Laporan Liputan6.com dari Singapura: Menyelami Impresionisme Lewat Pameran Koleksi Lukisan Monet Terbesar di Asia Tenggara

4 days ago 19

Liputan6.com, Jakarta - Galeri Nasional Singapura kembali menggelar pameran bertema impressionism (impresionisme) untuk merayakan satu dekade keberadaan salah satu ikon budaya Singapura itu. Bertajuk Into the Modern, Impressionism from the Museum of Fine Arts Boston, Lifestyle Liputan6.com berkesempatan menikmati koleksi lukisan terbesar Claude Monet dan para seniman aliran impresionisme lainnya pada awal November 2025.

"Kami melakukan pameran impresionisme pertama kali pada 2017 dengan bekerja sama dengan Mussee d'Orsay. Tapi, koleksi ini sangat berbeda dan lebih luas, memungkinkan kami menceritakan kisah impresionisme dari perspektif lain," kata CEO Galeri Nasional Singapura, Eugene Tan, dalam jumpa pers di Singapura, Kamis, 6 November 2025.

Impresionisme, kata Eugene, adalah sebuah pergerakan seni yang sangat penting, bisa dibilang revolusioner, karena menyoroti perubahan kota sebagai imbas revolusi industri dan perubahan peran gender. Dua isu itu, sambung dia, dinilai masih relevan dengan situasi masa kini.

"Kami sangat senang bekerja sama dengan Museum of Fine Arts, Boston, yang merupakan salah satu pemilik koleksi Impresionisme terbesar di seluruh dunia... Saya pikir ini adalah salah satu pameran impresionisme terbesar yang pernah dipresentasikan di Asia Tenggara," imbuhnya.

Lebih dari setahun riset terkait membangun narasi pameran dilakukan. Dipimpin Phoebe Scott, kurator senior Galeri Nasional Singapura, pameran yang menghadirkan lebih dari 100 karya, termasuk 17 koleksi lukisan Monet itu mengajak pengunjung menyelami lebih dalam rangkaian karya, alih-alih hanya melihatnya sebagai lukisan yang cantik.

Mengapa Harus Mengangkat Impresionisme?

Phobe tak sendiri, ia didukung oleh dua kurator lainnya dari Galeri Nasional Singapura, Celine Ho dan Alexis Chen, serta Julia Welch dan Katie Hanson dan MOFA. Pihak MOFA lah yang menyeleksi koleksi mana saja yang tepat dipamerkan untuk mendukung narasi yang disusun tim Phoebe.

Phoebe kembali menekankan pentingnya mengangkat impresionisme di pameran. Menurutnya, itu adalah salah satu pergerakan yang paling populer dari dunia seni era modern. Ia menyebut kaum impresionis sebagai kelompok 'radikal' yang menantang pakem yang ada saat itu yang lebih terkonsep dan didominasi aliran realis.

"Kaum impresionis  mungkin adalah generasi pertama dari seniman yang mewakili situasi di sekitar mereka, menggambarkan pengalaman kehidupan sehari-hari dalam karyanya. Dengan cara itu, mereka menangkap detail kejadian dari kehidupan modern," ujar Phoebe.

Dari sederet figur seniman aliran impresionisme, Claude Monet bisa dibilang ikonnya. Karena itu, pameran itu dibuka dengan karya awal pelukis Prancis kelahiran 14 November 1840, sekitar 20 tahun sebelum ia menjadi seniman populer dengan karyanya dibeli dengan harga tinggi.

"Komposisinya jauh lebih konvensional dibandingkan karya di kemudian hari," ucap Phoebe.

Kisah Pelukis Impresonis Selamatkan Hutan Lewat Seni

Monet membangun ritual melukis di alam bebas. Salah satu lokasi favoritnya adalah Hutan Fountainebleu di Desa Barbizon, sekitar 55 kilometer dari pusat Kota Paris. Bukan hanya Monet, Theodore Rosseau juga kerap berlama-lama di hutan tersebut untuk melukis.

"Fakta bahwa para pelukis ini bisa datang ke Hutan Fountainebleau adalah bukti terjadi perubahan modern, jaringan baru terhubung tiba-tiba ke bagian jauh dari Prancis," kata Phoebe.

