Liputan6.com, Jakarta - Bacha Coffee baru saja membuka cabang keduanya di Plaza Indonesia setelah sukses di Plaza Senayan. Butik kopi asal Maroko itu menawarkan pengalaman mencicipi kopi dari berbagai negara tanpa harus keliling dunia.
Albert Janssen, Coffe Master Bacha Coffe Indonesia, menyampaikan bahwa ada 200 varian kopi yang ditawarkan, berasal dari wilayah penghasil kopi terbaik mulai dari Afrika, Semenanjung Arab, Amerika Tengah dan Selatan, Karibia, hingga Asia. Kopi tersebut dipilih langsung oleh Taha Bouqdib, Presiden & CEO V3 Gourmet sekaligus pemilik Bacha Coffee, berdasarkan riset pribadi.
"Alasan mendirikan Bacha Coffee muncul setelah ia terinspirasi oleh pengalaman di Marrakesh, Maroko. Di sana, sebuah istana yang sempat ditutup pasca-Perang Dunia II akhirnya dibuka kembali setelah 60 tahun, dan dari tempat tersebut mulai tercium aroma kopi. Inilah yang menginspirasi Mr. Taha untuk membawa kopi dari 35 negara ke dalam satu tempat, melalui Bacha Coffee," kata Janssen kepada Lifestyle Liputan6.com di Jakarta, Jumat, 8 November 2024.
Dari ratusan varian kopi yang ditawarkan, Janssen mengungkapkan bahwa Paraiso Gold lah menjadi kopi termahal yang dijual di Bacha Coffee. Harganya Rp13,1 juta per 100 gram dan Rp1,7 juta per cangkir.
"Alasan kopi di sini tergolong mahal karena proses pengelolaan menggunakan biji kopi terbaik yang sangat langka, sulit tumbuh, dan jumlahnya pun terbatas. Kami selalu memilah-milah standar dan kualitasnya," terangnya.
Sementara, kopi dengan harga termurah di antaranya Bag Coffee yang dijual Rp99.500 per cangkir. "Kami memiliki kriteria khusus untuk kopi. Salah satunya, perkebunannya harus bebas dari penggunaan pestisida untuk menjaga kualitas dan cita rasa kopi yang dihasilkan," tambahnya.
Kopi Spesial untuk Kesehatan
Selain yang sudah disebutkan sebelumnya, Janssen juga memperkenalkan Peaberry Beans yang disebutnya memiliki kelainan secara alami dari Sigridjiwal. Kopi ini baik untuk kesehatan, namun jumlah produksinya terbatas.
"Kopi ini hanya memiliki satu biji yang berkembang, membuatnya berbentuk lebih bulat. Proses ini terjadi secara alami, bukan karena campur tangan manusia. Peaberry Beans hanya ditemukan sekitar 10 persen dari total hasil panen," kata Janssen.
Bila di Indonesia, ia menyebut Peaberry Beans sebagai "kopi lanang" karena dianggap memiliki manfaat khusus bagi kesehatan, meskipun ini belum terbukti secara ilmiah. Meskipun kopi Peaberry memiliki karakteristik anomali, rasanya tetap nikmat. Kunci utamanya terletak pada proses pemanggangan atau roasting. Jika dilakukan dengan tepat, kopi ini bisa menjadi sebuah karya seni yang luar biasa.
"Terkait konsumsi kopi Peaberry Beans atau yang lainnya, batasannya tergantung pada toleransi masing-masing individu. Beberapa orang mungkin bisa minum beberapa cangkir tanpa masalah, sementara yang lain merasa cukup dengan satu atau dua cangkir karena sensitivitas tubuh terhadap kafein. Namun, semua kopi di Bacha Coffee disegel rapat dengan karet khusus setelah dibuka, untuk memastikan kesegarannya tetap terjaga hingga disajikan," terang Janssen.
Ciptakan Pengalaman Mengopi Seperti di Luar Negeri
Janssen menyampaikan bahwa Bacha Coffee tidak hanya fokus pada kopi yang berkualitas, tetapi juga mengedepankan pengalaman ngopi yang mewah untuk para pelanggan."Begitu pengunjung masuk, akan merasa seolah-olah berada di luar negeri, bukan di Indonesia. Di sini, juga bisa langsung mencium aroma kopi yang khas menyebar, seperti misalnya dari mug-mug yang kami sediakan. Setiap mug mewakili kopi tertentu," kata Janssen.
"Seperti contohnya kopi yang paling banyak diminati, yaitu Sidao Mountain yang berasal dari Ethiopia. Kopi ini memiliki aroma cokelat kaya dan rasa lebih floral, sehingga pengunjung sebelum membeli akan kami tawarkan untuk mencium aromanya langsung di Bacha Coffee," imbuhnya.
Untuk membangun suasana khas Maroko yang kental, mereka juga memutarkan musik khas negara tersebut. Musik ini mendukung pengunjung untuk merasakan suasana yang benar-benar seperti berada di kota Marrakesh atau di Basya.
"Suasana unik inilah yang membuat Bacha Coffee bertahan hingga saat ini. Bacha tidak hanya di Indonesia, namun juga terdapat di luar negeri, seperti di The All Basade Palace, Marrakesh. Ini menjadi bukti bahwa Bacha Coffee terus berkembang dengan konsep yang selalu sama persis di mana pun gerai berada," kata Janssen.
Karyawan Dilatih di Singapura
Janssen menjelaskan bahwa semua chef di Bacha Coffee menjalani pelatihan di Singapura. Pelatihan yang berlangsung selama sebulan untuk para petinggi dan staf utama itu bertujuan agar pelayanan benar-benar yang terbaik.
"Bahkan, ada pelatihan lebih lanjut untuk para master barista dan staf yang terlibat dalam proses pembuatan kopi, untuk memastikan setiap langkah dilakukan dengan benar dan menjaga kualitas kopi di Bacha Coffee," ujarnya.
Dengan membuka gerai di Plaza Indonesia, ia berharap semakin banyak orang, khususnya pegawai kantoran, yang bisa mencicipi kopi khas ini. "Bila membeli di Plaza Indonesia, pelanggan harus takeaway, karena Bacha Coffee di sini menekankan konsep coffee room, sementara Plaza Senayan menyajikan pengalaman lengkap dengan area retail dan tempat dine-in. Fokus utama di sini adalah menciptakan ambience sempurna untuk menikmati kopi terbaik secara langsung," kata Janssen.
"Berbeda dengan Plaza Senayan, toko kedua kami lebih menekankan pada area retail. Di sini, pengunjung dapat menemukan berbagai item yang tidak ada di toko pertama, termasuk variasi kopi dan gift box yang lebih lengkap. Namun, untuk kopi takeaway, Plaza Senayan lebih lengkap, sementara di toko kedua, pilihan kopi takeaway terbatas pada sekitar 32 varian," tambahnya.