Viral Video Turis Arab Berkelahi dengan Marbut Masjid di Puncak, Diduga karena Kendala Bahasa

6 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video viral di media sosial, memperlihatkan warga negara asing (WNA) atau turis asing diduga dari Arab atau Timur Tengah berkelahi dengan marbut masjid. di kawasan Puncak Kejadian itu ditengarai terjadi di Al Muqsit di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Aksi baku hantam antara turis Arab dengan marbut masjid itu sepertinya berawal dari kendala bahasa di antara keduanya. Dalam video pendek tersebut yang ramai berear di media sosial (medsos) itu, salah satunya di akun Instagram @bogordailynews, Senin, 13 Januari 2025, dituliskan kejadian keributan terjadi pada Minggu sore, 12 Januari 2025.

Seperti diketahui, kawasan Puncak sangat diminati oleh wisatawan lokal dan mancanegara, termasuk mereka yang berasal dari Arab Saudi maupun negara Timur Tengah lainnya. Dalam perjalanan menuju destinasi yang dituju, biasanya mereka mampir untuk salat di musala maupun masjid yang berada di daerah Puncak, Bogor.

Menurut keterangan dalam unggahan tersebut, informasi dari saksi mata, pemicu keributan tersebut disebabkan oleh turis Arab tersebut 'buang air kecil' di tempat wudu masjid. Setelah itu ia tetap memakai sandal ketika memasuki area masjid.

Saat ditegur oleh marbut, turis Arab itu merasa tidak terima dan terjadilah keributan. Beberapa pengunjung masjid maupun warga sekitar terlihat berusaha melerai mereka. Namun belum diketahui dengan pasti kelanjutan insiden yang terekam oleh kamera CCTV di masjid tersebut dan juga warga sekitar. Yang jelas unggahan itu viral dan mendapat beragam komentar dari warganet.

"Sudah ada bacaan batas suci tp ngeyel tetep pake sandal, marbot negur mungkin arang arabnya tidak terima..,” komentar seorang warganet.

"Terkadang dr pakistan india bangladesh juga suka di bilang Arab,” sahut warganet lain.

"Kasih paham bang. KLO bertamu di rumah orang, harus ikut aturan tuan rumah🔥🔥😂," kata yang lain.

"Arab udh anggap cisarua n puncak seolah milik mereka.. coba cek visanya msh berlaku ga?" sebut pengguna yang lain.

"Pribumi, harus berani. Usir wna yg ga mau nurut aturan di indo. Blacklist pasportnya," ujar warganet yang lain.

"Salah faham kayanya, kalo di arab bebas masuk pake sendal tapi di indonesia harus lepas sendal dia ga faham budaya kita," timpal warganet lainnya.

Wisatawan di Kawasan Puncak

Kawasan Puncak Bogor memang selalu ramai dikunjungi wisatawan. Namun menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengungkapkan, okupansi hotel pada momen libur Natal dan Tahun Baru 2025 (Nataru) menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu.

"Per 31 Desember 2024, yang reservasi hotel rata-rata di angka 51 persenan, enggak sampai 60 persen. Tahun lalu capai 70 persen," ujar Sekjen PHRI Kabupaten Bogor, Boboy Ruswanto saat ditemui di acara Puncak Fest 2024, Selasa, 31 Desember 2024, mengutip kanal News Liputan6.com.

Menurut dia, merosotnya okupansi hotel di wilayah Kabupaten Bogor disebabkan beberapa faktor. Ia lantas mencontohkan kondisi di kawasan Puncak, Bogor. Meskipun jumlah kunjungan wisatawan ke wilayah tersebut meningkat pada libur Nataru, namun persentase wisatawan yang menginap di hotel masih sangat kecil.

Wisatawan lebih senang memilih paket one day trip atau berwisata sehari lalu pulang. "Kalau melihat jalur Puncak, tetap macet. Jadi mereka lebih banyak berwisata satu hari berkunjung ke satu tempat wisata, setelah itu pulang lagi," terangnya.

Selain itu, wisatawan lebih memilih merayakan malam tahun baru ramai-ramai bersama keluarga besar maupun teman. Karena itu, akomodasi penginapan menjadi pertimbangan utama saat liburan akhir tahun. Salah satunya adalah vila, karena memiliki kapasitas banyak orang, lengkap dengan beragam fasilitasnya.

Vila Jadi Pilihan Utama di Puncak

"Kompetitor hotel di Puncak kan vila. Kalau vila kan kapasitasnya banyak. Jadi kemungkinan vila jadi pilihan di malam tahun baru," kata Boboy. Ia menambahkan, menurunnya daya beli masyarakat juga mempengaruhi terjadinya kemerosotan tingkat okupansi hotel.

"Kalau sebelumnya ada bahasa wisata jadi kebutuhan sekunder, tapi sekarang karena daya beli berkurang, mungkin jadi kebutuhan tersier. Jangankan berwisata apalagi menginap di hotel, buat belanja saja dikurangi," ungkapnya.

Selain itu, kasus pungutan liar (pungli) juga terjadi di kawasan Puncak. Salah satunya, sebuah video yang diunggah akun TikTok @youracel menjadi viral setelah merekam pembicaraan antara pemilik mobil dan seorang pria bertopi yang belakangan diketahui sebagai joki pemandu jalur alternatif Puncak.

Dalam video yang kemudian diunggah ulang beragam pihak, termasuk akun Instagram @disbudparbogor_kab, joki itu meminta agar jasanya dibayar Rp850 ribu oleh si pemilik mobil. Pemilik mobil menolak lantaran tidak ada kesepakatan di awal soal besaran biaya yang diminta.

"Nggak boleh dong kayak gitu karena pembicaraan kita di awal seikhlasnya. Bapak awalnya bilang (sini) ikut (jalur) alternatif, saya tanya mau dibayar berapa, bapak bilang seikhlasnya, makanya saya cuma ada Rp150 ribu, karena dari tadi saya isi bensin dan sebelum itu juga muter-muter," keluh pengemudi dalam video tersebut. 

Kasus Pungli di Jalan Alternatif Puncak

Namun, joki itu tak mau kalah. Ia tetap meminta dibayar Rp850 ribu dengan membandingkannya biasa dibayar Rp250 ribu untuk jasa ojek mengantarkan penumpang di Puncak sampai ke jalan raya. "Tapi, Rp150 ribu itu udah parah pak itu. Udah kaya saya ke Bandung," jawab teman pengemudi itu.

Setelah viral, joki yang mengaku bernama Cecep Khoridin ditangkap Polres Bogor dan dinterogasi. Ia pun membuat video permintaan maaf yang ditujukan kepada korban dan masyarakat Puncak.

"Nama Cecep Khoridin, meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada wisatawan dan masyarakat Puncak, khususnya kepada pemilik akun TikTok bylibra atas kejadian video viral saya meminta uang sebesar Rp850 ribu, jasa pengantaran jalan memakai motor menuju pom bensin Tugu," katanya sambil membaca surat di video yang diunggah akun Instagram @disbudparbogor_kab, Sabtu, 21 Desember 2024.

Cecep pun menjelaskan bahwa uang yang diterimanya sejauh ini hanya Rp150 ribu lewat transfer bank. Ia juga dijanjikan mendapat tambahan Rp100 ribu sebagai pembayaran tahap kedua.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |