Liputan6.com, Jakarta - Ajang Top Halal Award 2025 menobatkan 40 merek sebagai pemenang untuk berbagai kategori produk, mulai produk sabun cuci hingga kedai kopi.
"Top Halal Award adalah cermin keberhasilan merek dalam membangun kepercayaan konsumen melalui komitmen halal. Ia bukan sekadar penghargaan, tetapi pengakuan atas kerja keras, konsistensi, dan integritas sebuah merek dalam memenuhi nilai yang diyakini masyarakat," kata Direktur IHATEC Marketing Research, Evrin Lutfika, dalam sambutan di Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2025.
Penentuan pemenang dilakukan berdasarkan hasil survei Top Halal Index yang dilakukan IHATEC Marketing Research. Riset dilaksanakan di enam kota besar, yakni Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Balikpapan dengan melibatkan 1.800 responden kalangan generasi Z dan milenial yang berusia 20--39 tahun dengan beragam tingkat pendapatan.
Sebanyak 13 persen di antara responden ternyata adalah non-muslim, yang dinilai mencerminkan bahwa halal kini sudah melewati sekat agama tertentu. "Riset ini menjadi barometer kepercayaan publik, merefleksikan pandangan generasi muda terhadap merek yang tidak hanya menjual produk, tetapi juga nilai kehalalan yang autentik dan berintegritas," sambung Evrin.
Metodologi Penentuan Pemenang
Untuk menentukan merek-merek halal terbaik, IHATEC menggunakan dua elemen utama, yakni elemen merek dan elemen halal. Elemen merek diukur berdasarkan tiga parameter, yakni merek halal yang paling diingat konsumen, yang dibeli terakhir kali, dan yang akan dibeli di masa datang.
Sementara, elemen halal dinilai berdasarkan empat parameter, yakni persepsi kehalalan bahan baku, kehalalan proses produksi, kemasan dan penyajian, serta informasi dan komunikasi kehalalan. Nilai Elemen Halal dihitung menggunakan skala 1–10, sedangkan Elemen Merek berbasis pada persentase frekuensi penyebutan dan penggunaan.
Hasil akhir Top Halal Index merupakan gabungan dari kedua elemen tersebut melalui metode pembobotan yang ketat. Evrin menyatakan bahwa untuk meraih predikat Top Halal Award, sebuah merek harus memenuhi kriteria memiliki Top Halal Index di atas rata-rata kategori produk sejenis; berada di posisi tiga besar dalam kategori tersebut; dan sudah bersertifikasi halal.
"Dengan mekanisme ini, dalam satu kategori bisa terdapat hingga tiga merek pemenang yang sama-sama berhak menyandang gelar Top Halal," kata dia.
Bukan Sekadar Populer
Evrin menegaskan bahwa penghargaan ini bukan ajang popularitas semata, melainkan pengakuan atas komitmen dan konsistensi merek dalam menjaga nilai-nilai halal secara menyeluruh.
"Kami percaya, partisipasi ini adalah bukti nyata bahwa penghargaan ini bukan sekadar tanda kepatuhan, tetapi pengakuan atas keberhasilan membangun kepercayaan konsumen. Ini adalah bentuk kebanggaan yang memperkuat citra merek dan membuka akses ke pasar muslim global," imbuh dia.
Para pemenang Top Halal Award berhak memasang logo tersebut di berbagai media. Selama empat tahun penyelenggaraan, logo Top Halal Award semakin dikenal luas. Berdasarkan riset IHATEC Marketing Research, tiga dari lima konsumen telah mengenal logo tersebut, dan 62 persen menyatakan lebih percaya terhadap merek yang menampilkannya.
"Untuk itu, kami mendorong para pemenang Top Halal Award untuk memanfaatkan momen ini dengan menampilkan logo THA pada berbagai media komunikasi merek," ucapnya.
Dukungan untuk Jadikan Indonesia Pusat Halal Global
Sementara, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Haikal Hasan menegaskan bahwa penghargaan itu bermakna strategis bagi arah industri halal nasional. Terlebih, Indonesia telah lama menargetkan diri sebagai pusat produsen halal terkemuka di dunia.
Untuk itu, Indonesia memerlukan tidak hanya aturan tentang sertifikasi halal sebagai standar minimal, tetapi juga kehadiran brand-brand halal yang autentik untuk membangun kepercayaan pasar muslim dunia.
"Halal is trustability, traceability, and transparency. Tiga hal inilah yang menjadikan halal sebagai simbol — symbol of health, clean, and quality. Partisipasi kita semua dituntut untuk menjadikan Halal Indonesia hadir dan bermanfaat bagi masyarakat dunia," kata Haikal.
Definisi brand halal yang autentik, menurut CEO Inspark Indonesia Wahyu T Setyobudi, lebih dari sekadar memenuhi aturan. Halal menjadi inti dari pengembangan brand dan perusahaan tersebut. "Kategori authentic halal brand dibangun dari dalam berdasarkan nilai-nilai halal. Jadi, nilai-nilai halal bukan hanya sekadar label," ujarnya.