Kemenekraf Luncurkan Ekraf Hub, Platform Benahi Data hingga Wadahi Pengembangan Ekosistem

1 week ago 25

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) baru saja meluncurkan Ekraf Hub. Platform itu digadang-gadang tak hanya berfungsi menjadi database, tetapi juga mewadahi 17 subsektor ekonomi kreatif (ekraf) agar bisa berkembang optimal dan berkontribusi pada perekonomian negara.

Meski BPS rutin mengeluarkan data, Kemenekraf menilai pihaknya perlu memiliki data yang lebih valid dan terkoordinir di satu platform. Selama ini, data yang berkelanjutan menjadi tantangan utama di kementerian yang baru berumur setahun itu. Lewat Ekraf Hub, diharapkan data yang terkumpul bisa memberi gambaran yang lebih komprehensif tentang industri ekraf dalam negeri.

"Kalau ditanya pelaku ekraf berapa sih, ininya berapa, subsektornya berapa, ada kesulitan dari pusat datanya. Akhirnya, yuk biar satu pintu platformnya dibuat," kata Reslyana Dwitasari, Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenekraf, ditemui di Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025.

Menteri Ekraf Teuku Rifky Harsya menjelaskan bahwa pengumpulan data dimulai dari pendaftaran mereka yang terlibat dalam ekosistem ekraf via hub.ekraf.go.id.

"Pada proses awal pendaftaran, dapat mengisi biodata diri masing-masing pegiat ekraf, kemudian dilanjutkan dengan memilih role user," katanya. Ia mengatakan ada empat role user yang bisa dipilih, yakni pemilik usaha, pekerja kreatif, asosiasi, dan umum.

Lewat Kurasi

Para pendaftar selanjutnya akan dikurasi oleh Kemenekraf agar dipastikan data yang diberikan valid. Mereka yang bisa dimasukkan sebagai pelaku industri kreatif adalah yang karyanya punya nilai tambah berbasis budaya dan berdampak. Masyarakat umum diperkenankan bergabung asalkan bisa lolos kurasi dari tim admin.

Ada pula fitur etalase kreatif untuk memudahkan pencarian berdasarkan subsektor, lokasi, atau kata kunci. "Manfaatnya adalah untuk mempertemukan produsen, konsumen, dan pelaku industri. Sedangkan, manfaat internal adalah pengelolaan data produk kreatif yang terstandar dan terverifikasi," kata Menekraf.

Data pelaku ekonomi kreatif nantinya akan dicantumkan di platform tersebut, beserta email yang bisa dihubungi. Informasi itu dimaksudkan agar antar-pelaku ekonomi kreatif bisa saling berjejaring.

"Sebagai contoh, pegiat kuliner yang membutuhkan desain packaging yang lebih baik dapat mencari informasi di Ekraf Hub. Dengan cara membuka profil, pegiat desain produk tersebut dapat langsung menghubungi melalui kontak dan media sosial untuk berkolaborasi," jelas Riefky.

Fasilitasi Peningkatan Kapasitas dan Pembiayaan

Sementara bagi pemerintah, data yang terkumpul bisa menjadi bahan analisis strategi untuk mengembangkan industri kreatif ke depan. Pihaknya akan bekerja sama dengan kementerian/lembaga terkait untuk mensinkronkan data yang ada, seperti dengan Kementerian UMKM dan Kementerian Perdagangan. 

Lewat data tersebut, pemerintah juga bisa mendukung pelaku lebih terarah. "Kita akan analisis lebih dalam... Itu kan akan kelihatan semuanya, ternyata (misalnya), dia sudah punya KI, dia sudah bagus penjualannya, apa lagi yang kita perlu akselerasi lagi, atau di-expand lagi," kata Resly.

Lewat hub tersebut, pemerintah juga akan menyampaikan agenda-agenda peningkatan kapasitas yang bisa diikuti para pelaku industri. Riefky menambahkan bahwa pihaknya juga bisa memfasilitasi pelaku industri kreatif untuk mendapatkan pembiayaan.

"Artinya, bukan kita pembiayaan langsung, tapi memfasilitasi, karena ada pembiayaan, pendanaan, dan investasi. Ada yang kaitannya mungkin memfasilitasi untuk mendapatkan hibah atau CSR, misalnya. Ada yang memfasilitasi untuk mendapatkan kredit, ada juga memfasilitasi untuk business matching. Itu tiga hal yang bisa kita lakukan," ujarnya.

Pemerataan Akses

Dalam peluncuran perdana, Kemenekraf mengundang sekitar 150 asosiasi ekraf yang menjadi mitra kementerian. Riefky berharap para anggota asosiasi itu bisa mendaftar di platform tersebut yang jumlahnya lebih dari 150 ribuan orang. Ia juga mengundang pelaku ekraf di luar asosiasi dan di luar Jawa untuk ikut berpartisipasi.

"Sebagai sebuah inisiasi awal, tentu Ekraf Hub akan membutuhkan dukungan dan kerja sama kita semua untuk terus berkembang," ujar Riefky.

Salah satu mitra, CEO Kasisolusi Deryansha berharap Ekraf Hub bisa memeratakan kesempatan bagi para pelaku ekraf di luar Jawa, atau Jakarta. "Banyak kawan-kawan kita yang di Aceh, di Maluku, di Makassar, bilang sama saya bahwa 'Bang, lihat dong konten gue', 'lihat dong editan gue', dan seterusnya... Mereka tuh rakyat Indonesia juga, mereka berhak dapat perlakuan yang sama," katanya.

Berdasarkan data BPS, Bea Cukai, dan BKPM per 2024, nilai PDB Ekraf tercatat sebesar Rp1.532 triliun dengan serapan tenaga kerja industri ekraf sebesar 26,47 juta tenaga kerja. Sedangkan, nilai ekspor Ekraf pada tahun 2024 mencapai 25,10 miliar USD dengan total investasi sebesar Rp138,4 triliun.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |