Liputan6.com, Jakarta - Gunung Bekel merupakan anak Gunung Penanggungan, lokasinya berada di lereng gunung tersebut. Meski tidak setenar Gunung Penanggungan yang berdekatan, gunung ini tetap memiliki pesona tersendiri bagi para pendaki yang menginginkan pengalaman mendaki berbeda.
Mengutip dari laman Manusia Lembah, Selasa, 5 November 2024, Gunung Bekel berada di berada dua kabupaten yaitu Pasuruan dan Mojokerto. Anda dapat menuju lokasi titik pendakian dari Surabaya, Malang, maupun Mojokerto.
Untuk ke Gunung Bekel awalnya ada empat jalur yang bisa dipilih, yaitu jalur I, jalur II, jalur III dan jalur ke Gunung Penanggungan. Jalur II dan jalur III sudah ditutup karena longsor. Jadi hanya bisa melalui dua jalur yang lain. Trek jalur Candi Bayi cenderung lebih mudah dibandingkan Jalur I yang curam.
Gunung Bekel memiliki ketinggian 1238 mdpl, terbilang tak terlalu tinggi. Namun saat mendakinya akan terasa berbeda pengalaman dan tantangan tersendiri. Salah satunya jalur yang cenderung menanjak dengan kontur tanah maupun berbatu.
Masih banyak hal mengenai Gunung Bekel selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Bekel yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Lokasinya di Lereng Gunung Penanggungan
Gunung Bekel merupakan anak Gunung Penanggungan yang dipuncaknya tidak terdapat kawah dan letaknya berada di sebelah barat Gunung Penanggungan. Karena bersebelahan, jalur pendakiannya pun sebenarnya terhubung dan biasanya setelah naik ke Penanggungan pendaki akan mampir ke Gunung Bekel.
2. Jalur Pendakian Populer
Jalur pendakian Gunung Bekel yang akrab disebut bukit bekel atau puncak bekel, sama dengan jalur pendakian Gunung Penanggungan via Jolotundo dan jalur pendakiannya memang mudah lewat Jolotundo. Jalur pendakian manapun ke puncak Penanggungan, pasti dapat melanjutkan turun ke puncak Bekel dan berakhir di Petirtaan Jolotundo.
Pos Jolotundo bukan sekadar titik awal pendakian Gunung Bekel, tetapi juga menjadi destinasi wisata bagi para pengunjung yang ingin menikmati keindahan Petirtaan Jolotundo. Lokasinya yang strategis, hanya sekitar 30 menit dari pos pendakian Tamiajeng, membuatnya mudah dijangkau.
3. Terdapat Situs Sejarah
Di Gunung Bekel juga terdapat berbagai situs sejarah yang bisa dijumpai di lereng barat. Di wilayah ini juga terdapat petirtaan Jolotundo yang adalah peninggalan leluhur hindu pada zaman dulu, sehingga sekarang banyak didatangi penganut agama hindu untuk bersembahyang.
Di sepanjang trek pendakian Anda juga akan melewati banyak situs bersejarah seperti Candi Bayi dan Candi Putri. Ada pula Candi Pura dan Candi Naga yang sebenarnya letaknya juga berbatasan dengan Gunung Penanggungan.
4. Tempat Kemping yang Disarankan
Pendakian awal dimulai dengan trek menanjak ringan dan lumayan landai di jalan setapak. Sekitar satu jam perjalanan ada gubuk kecil di kiri jalur yang bisa digunakan untuk istirahat.
Gunakan Peralatan dan Perlengkapan Mendaki Gunung yang lengkap untuk kenyamanan dan keamanan. Tidak ada sumber air di sepanjang jalur pendakian. Jadi pertimbangkan logistik air.
Meski semua area candi bisa untuk camp, sebaiknya camp di Candi Putri karena teduh, luas dan pemandangannya bagus serta strategis. Disebutkan bahwa Candi Naga I memiliki empat teras menghadap ke timur. Area Candi Naga juga tempat yang cocok untuk beristirahat sebelum pendakian ke puncak bekel, apalagi panorama sekitarnya lumayan indah.
Dari Candi Naga I, tampak Gunung Penanggungan yang gagah menjulang, dengan sekilas jalur kuno yang memanjang di lerengnya dan satu situs yang samar-samar tampak di bawah lereng. Jika ingin turun lewat Jalur I, bisa camp di Candi Kendalisodo.
5. Pemandangan di Puncak
Puncak Bekel berada di ketinggian 1.238 mdpl, sedangkan di plang tertulis 1.240 mdpl, lalu ada yang menyebutkan 1.260 mdpl. Entah mana yang benar karena sedang tidak membawa altimeter karena memang tidak punya. Puncak Bekel berupa area lapang yang luas dengan pemandangan Gunung Penanggungan yang mengerucut sebagai sajian utama. Tetapi saat kabut turun, tidak ada apa-apa kecuali bendera merah putih di puncak.
Bagi yang berasal dari Surabaya, dapat menggunakan bus menuju Terminal Pandaan atau Malang, kemudian melanjutkan perjalanan dengan L300 menuju Pasar Kesiman, dilanjutkan dengan ojek motor ke Petirtaan Jolotundo. Sedangkan dari Malang atau Mojokerto, rute yang sama dapat ditempuh untuk mencapai Petirtaan Jolotundo.
Untuk yang menggunakan kendaraan pribadi, dapat langsung menuju ke Petirtaan Jolotundo. Anda juga bisa menggunakan jasa ojek dari pos pendakian Tamiajeng menuju pendakian via Jolotundo. Disebutkan bahwa sebaiknya tidak datang saat malam satu suro, sebab Jolotundo pasti sangat ramai.