Liputan6.com, Jakarta - Gempa Myanmar tak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan pada banyak bangunan dan infrastruktu, tetapi juga diprediksi berdampak negatif pada sektor pariwisata Thailand dalam beberapa minggu mendatang. Itu menjadi pukulan terbaru bagi industri pariwisata yang terpuruk akibat penurunan jumlah kunjungan wisatawan China yang khawatir akan keselamatan perjalanan.
Mengutip Bangkok Post, Minggu, 30 Maret 2025, Asosiasi Perhotelan Thailand mengatakan kedatangan turis asing diperkirakan akan turun sebesar 10--15 persen atau bahkan lebih dalam dua minggu mendatang. Hal itu dipicu kekhawatiran akan keamanan imbas dari sejumlah kerusakan signifikan yang dialami gedung-gedung di Bangkok dan tempat wisata populer lainnya.
Thienprasit Chaiyapatranun, presiden asosiasi tersebut, mengatakan sekitar 10 persen turis asing melakukan check out lebih awal setelah gempa, berdasarkan survei awal di antara anggota asosiasi. Namun, beberapa turis kemudian kembali ke hotel mereka karena tidak memiliki pilihan lain.
"Dampak jangka pendek diprediksi terjadi pada industri pariwisata karena masalah keamanan," kata Thienprasit melalui telepon pada hari Sabtu.
Ia mengkhawatirkan dampak jangka pendek tersebut akan berdampak buruk pada ekonomi Thailand dengan karena industri pariwisata mempekerjakan satu dari lima angkatan kerja negara dan menyumbang sekitar 13 persen dari produk domestik bruto. Padahal, otoritas Thailand berharap pada peningkatan kinerja pariwisata untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi menjadi tiga persen tahun ini.
Sektor itu jadi andalan mengingat ekspor produk, penggerak utama pertumbuhan lainnya, menghadapi tantangan dari penerapan tarif perdagangan pemerintahan Donald Trump.
Pemerintah Thailand Segera Audit Keamanan Hotel dan Tempat Wisata
Sementara itu, otoritas Thailand berusaha meyakinkan para turis asing. Menteri Pariwisata dan Olahraga Sorawong Thienthong mengatakan pada Sabtu, 29 Maret 2025, bahwa Thailand aman bagi para turis, dan pemerintah telah memerintahkan audit keamanan hotel dan tempat wisata utama.
Meskipun gempa bumi mengguncang gedung-gedung di seluruh Bangkok, menyebabkan evakuasi massal dan penghentian transportasi umum selama sehari, kota tersebut sebagian besar tidak terpengaruh, berbeda dengan kehancuran besar di Myanmar. Runtuhnya gedung setinggi 30 lantai yang sedang dibangun di Bangkok merupakan dampak terbesar dari gempa tersebut, menewaskan setidaknya 17 pekerja dan menjebak ratusan orang di bawah reruntuhan.
Terlepas dari gempa, angka kunjungan turis asing ke Thailand menunjukkan tren penurunan dalam beberapa bulan terakhir karena masalah keamanan. Serangkaian perdagangan manusia profil tinggi ke pusat penipuan di Myanmar melalui Thailand mendorong beberapa pelancong dari Tiongkok, sumber terbesar turis Thailand, untuk menghindari negara Asia Tenggara tersebut.
"Pemesanan hotel selama festival Songkran yang penuh dengan cipratan air bulan depan tidak sebaik dua tahun yang lalu, dan kekhawatiran keamanan pasca-gempa dapat semakin merusak kepercayaan pelancong asing," kata Thienprasit lagi.
Masuk Low Season
Tren penurunan kunjungan turis asing ke Thailand terjadi sejak akhir liburan Tahun Baru Imlek pada awal Februari 2025. Ekonom Bank of America memperkirakan tren penurunan yang menargetkan kunjungan 38,1 juta turis pada tahun ini karena negara itu memasuki low season ketika turis Eropa berkurang dan kedatangan turis Tiongkok masih belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Thailand, yang populer di kalangan turis karena pantainya yang masih alami, kehidupan malam yang semarak, dan kuil Buddha, telah menyambut 8,9 juta turis sejak awal tahun, naik 2,9 persendari tahun sebelumnya, menurut data resmi terbaru.
"Pengunjung asing yang bepergian dalam kelompok tidak terlalu khawatir tentang keamanan seperti yang terlihat dari jadwal penerbangan normal di bandara-bandara utama Thailand," kata Adith Chairattananon, sekretaris jenderal Asosiasi Agen Perjalanan Thailand.
"Tetapi turis yang belum memesan perjalanan ke Thailand, mungkin memutuskan untuk menghentikan rencana perjalanan mereka," imbuhnya. Dampaknya bisa muncul dalam dua minggu ke depan.
Capaian Kunjungan Wisatawan Asing ke Thailand pada 2024
Pada 2024, Thailand kedatangan lebih dari 35,32 juta turis asing dengan pemasukan lebih dari 1,6 triliun baht atau skeitar Rp757 triliun selama 1 Januari hingga 29 Desember 2024. Melansir Bangkok Post, Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Sorawong Thientong membeberkan wisatawan terbanyak berasal dari China dengan 6,70 juta kedatangan, diikuti Malaysia dengan 4,93 juta, India 2,12 juta, Korea Selatan 1,86 juta dan Rusia 1,72 juta.
Tingkat kedatangan wisatawan asing yang tertinggi di negara tersebut terjadi pada sepekan terakhir 2024, yakni 943.269 turis. Banyak wisatawan ingin merayakan tahun baru di negara tersebut.
Sorawong mencatat peningkatan pengunjung jarak pendek dan jauh di berbagai segmen pasar. "Dua minggu terakhir telah menyaksikan Malaysia memimpin dengan sekitar 100.000 kedatangan mingguan, diikuti oleh wisatawan China, Rusia, India, dan Korea Selatan," katanya, dilansir dari The Thaiger.
Dengan capaian tersebut, Thailand berambisi menarik 40 juta wisatawan pada 2025. Target itu juga dimaksudkan untuk menarik lebih banyak pengunjung ke destinasi yang kurang dikenal, memperluas kapasitas penerbangan dan melakukan lebih banyak hal untuk mempromosikan budaya Thailand.