuh lebih banyak. Jadi begini..."
"Indonesia adalah bangsa yg besar, secara literal. Jumlah kita ratusan juta, tanah luas, budaya kaya. Tapi di peta dunia, kehadiran kita masih bisa jauh lebih ditingkatkan. Nama Indonesia belum cukup sering disebut, kiprah anak bangsa belum cukup banyak dibicarakan."
"Lihatlah restoran Vietnam, Thailand, dan Jepang yg tersebar di berbagai kota dunia. Nama mereka menempel di setiap sudut, menghadirkan rasa, memperkenalkan budaya. Lalu, bagaimana dgn kehadiran restoran Indonesia? Apakah sudah dirasakan seperti kehadiran mereka?"
"Mengapa cita rasa nusantara belum mendominasi lorong2 kuliner global? Kita butuh lebih banyak restoran Indonesia di luar. Warung Tegal di Eropa, soto & sate di Afrika, rendang di Amerika Selatan. Kita punya kekayaan rasa, perlu lebih agresif mengenalkannya pd dunia."
"Lalu, lihatlah perusahaan besar dunia. Orang India dan Amerika ada di mana2—CEO, pemimpin, inovator. Mereka tak hanya di perusahaan AS & Eropa, tapi juga di perusahaan besar banyak negara. Kita butuh lebih banyak orang Indonesia yg berperan strategis di perusahaan dunia."
Dunia Harus Lebih Mengenal Indonesia
Anies menyambung, "Bukan hanya di bisnis, tapi juga di panggung dunia. Kita butuh lebih banyak orang Indonesia di lembaga internasional—UN, WB, ICC, ICRC, dll.. Juga lebih banyak ilmuwan kita di CERN, seniman kita di Broadway, musisi kita di London Philharmonic, sineas kita di Hollywood."
"Dunia harus lebih mengenal Indonesia, bukan hanya sebagai negara, tapi sebagai kumpulan talenta yg bersinar di berbagai bidang. Saatnya anak bangsa berkiprah lebih luas, menjadi bagian dari perubahan global, ikut menentukan arah dan tujuan."
"Dan ini bukan soal harus langsung mengisi posisi puncak, pun soal jadi first class citizen. Merintis dari bawah pun mulia. Meniti karier, membuka jalan bagi yg lain, memperbesar jejak Indonesia. Itu jg bagian dari misi besar membangun nama Indonesia di panggung global."
"Tentu saja, kita harus mengelola fenomena brain drain. Perlu lebih banyak kesempatan kerja yg layak bagi talenta terbaik di dalam negeri. Tapi faktanya, kehadiran Indonesia di dunia pun masih kurang terasa. Keduanya bisa kita kejar secara paralel."
Butuh Lebih Banyak Diaspora
"Kita butuh lebih banyak diaspora yg membawa nama Indonesia ke setiap penjuru dunia, mengharumkan bangsa lewat karya & kontribusi mereka. Keberadaan mereka bukan kehilangan bagi Indonesia, tapi justru memperkuat posisi kita di dunia. Tak perlu ragukan nasionalisme mereka," kata Anies.
"Mereka yg hari ini bekerja di perusahaan global, berkarya di panggung dunia, berjuang di laboratorium internasional, meniti dari bawah, ingat: Mereka bukan meninggalkan Indonesia, tapi mereka justru membawa serta dan menghadirkan Indonesia ke hadapan dunia."
"Mereka adalah duta bangsa yg diangkat bukan lewat surat keputusan, tapi lewat dedikasi & kerja keras. Kita butuh lebih banyak anak bangsa yg berani melangkah, menjadi wajah Indonesia, memperkuat soft power kita di berbagai belahan bumi."
"Karena bangsa yg besar bukan hanya besar di dalam negerinya, tapi jg kehadirannya dirasakan di dunia. Bangsa yg jadi tuan rumah di negeri sendiri dan tamu memesona di negeri orang. Saatnya membentangkan sayap dan menggaunglantangkan kehadiran Indonesia di dunia."
"Terima kasih sudah membaca. Berikutnya ingin lanjut beropini sedikit, masih terkait #KaburAjaDulu, yaitu ttg diaspora dgn crab mentality. :) Tapi kita sambung besok saja ya. Selamat berakhir pekan!" tandasnya.