Liputan6.com, Jakarta - Biaya parkir mobil di Terminal 1 Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Malaysia, diklaim bisa untuk beli tiket pesawat. Setidaknya itu menurut seorang pelancong yang curhat merogoh kocek sebesar 2.084 ringgit, atau sekitar Rp7,6 juta, untuk melunasi tagihan parkirnya di bandara tersebut.
Merujuk video TikTok viral yang kini sudah dihapus, melansir World of Buzz, Jumat (17/1/2025), si pelancong awalnya menunjukkan mesin pembayaran parkir otomatis. Mesin itu kemudian mengungkap bahwa mobilnya memasuki fasilitas Parkir Pilihan pukul 3.39 pagi tanggal 31 Desember 2024.
Mesin tersebut juga menunjukkan berapa lama mobil diparkir di fasilitas Parkir Pilihan, yaitu 13 hari dan 8 jam. Setelah memilih opsi "Bayar" pada mesin, biaya parkir yang dikeluarkan muncul sebesar 2.084 ringgit. "Tidak yakin apakah saya harus senang atau sedih 😂," tulis si pelancong di keterangan unggahan.
Menurut situs resmi bandara, biaya parkir di Parkir Pilihan Terminal 1 KLIA di jam pertama adalah 15 ringgit, atau sekitar Rp54 ribu, per jam. Setiap jam berikutnya dikenakan tarif tujuh ringgit, atau Rp25 ribu, dan tarif maksimal per hari, yakni 150 ringgit, atau sekitar Rp545 ribu.
Di kolom komentar, banyak warganet Malaysia yang mengatakan bahwa si pelancong seharusnya merencanakan perjalanan dengan baik agar tidak kena biaya parkir yang mahal. Beberapa komentator mengatakan bahwa ada banyak fasilitas parkir dengan tarif lebih murah di Terminal 1 KLIA, sementara yang lain mengatakan bahwa dia seharusnya naik taksi online saja ke bandara.
Bisa Dipakai Beli Perhiasan
Sementara itu, seorang pengguna merasa geli dengan biaya parkir sebesar 2.084 ringgit, dan mengatakan bahwa jumlah tersebut lebih besar dari pendapatan bulanannya. Selain itu, seorang komentator mengatakan bahwa ia dapat membeli tiket pesawat dengan uang sebesar 2.084 ringgit, sementara yang lain mengatakan bahwa jumlah tersebut bahkan dapat digunakan untuk membeli perhiasan.
Di berita berbeda, namun masih terkait fasilitas bandara, KLIA sebelumnya meluncurkan inisiatif baru dengan menyediakan kursi yang kenyamanannya ditingkatkan untuk para penumpang. Namun, langkah ini justru menuai kritik publik.
Melansir World of Buzz, Rabu, 16 Oktober 2024, banyak yang merasa bahwa kursi tersebut lebih mirip bangku besi yang biasa ditemukan di halte bus daripada kursi yang seharusnya menawarkan kenyamanan di bandara. Di sebuah unggahan Facebook, operator bandara memuji area tempat duduk yang telah diperbarui di pusat transportasi bandara.
"Area tempat duduk yang baru direnovasi di Lantai 1 Pusat Transportasi (KLIA) kini memberi kenyamanan lebih baik dan ruang ekstra bagi para pelancong saat mereka menunggu transportasi mereka. Rasakan pengalaman lebih menyenangkan saat Anda melanjutkan perjalanan!" tulis pihaknya.
Protes Warganet
Namun, pengguna media sosial menyuarakan ketidakpuasan mereka. Mereka menyebut bahwa kursi ini tidak memberi kenyamanan yang memadai bagi penumpang yang harus menunggu lama, terutama bagi lansia dan mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Selain itu, kritik diarahkan pada kurangnya bantalan atau fitur ergonomis yang dapat mendukung postur tubuh dengan baik. "Mereka mengharapkan kita duduk nyaman di kursi besi seperti ini? Serius? Petugas bandara harus mencontohkan dulu," kata seorang pengguna.
"Kursi besi ini seharusnya ditempatkan di kantor parlemen, supaya para menteri bisa duduk dengan lebih nyaman," sindir warganet lain.
Masih dari KLIA, CPO Comm Selangor Datuk Hussein Omar Khan mengatakan bahwa ada 146 laporan polisi yang diajukan terkait kasus pencurian selama 2024 di bandara tersebut. Barang-barang yang dilaporkan hilang, termasuk uang tunai, kartu kredit, ponsel, dan barang berharga lain.
"Pada 2022, 33 laporan diajukan, diikuti 88 laporan tahun lalu, dan 146 laporan tahun ini," katanya pada The Star, dikutip Rabu, 18 Desember 2024. Dari data tersebut, total ada 267 kasus barang hilang di bandara Malaysia tersebut.
Kasus Barang Hilang
Dari semua laporan yang diajukan, polisi hanya dapat membuka 26 berkas investigasi (IP), kata Comm Hussein. Pasalnya, para korban tidak yakin kapan barang-barang mereka hilang. "Investigasi tidak dapat dimulai karena tidak ada penangkapan langsung, dan para pelancong (korban) telah melanjutkan perjalanan ke negara masing-masing," sebut dia.
"Faktor lainnya adalah barang-barang tersebut bisa saja hilang atau salah tempat karena kelalaian korban sendiri." ia menambahkan. Comm Hussein mengatakan, 30 warga negara asing telah ditahan terkait pencurian di pesawat di KLIA sejak 2022.
"Empat tersangka ditahan tahun lalu (2023) dan 26 tahun ini (2024). Mereka yang ditangkap awalnya ditahan awak kabin masing-masing penerbangan sebelum diserahkan ke polisi," ungkap dia. Dari 26 dokumen investigasi yang dibuka, 18 kasus berhasil dituntut dengan para tersangka mengaku bersalah atas pencurian, kata Comm Hussein.
"Satu kasus masih diselidiki, dan tujuh kasus lainnya diklasifikasikan sebagai 'Tidak Ada Tindakan Lebih Lanjut (NFA)' karena kurangnya pernyataan saksi," imbuhnya. Pelancong yang menggunakan tas jinjing disarankan memasang kunci dan bentuk keamanan tambahan lain pada tas mereka, kata Comm Hussein.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence