Pencarian Wisatawan Terjebak Banjir Thailand Berujung Ketahuan Selingkuh

22 hours ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Sarah, seorang wisatawan asal Kedah, Malaysia, tidak pernah menyangka dirinya akan membongkar perselingkuhan seseorang di tengah banjir bandang Thailand. Ia melakukan perjalanan dari Bangkok ke Hat Yai dengan kereta api pada Sabtu, 22 November 2025, di mana adik laki-lakinya menjemputnya sebelum mereka kembali ke Kedah.

Merujuk unggahan Threads-nya, seperti dilansir dari New Strait Times, Rabu (26/11/2025), ia mengatakan, adik laki-lakinya menyarankan mereka menggunakan rute imigrasi Durian Burung setelah menerima informasi tentang memburuknya kondisi banjir di Thailand selatan.

"Kemarin, setelah saya sampai di rumah, seorang teman menghubungi saya. Kami adalah mantan teman sekelas di Universiti Malaysia Perlis. Ia bertanya apakah saya bisa mengecek keadaan suaminya, yang terdampar di sebuah hotel di Hat Yai bersama tiga rekannya. Mereka adalah bankir dari Penang," kata Sarah.

Khawatir akan hal ini, Sarah mengatakan, ia meminta sepupunya dari Thailand untuk mendatangi hotel tersebut, karena banjir masih dapat dilalui kendaraan roda empat. "Rencana saya adalah agar saudara laki-laki saya menjemput mereka di lokasi yang lebih aman nanti, di suatu tempat di luar Central Hat Yai, yang ketinggian airnya lebih rendah."

"Ketika sepupu saya mengunjungi hotel dan berbicara dengan resepsionis, staf mengonfirmasi bahwa empat pria masih berada di hotel karena kendaraan mereka terjebak banjir. Namun, resepsionis itu juga mengungkap detail tidak terduga."

"Ia memberi tahu sepupu saya bahwa salah satu pria, yang merupakan suami teman saya, sedang menginap dengan seorang perempuan yang ia perkenalkan sebagai 'istrinya,'" ia berujar.

Evakuasi Wisatawan Asing

Sarah berkata, "Begitulah kami mengetahui bahwa dia sebenarnya bersama orang lain." Ibu dua anak berusia 35 tahun itu menambahkan, sepupunya memberi tahu grup tersebut bahwa Kedutaan Besar Malaysia akan melakukan operasi penyelamatan.

"Bagi mereka yang setuju, mereka akan diantar ke perbatasan terlebih dahulu, dan kendaraan mereka akan ditangani kemudian. Mereka yang menolak akan dievakuasi ke tempat penampungan sementara atau diberikan pasokan makanan," ujarnya.

Sarah, yang bekerja penuh waktu sebagai personal shopper, mengatakan bahwa ia belum menceritakan penemuan sensitif ini pada temannya, yang baru saja melahirkan anak keempatnya. "Saya masih belum memutuskan apakah akan memberi tahu dia secara langsung, tapi saya berencana untuk memberi tahu saudara perempuannya terlebih dahulu," kata Sarah.

Menyelamatkan Warga dan Wisatawan dari Banjir Thailand

Di sisi lain, pihak berwenang Thailand telah mengerahkan helikopter untuk menyelamatkan warga dan wisatawan yang terdampar akibat banjir parah di wilayah selatan negara itu, di mana setidaknya 13 orang tewas dan lebih dari 2,1 juta orang terdampak sejak pekan lalu, lapor Anadolu Agency.

Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Thailand menerbangkan helikopter ke Hat Yai, salah satu daerah yang paling parah terdampak banjir, untuk mengirimkan pasokan darurat dan mengevakuasi warga, menurut Thai Enquirer.

Rekaman video menunjukkan helikopter menjatuhkan bantuan ke lantai atas gedung-gedung, sementara ribuan rumah masih terendam, memaksa warga naik ke atap. Pihak berwenang untuk sementara menangguhkan semua layanan antar-jemput ke dan dari Bandara Hat Yai karena banjir naik, mencapai ketinggian 2 meter di beberapa daerah.

7 Ribu Wisatawan Terjebak Banjir Thailand

Sembilan provinsi di selatan dekat perbatasan Malaysia telah dilanda banjir, menurut Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand. Sekitar tujuh ribu wisatawan asing—kebanyakan dari Malaysia dan Singapura—dilaporkan terjebak di Hat Yai.

Banjir juga telah mengganggu jaringan seluler dan listrik di beberapa daerah. Pembangkit Listrik Chana di Songkhla untuk sementara menghentikan operasinya karena naiknya air, meski pembangkit listrik lainnya tetap beroperasi.

Di seberang perbatasan, otoritas Malaysia mengatakan lebih dari 12 ribu orang terdampak banjir di beberapa negara bagian di utara. Pada Selasa, 25 November 2025, Raja Malaysia Sultan Ibrahim memerintahkan para pejabat menyediakan semua bantuan darurat dan bantuan yang diperlukan, menurut kantor berita pemerintah Bernama.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |