Pakar ITS Sebut Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk karena Kegagalan Struktur

1 week ago 22

Liputan6.com, Sidoarjo - Pakar Konstruksi dari Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Muji Himawan menyebut, ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, menunjukkan adanya kegagalan struktur.

Muji menegaskan bahwa tim ahli ITS ikut membackup upaya evakuasi korban di bawah komando Basarnas. Saat ini fokus utama adalah menembus reruntuhan untuk mencapai korban.

"Kalau fasenya sudah bergeser ke tahap berikutnya, kami akan meng-assist proses pengangkatan elemen-elemen struktur, baik balok, beton, maupun plat, yang runtuh hingga ke lantai dasar," ujarnya, Rabu (1/10/2025).

Menurut Muji, kondisi bangunan yang ambruk sangat kompleks karena terdapat empat lapis lantai yang runtuh menimpa satu sama lain. Hal ini menyulitkan tim SAR dalam menembus titik lokasi korban.

"Intinya elemen strukturnya sudah hancur semua kolom, balok, maupun plat. Proses evakuasi tidak boleh dilakukan sembarangan karena sebagian elemen masih menempel pada bangunan di samping," ucapnya.

Muji menyebut ada bagian struktur yang mencantol pada gedung sebelah, meski tidak sampai menyebabkan keruntuhan susulan. Namun, hal ini tetap harus diwaspadai agar penyelamatan korban tidak justru menimbulkan bencana baru. 

"Kami harus pastikan gedung di sekitar aman. Puing-puing akan diangkat piece by piece, dengan teknik yang tepat dan kapasitas maksimal satu ton. Tidak boleh ditarik sembarangan," ujarnya.

Dari sisi keilmuan, Muji memastikan penyebab musala ponpes ambruk karena kegagalan struktur total, meski penyebab detailnya belum dapat dipastikan.

"Kerusakan ini bukan parsial, tapi menyeluruh. Semua elemen strukturnya gagal. Namun, soal kenapa itu bisa terjadi, nanti butuh penelitian lebih lanjut. Saat ini kami fokus pada penyelamatan korban," ucapnya.

Puluhan Santri Masih Tertimbun

Sementara itu, tim gabungan melakukan upaya evakuasi terhadap korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Selasa (30/9/2025) pukul 19.00 WIB.

"Berdasarkan data absensi santri, sebanyak 91 orang diduga masih tertimbun material bangunan," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (1/10/2025).

Abdul mengungkapkan, pihaknya menerjunkan personel SAR gabungan sebanyak 332 dari Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Sidoarjo.

"BPBD dari kabupaten sekitar seperti Jombang, Mojokerto dan Nganjuk, Dinas PU SDA Provinsi, Tagana Dinas Sosial, aparat TNI serta Polri telah dikerahkan dengan metode kerja bergantian untuk menjaga ketahanan tim," ucapnya.

Abdul mengatakan, peralatan berat juga telah disiagakan, namun penggunaannya sementara belum dapat dilakukan karena dikhawatirkan getaran dapat memperparah kondisi reruntuhan.

"Upaya penyelamatan saat ini difokuskan secara manual dengan menggali lubang dan celah untuk mengevakuasi korban yang masih hidup," ujarnya.

Tim SAR gabungan mendeteksi adanya indikasi enam orang korban yang masih bertahan di salah satu segmen reruntuhan.

"Melalui celah yang ada, petugas telah menyalurkan makanan dan minuman untuk menjaga kondisi para korban," ucapnya.

Sementara itu, lanjut Abdul, proses evakuasi juga menunggu asesmen dari pihak berwenang di bawah komando Basarnas.

"Jika hasil asesmen menyatakan tidak ada lagi korban yang masih hidup, tahapan selanjutnya akan dilakukan dengan menggunakan alat berat untuk mengevakuasi korban meninggal dunia yang masih tertimbun," ujarnya.

"Di sisi lain, tim tengah merumuskan langkah teknis bersama ahli konstruksi untuk membersihkan puing pada jalur evakuasi secara aman tanpa memicu reruntuhan susulan," imbuh Abdul.

Rincian Korban

Data sementara per Sabtu (30/9) pukul 19.00 WIB tercatat sebanyak 100 orang terdampak dalam kejadian ini. Dari jumlah tersebut, 26 orang masih menjalani perawatan inap, 70 orang telah diperbolehkan pulang, tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan satu pasien dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.

"Sejumlah fasilitas kesehatan menjadi rujukan utama untuk penanganan korban, di antaranya RSUD RT Notopuro, RS Siti Hajjar, RS Delta Surya, RS Sheila Medika dan RS Unair," ucap Abdul.

Adapun rinciannya meliputi RSUD RT Notopuro merawat 40 pasien dengan delapan pasien rawat inap dan dua meninggal dunia.

RS Siti Hajjar menangani 52 pasien dengan 11 pasien rawat inap, satu meninggal dunia dan satu pasien dirujuk.

"Berikutnya RS Delta Surya merawat enam pasien rawat inap, RS Sheila Medika menangani satu pasien yang telah diperbolehkan pulang, sedangkan RS Unair merawat satu pasien rawat inap," ujar Abdul.

"Adapun perkembangan penanganan darurat di lapangan akan terus diperbarui dan dilaporkan secara berkala seiring upaya yang dilakukan pihak-pihak terkait," pungkas Abdul.

Foto Pilihan

Foto udara menunjukkan reruntuhan bangunan musala yang runtuh di kompleks pesantren di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia, Selasa, 30 September 2025. (AP Photo/Trisnadi)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |