Setelan Kuning Ratu Maxima di Solo Raya, Selendang Batik Jadi Pelengkap Istimewa

21 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Penampilan Ratu Maxima dari Belanda saat berkunjung ke Indonesia sukses mencuri perhatian. Bangsawan bernama lengkap Maxima Zorreguieta Cerruti itu memilih busana kuning cerah saat turun ke lapangan, menyapa berbagai kalangan.

Dimulai pada Selasa, 21 November 2025, ibu tiga anak itu terekam mengenakan setelan berwarna kuning cerah yang dipadankan dengan tas tangan mungil warna senada. Perempuan kelahiran Argentina itu menerima selendang batik warna sogan yang dikalungkan Wali Kota Solo Respati Ardi saat mendarat di Bandara Adi Soemarmo, Solo.

Ratu Maxima kemudian melilitkan selendang batik warna cokelat di pinggangnya saat berkunjung ke Pura Mangkunegaran dan Kampung Batik Laweyan.

Penampilannya yang segar ini sejalan dengan misi yang dibawanya, membawa "kecerahan" bagi masa depan keuangan inklusif di Indonesia. Namun mengutip laman sensationalcolor.com, warna kuning secara psikologis bersifat kompleks.

Dalam budaya Barat, kuning sering diasosiasikan dengan sinar matahari dan kebahagiaan, tetapi juga dengan kehati-hatian (lampu lalu lintas kuning) dan kepengecutan (perut kuning). Budaya lain mungkin mengasosiasikan kuning dengan kebangsawanan, spiritualitas, atau makna simbolis yang sama sekali berbeda.

Sementara itu, mengutip kanal News Liputan6.com, kunjungan Ratu Maxima ke Indonesia adalah sebagai Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Inklusi Keuangan dan Pembangunan (UNSGSA). Ia tiba di Jakarta pada Senin malam, 24 November 2025, berbalut setelan warna monokrom.

Berkunjung ke Pabrik Garmen

Sebelum menjejakkan kaki di Solo, Ratu Maxima mengunjungi pabrik garmen PT Glory Industrial di Kabupaten Sragen. Sosok Ratu Maxima dengan busana kuningnya terlihat kontras di antara hiruk-pikuk mesin jahit dan ribuan pekerja pabrik.

Ia berjalan menyapa para pekerja, yang mayoritas adalah perempuan, dengan senyum ramah yang tak lepas dari wajahnya. Kunjungan mendadak ini tentu mengejutkan banyak pihak. Di balik seremonial penyambutan, terdapat dialog serius mengenai kesejahteraan pekerja.

Mashuri, perwakilan perusahaan, menjelaskan alasan di balik terpilihnya pabrik mereka sebagai lokasi kunjungan. "Di sini programnya mengedepankan masalah kesetaraan gender kemudian bagaimana cara menyehatkan perekonomiannya sebenarnya, untuk meningkatkan individunya lebih baik," ungkapnya, mengutip Antara.

Ratu Maxima tampak antusias mendengarkan penjelasan mengenai program Reimagining Industries to Support Equality (RISE) yang diterapkan di sana. Penampilannya yang stand-out tidak menjadi sekat, ia justru terlihat luwes berinteraksi, menanyakan langsung kepada para buruh mengenai manfaat digitalisasi gaji bagi pengelolaan keuangan rumah tangga mereka. 

Canda Tawa di Kampung Batik Laweyan

Sore harinya, Ratu Maxima berpindah ke lorong-lorong bersejarah Kampung Batik Laweyan, Solo. Masih dengan busana yang sama, ia tampak sangat menghargai warisan budaya lokal.

Momen menarik terjadi ketika Ratu Maxima ditantang untuk mencoba membatik. Tangan halusnya memegang canting, mencoba menorehkan malam panas ke atas kain mori, sebuah pengalaman yang disambut gelak tawa hangat.

"Terima kasih sudah mengajari membatik, tetapi sepertinya saya tidak akan bisa jadi pembatik," kelakar Ratu Maxima kepada para pengrajin, seperti dikutip dari Antara. Candaan tersebut seketika mencairkan suasana, menghilangkan jarak antara seorang ningrat Eropa dengan para pengrajin lokal.

Di Laweyan, Ratu Maxima berdialog panjang dengan Eny Zaqiyah, seorang pembatik yang juga nasabah layanan keuangan mikro. Eny mengaku gugup namun bangga bisa berbincang langsung. "Ya antara senang, grogi, wes semua [dirasakan]."

Santap Siang Kerajaan dan Kesan Mendalam "Si Baju Kuning"

Di sela-sela padatnya jadwal "blusukan", Ratu Maxima juga menyempatkan diri untuk menikmati jamuan makan siang di Pracima Tuin, Pura Mangkunegaran. Di lokasi yang kental dengan nuansa Jawa klasik ini, penampilan modern Ratu Maxima menciptakan perpaduan visual yang menarik antara budaya Barat dan Timur.

Pengageng Pura Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegara X, mengonfirmasi agenda santai namun berkelas tersebut. "Betul mas, lunch. Intinya makan siang," ujarnya singkat kepada awak media, mengutip kanal News Liputan6.com. Momen ini menjadi jeda istirahat yang elegan sebelum sang Ratu melanjutkan misinya.

Kunjungan seharian penuh ini meninggalkan kesan mendalam bagi warga Solo dan Sragen. Bukan hanya karena materi inklusi keuangan yang dibawanya, tetapi juga karena persona hangat yang ia tampilkan. Ratu Maxima tidak menempatkan dirinya di menara gading. Ia merangkul, mendengar, dan bahkan bercanda.

"Saya mendapat kesempatan untuk berbicara dengan berbagai kelompok. Ada pekerja industri garmen, mahasiswa, serta kelompok ibu-ibu yang luar biasa membuat batik untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka," tutur Ratu Maxima menyimpulkan pengalamannya, sebagaimana dikutip dari Antara.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |