Lady Gaga Bergaya Ballet Goth, Sepatu Pink-nya Bikin Garuk-garuk Kepala

6 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Lady Gaga mencuri perhatian saat menuju Bandara Milan akhir pekan lalu. Ia memukau publik dengan gaya ballet goth yang menghadirkan keseimbangan antara sisi lembut dan feminin dengan sentuhan gothic yang kuat. 

Mother Monster itu memadukan sweater dan rok rajut dari label avant-garde asal Kanada, Matières Fécales. Melansir Page Six, Selasa (14/10/2025), busana bernuansa bubblegum pink itu memiliki bahu berstruktur besar serta potongan tepi yang tampak rusak seperti digigit serangga.

Gaga melengkapi penampilannya dengan tas Hermès Mini Kelly hitam, kacamata hitam Port Tanger bergaya wraparound, serta cincin pertunangan besar pemberian sang kekasih, Michael Polansky. "Kategorinya adalah BALLET GOTH," tulis Gaga dalam video outfit of the day yang dibagikan di TikTok.

Namun, yang paling menarik perhatian adalah sepatu hak super tinggi berbahan satin berwarna pink rancangan Christian Louboutin. Desainnya yang unik membuat penyanyi berusia 39 tahun itu diapresiasi lantaran diyakini tak mudah dipakai berjalan.

Ballet Goth yang Tak Terduga

Salah satu penggemar menulis, "Warnanya mengingatkan pada Joanne. Heels-nya seperti dari era Chromatica. Bahunya seperti Born This Way. Kacamatanya memberi nuansa Mayhem. Vibenya seperti The Countess. Aku menangis."

Sepatu platform ekstrem yang dikenakan Lady Gaga bukan sekadar aksesori pemanis penampilan, melainkan simbol dedikasinya terhadap dunia fashion yang eksperimental dan penuh keberanian. Sepatu dengan desain melengkung itu merupakan hasil kolaborasi antara Christian Louboutin dan label Matières Fécales, yang pertama kali diperkenalkan dalam ajang Paris Fashion Week untuk koleksi musim gugur 2025.

Versi terbaru yang dikenakan Gaga di Milan diambil dari koleksi musim semi 2026 bertajuk "A Rose is a Rose," yang menampilkan detail eksentrik khas merek asal Kanada tersebut. Menurut laporan WWD, "Sepatu bernuansa fetisisme rancangan Christian Louboutin ini dimaksudkan untuk memberi sentuhan tegas pada koleksi busana, namun efeknya justru membuat beberapa model kesulitan berjalan dan harus berpegangan pada dinding." 

Dipastikan Bergabung dengan The Devil Wears Prada 2

Meski begitu, bagi Gaga, sepatu dengan tingkat kesulitan tinggi bukanlah hal yang asing. Sejak awal kariernya lewat lagu "Just Dance," ia sudah dikenal sebagai ikon yang menjadikan sepatu tinggi sebagai bentuk ekspresi artistik.

Gaga juga pernah mengenakan sepatu Armadillo karya Alexander McQueen, sepatu Pleasers berbahan kulit paten setinggi paha, hingga rancangan khusus yang dihiasi kristal oleh Disco Daddy Studio untuk tur "Mayhem Ball." Bulan lalu, ia bahkan kembali menampilkan sepatu pointe setinggi 18 inci yang ikonik dari video musik "Marry the Night" dalam kampanye terbaru Haus Labs.

Kini, penampilannya di Milan diyakini berkaitan dengan proses syuting film "The Devil Wears Prada 2," setelah ia terlihat di lokasi bersama Emily Blunt, Anne Hathaway, dan Meryl Streep. Kehadiran Lady Gaga dalam proyek ini disebut-sebut menjadi debut layar lebarnya setelah penampilannya dalam film "Joker: Folie à Deux" yang dirilis tahun lalu.

Alur Cerita Devil Wears Prada 2

Mengutip Variety, film komedi tersebut merupakan sekuel dari "The Devil Wears Prada" dan diadaptasi dari novel karya Lauren Weisberger yang diterbitkan pada 2003. Gaga disebut akan memerankan karakter baru yang membawa dinamika segar ke dalam kisah dunia mode yang ikonik, sementara Meryl Streep, Anne Hathaway, Emily Blunt, dan Stanley Tucci dipastikan kembali menghidupkan karakter legendaris mereka.

Kisahnya tentang seorang jurnalis berbakat, Andrea "Andy" Sachs (Hathaway), yang dipekerjakan oleh Runway, sebuah majalah mode bergengsi. Ia mendapati dirinya berada di bawah tekanan pemimpin redaksi yang menuntut, Miranda Priestly (Streep), dan semua tingkah serta tatapan tajamnya. Buku yang menarik ini bergenre roman à clef; Weisberger sempat bekerja sebagai asisten Anna Wintour di Vogue.

Detail plot The Devil Wears Prada 2 itu belum dikonfirmasi. Tetapi, alur ceritanya dilaporkan mengikuti Miranda saat ia menjalani kariernya di tengah menurunnya dunia penerbitan majalah tradisional.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |