Liputan6.com, Jakarta - Kembali terjadi pelecehan seksual di area stasiun KRL Jabodetabek. Korban seorang wanita yang mengaku langsung melaporkannya kepada pihak stasiun di tempat kejadian, namun dimunta untuk melapor ke stasiun pusat di Juanda untuk melihat rekaman CCTV kejadian.
Diketahui kejadian pelecehan terjadi di area Stasiun Tanah Abang pada Rabu, 2 April 2025. Dalam video yang diunggah ulang akun Threads @beri_tau pada Minggu, 6 April 2025, terekam seorang wanita memakai masker mengeluh ke sopir taksi online.
"Jadi kan aku pas mau turun eskalator, aku nggak nyadar ada cowok di belakang aku. Oh terus dia numpahin pejunya (cairan mani) dia di celana, celana belakang," kata korban sambil terlihat syok bercerita ke sopir.
"Hah, oh itu pelecehan," sahut sopir tersebut.
"Aduh aku pusing banget, aku pengen nangis," sambung korban. "Ya udah yang sabar aja," balas sopirnya lagi.
Diketahui percakapan tersebut bisa terekam karena sang sopir taksi memang kerap membuat video kesehariannya sebagai konten. Ada warganet yang mengungkap familiar dengan wajah sopir tersebut, karena kontennya pernah berseliweran di YouTube.
Terkait dengan kejadian, Tim Lifestyle Liputan6.com langsung mengonfirmasi pihak KRL Commuterline. Manager Humas KCI, Leza Arlan melalui keterangan pesan tertulis membenarkan kejadian tersebut.
"KAI Commuter sangat menyayangkan adanya kejadian tersebut dan menyampaikan permohonan maaf kepada pengguna yg menjadi korban perbuatan tercela tersebut," ungkap Leza Senin (7/4/2025).
Menurutnya, KAI Commuter tidak menoleransi segala bentuk tindakan pelecehan seksual. Pihaknya mengaku bertindak cepat atas tindak pelecehan seksual di area stasiun.
Pihak KRL Commuterline Usut Pelaku
Menurut Leza, berbekal laporan tersebut, petugas terkait segera menuju tempat kejadian untuk mencari pelaku. Namun pelaku tidak ditemukan, dan korban pun telah meninggalkan area stasiun.
Indentifikasi pelaku sudah dilakukan untuk dilakukan upaya penangkapan. Sebelumnya, menurut Leza video unggahan di media sosial terkait hal tersebut juga diunggah oleh salah satu akun di media sosial, dan KAI Commuter segera menghubungi akun media sosial pengunggah video untuk mencari informasi lengkapnya, namun masih menunggu balasan dari akun tersebut.
“Laporan tersebut segera ditindaklanjuti dengan penelusuran melalui System CCTV Analytic untuk melacak terduga pelaku,” terang Leza.
Leza menambahkan bahwa dari hasil penelusuran tersebut, KAI Commuter telah mengantongi terduga pelaku. Terduga disinyalir melakukan tindak pelecehan tersebut karena mulai dari turun kereta hingga hall bawah stasiun terus mengikuti di belakang korban, sampai terekam hal yang mencurigakan.
KAI Commuter segera memasukkan terduga pelaku tersebut dalam System CCTV Analytic untuk memberikan notifikasi jika sewaktu-waktu pelaku masuk ke area stasiun kembali. “Selain itu, KAI Commuter juga akan berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk menindaklanjuti hal tersebut,” tambah Leza.
Imbauan Kepada Penumpang KRL
Terkait kejadian, KAI Commuter mengimbau kepada seluruh pengguna untuk lebih hati-hati dan tetap waspada terhadap situasi sekitarnya. KAI Commuter akan menindak tegas kepada pelaku yang telah melanggar norma kesusilaan.
“Kami juga berharap kepada seluruh pengguna yang melihat atau menjadi korban untuk tidak takut berteriak atau meminta bantuan pengguna lain atau segera melaporkannya kepada petugas. Berani SPEAK UP!" tutup Leza.
Sebelumnya kejadian pelecehan seksual pun sempat terjadi di Stasiun KRL Pondok Ranji, Tangerang, pada Kamis, 28 November 2024. Saat itu KAI Commuter mengambil langkah tegas dengan memberikan sanksi blacklist ke pelaku pelecehan.
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, mengatakan pelaku diturunkan dari KRL Commuter Line Rangkasbitung No. 1665 (relasi Parung Panjang – Tanah Abang) di Stasiun Pondok Ranji dan dibawa ke Pos Pengamanan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Kami telah memutuskan untuk memberikan sanksi berupa blacklist kepada pelaku pelecehan seksual. Ini sebagai upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang," ungkap Joni di Jakarta, Minggu,1 Desember 2024, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com.
Inovasi Sistem CCTV Analytic untuk Keamanan KRL
Diketahui KAI Commuter memanfaatkan teknologi CCTV Analytic sebagai bagian dari langkah pencegahan kejahatan di transportasi publik. Sistem ini mampu:
- Merekam wajah pengguna yang masuk ke stasiun.
- Menganalisis data untuk memverifikasi identitas pelaku.
- Memberikan notifikasi kepada petugas jika pelaku mencoba kembali menggunakan layanan KRL.
"Sistem ini merupakan inovasi untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna Commuter Line," ujar Joni.
Data Kasus Pelecehan Seksual di KRLBerdasarkan data KAI Commuter, dari Januari sampai Oktober 2024, ada 57 kasus pelecehan seksual yang dilaporkan melalui media sosial atau langsung ke petugas. Dari jumlah tersebut:
Sebanyak 50 kasus diteruskan ke kepolisian.Sisanya tidak dilanjutkan karena korban memilih berdamai. Meski demikian, pelaku tetap diberi sanksi berupa larangan permanen menggunakan layanan Commuter Line.
KAI Commuter memastikan akan memberikan pendampingan dan support hukum kepada korban yang bersedia melapor. Tetapi, sebagian korban menolak melanjutkan kasus ke jalur hukum lantaran kesibukan pekerjaan atau pendidikan.