Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari lalu beredar informasi bahwa destinasi Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah akan menggelar salat Idulfitri atau salat Id di lebaran 2025 ini. Meski awalnya ada yang meragukanm pelaksanaan salat Id di Lawang Sewu memamg benar adanya.
Melansir akun Instagram @wisata,lawangsewu, Senin, 31 Maret 2025, ratusan umat muslim mengikuti salat Id di kompleks objek wisata Lawang Sewu. Jemaah tidak hanya memadati halaman plaza Lawang Sewu, tapi juga di sekitar selasar objek wisata yang berada di pusat Kota Semarang itu.
Sekitar pukul 06.15 WIB, Salat Id dimulai dan berlangsung dalam suasana khusyuk, dengan imam sekaligus khatib Ustaz Makhasim. Salat Id di kompleks Lawang Sewu, merupakan yang pertama kali digelar dalam sejarah berdirinya objek wisata peninggalan Belanda tersebut.
Dalam ceramahnya, Ustaz Makhasim mengatakan Salat Id yang pertama kali digelar di areal tersebut diharapkan memberi berkah bagi objek wisata Lawang Sewu dan masyarakat Kota Semarang. "Semoga kita istikamah dalam melaksanakan ibadah dan ketaatannya," katanya, dilansir dari Antara.
Sekitar 30 menit Salat Id itu berlangsung dalam suasana khidmat. Usai salat, jemaah tidak langsung pulang ke rumah masing-masing untuk melanjutkan perayaan Lebaran .Mereka menyempatkan diri berfoto di objek wisata yang dikenal dengan cerita horor dan mistis karena usia bangunan yang sudah lebih dari satu abad tersebut.
Jemaah yang datang bersama keluarganya menyempatkan berfoto dengan latar belakang gedung bersejarah tersebut. Salah seorang jamaah asal Gresik, Jawa Timur, Mutia Dinda, menyebut pelaksanaan Salat Id di Lawang Sewu tersebut sangat menarik.
"Sholat sekaligus berwisata, soalnya bisa melihat langsung ikon Kota Semarang," katanya. Dinda yang datang bersama sejumlah anggota keluarganya mengaku biasa menjalankan Salat Id di Lapangan Simpanglima Semarang. Namun di tahun ini ia sengaja mengikuti salat Id di Lawang Sewu, setelah sebelumnya mendapatkan informasi melalui media sosial.
Beribadah di Kompleks Bangunan Bersejarah
Jemaah lain yang mengikuti shalat di Lawang Sewu, Irsyad Hidayatullah, mengaku juga bersemangat untuk melaksanakan ibadah di kompleks bangunan bersejarah itu. "Suasananya beda. Adem, tenang, rasanya kayak dibawa ke masa lalu," ucap warga Semarang yang merantau ke Jakarta itu.
Dia tidak melihat nuansa mistis saat menjalankan salat maupun saat berkeliling di objek wisata itu. Sementara Manager Historical Building and Museum PT KAI Pariwisata Otnial Eko Pamiarso menambahkan antusiasme umat muslim dalam melaksanakan Shalat Id yang pertama kali digelar di Lawang Sewu cukup tinggi.
Bagi pengeloa, pelaksanaan Salat Id di Lawang Sewu tersebut sekaligus menepis kesan mistis dan horor gedung bersejarah peninggalan Belanda itu dan memperlihatkan kalau Lawang Sewu ini ramah keluarga.
Di hari biasa, Lawang Sewu justru menjadi tujuan wisata utama bagi wisatawan atau warga luar daerah yang berkunjung ke Kota Semarang. Dengan momentum lebaran, masyarakat bisa masuk secara gratis, sambil beribadah di kompleks Lawang Sewu
Usai Salat Id, kompleks wisata Lawang Sewu kembali dibuka seperti biasa untuk wisatawan. Otnial memastikan harga tiket masuk Lawang Sewa tetap Rp20 ribu per orang, tanpa kenaikan di masa liburan ini.
Antusiasme Mengikuti Salat Id di Lawang Sewu
Melihat antusiasme masyarakat yang tinggi saat pelaksanaan Salat Id tersebut, pengelola akan melakukan evaluasi agar penyelenggaraan salat yang akan datang dapat berjalan lebih nyaman dan khidmat bagi umat Muslim yang menjalankannya.
Lawang Sewu merupakan gedung peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1900an. Bangunan dengan desain pintu dan jendela berukuran besar dan dalam jumlah banyak itu terletak di pusat Ibu Kota Jawa Tengah di kawasan Tugu Muda Semarang. Lawang Sewu sebelumnya merupakan kantor administrasi kereta api Belanda yang bernama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Di masa penjajahan Jepang, Lawang Sewu sempat dijadikan sebagai markas tentara dan kantor transportasi Riyuku Sokyoku di tahun 1942. Bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 18.232 meter persegi tersebut menjadi saksi peristiwa pertempuran lima hari di Semarang pada 15 hingga 19 Oktober 1945.
Sisa-sisa pertempuran lima hari di Semarang masih bisa dilihat langsung oleh pengunjung saat berwisata ke Lawang Sewu. Selain itu, terdapat pula museum imersif serta gua bawah tanah yang sudah mulai dibuka untuk umum.
Lawang Sewu juga sering menjadi tempat untuk berbagai event, seperti saat menyambut Hari Valentine yang jatuh pada Jumat, 14 Februari 2025. KAI Wisata sebagai pengelola tempat wisata ini menggelar kontes foto melepas sepasang burung merpati bertajuk Romantic Couple Competition.
Kegiatan Wisata di Lawang Sewu
Kompetisi yang berlangsung pada 14--28 Februari 2025 itu mengajak pengunjung datang bersama pasangan masing-masing sambil membawa merpati putih. Mereka diminta melepaskan burung tersebut sembari berfoto seunik dan romantis mungkin.
Foto tersebut kemudian diunggah di akun Instagram masing-masing dengan mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku. "Pemenang dipilih dari like terbanyak," bunyi pengumuman tersebut. Pemenang terpilih dijanjikan mendapatkan hadiah menarik.
Kompetisi tersebut merupakan bagian dari program Lawang Swe Peace & Love February. Dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu, program itu adalah kampanye tentang perdamaian di bumi dengan mengajak pengunjung membawa sepasang merpati putih yang merupakan simbol perdamaian.Puncaknya dimulai pada 14 Februari 2025 pukul 14.14 WIB. Pengunjung diminta berbusana serba putih untuk memeriahkan acara pelepasan burung di Lawang Sewu itu.
Direktur Operasi Wawan Ariyanto mengatakan, |Kegiatan baru di Lawang Sewu ini merupakan kegiatan yang baru pertama kali dilakukan untuk pengunjung dapat merasakan perdamaian di bumi dengan membawa sepasang burung merpati putih untuk dilepaskan bersama orang terkasih".