Revolusi industri yang terjadi mulai menjamah hutan rimbun dengan dibangunnya jalan-jalan melewati hutan. Menurut Phoebe, hal itu mengganggu Rosseau yang telah hidup di hutan itu selama beberapa dekade menjelang akhir hidupnya.

Ia pun merekam perubahan yang terjadi pada hutan lewat berbagai karya, termasuk menggambarkan kayu-kayu gelondongan yang ditebang dari hutan tersebut untuk membuka jalan. Ditimpali oleh fotografer Gustave Le Gray yang memotret kondisi hutan, para seniman itu mendorong agar Hutan Fountainebleuau diselamatkan dari kehancuran.

"Gambar-gambar ini datang dari era modern, saat perubahanterjadi di hutan. Akhirnya, Fountainebleuau ditetapkan sebagai taman nasional pertama di dunia pada 1861," ujar Phoebe. Itu menjadi salah satu bukti impresionisme berkontribusi penting pada lingkungan.

Kesempatan Melukis ala Kaum Impresionis

Pameran itu secara umum dibagi dalam tujuh bab. Pertama, Seeking the Open Air yang menonjolkan karya fenomenal Rousseau dan hasil fotografi era abad pertengahan 19 yang menjadi awal revolusi industri.

Berikutnya adalah Plein Air Impressionism yang mengeksplorasi bagaimana seniman impresionis mentransformasikan lukisan luar ruang menjadi sebuah pergerakan. Karya Edgar Degas yang dipamerkan pada April 1874, karya Pierre Auguste Renoir dan Claude Monet yang menangkap perubahan cahaya menjadi sorotan utamanya.

Berikutnya, pengunjung diajak ke babak Labour and Leisure on the Water yang menampilkan berbagai lukisan berlatar pantai Normandy sebagai objek utama. Pada babak IV, yakni Shared Ambition, pengunjung diajak untuk menyelami semangat kolektif kaum impresionis.

Di sini, pengunjung akan diperlihatkan bahwa impresionisme bukanlah teknik melukis tertentu, tetapi cara seniman mengambil inspirasi untuk karyanya, seperti karya Camille Pissarro yang tidak hanya berwarna pastel, tapi juga hitam putih.

"Terlalu sering kita mengasosiasikan (Impresionisme) dengan warna yang terang atau sejenis sapuan kuas tertentu. Tapi seperti yang Anda lihat dari pameran ini, artis yang diasosiasikan dengan kelompok itu sebenarnya memiliki gaya yang berbeda-beda," ujar Phoebe. Bahkan, pengunjung berkesempatan untuk melukis ala golongan Impresionis dengan kertas dan alat menggambar sudah tersedia.

Pengaruh Impresionisme pada Seniman Asia Tenggara

Melaju ke babak berikutnya, Modern Encounter, pengunjung akan diperlihatkan bagaimana impresionisme membuka ruang bagi perempuan menjadi pelukis. Salah satunya ditampilkan lewat karya Victorine Merent, model favorit pelukis aliran impresionisme Edouard Manet. Ia tak hanya jadi model, tetapi juga menyapukan kuasnya ke kanvas.

Di seksi ke-6, Reimagining the Commonplace, pengunjung akan diajak untuk melihat karya seniman impresionis yang mengambil gambar diam sebagai subjek. Tapi, tentu saja ada perbedaan dengan realis.

Pameran ditutup dengan Monet - Moment and Memory yang menampilkan sembilan karya ikonis Claude Monet, termasuk salah satu seri Haystacks, yakni lukisan tumpukan jerami yang diambil dalam beragam periode waktu berbeda. Musik Debussy ditambah sofa melingkar membuat momen di ruangan itu terasa lebih syahdu.

Fakta bahwa impresionisme berkembang di Eropa, pengaruhnya juga ternyata sampai ke Asia Tenggara. Lewat sebuah film pendek yang diputarkan, impresionisme banyak dianut seniman Vietnam yang belajar dari pelukis Eropa. Hanya saja, objek lukisannya bukanlah pemandangan, tetapi situasi manusia di sekitar pada saat itu.

Pameran itu akan berlangsung hingga 1 Maret 2026 dengan harga tiket masuk 25 dolar Singapura (sekitar Rp321 ribu) per pengunjung. Biaya itu jauh lebih terjangkau dibandingkan Anda terbang langsung ke Amerika Serikat untuk menikmati karya Monet dan kawan-kawan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |