Jam Saku Titanic Terjual Rp 33 Miliar, Saksi Bisu Kisah Cinta Abadi Pasangan Straus

5 days ago 23

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah jam saku emas yang dimiliki oleh penumpang kelas satu di kapal Titanic baru saja mencetak sejarah baru di pelelangan. Jam tersebut terjual dengan harga fantastis sebesar USD 2,3 juta (sekitar Rp 35 miliar) dalam sebuah lelang yang diadakan di Inggris pada Sabtu, 22 November 2025.

Melansir People, Kamis, 27 November 2025, angka penjualan ini tercatat sebagai harga tertinggi yang pernah dibayarkan untuk sebuah memorabilia dari Kapal Titanic. Pelelangan ini dilakukan rumah lelang Henry Aldridge & Son yang berlokasi di Devizes, Wiltshire.

Andrew Aldridge, sang juru lelang, menjelaskan bahwa harga yang memecahkan rekor dunia ini menggambarkan ketertarikan masyarakat global yang masih sangat kuat terhadap kisah Titanic, meskipun peristiwa tersebut telah berlalu lebih dari satu abad. 

"Harga rekor dunia ini menggambarkan minat yang tak kunjung pudar terhadap kisah Titanic," ujar Aldridge dari Henry Aldridge & Son, yang berlokasi di Devizes, Wiltshire, kepada The Guardian tentang jam tangan emas yang diberikan kepada Isidor Straus oleh istrinya, Ida.

Penjualan ini mengalahkan pemegang rekor sebelumnya untuk artefak dari kapal tersebut, yang juga merupakan sebuah jam emas. Rekor sebelumnya dipegang oleh jam yang dihadiahkan kepada seorang kapten kapal yang berhasil menyelamatkan 700 orang dari tenggelamnya Titanic, yang kala itu terjual lebih dari USD 2 juta (sekitar Rp33 miliar).

Aldridge menekankan pentingnya benda-benda peninggalan ini sebagai media penceritaan sejarah. Ia menyatakan, "Setiap pria, wanita, dan anak-anak, baik penumpang maupun kru, memiliki cerita untuk disampaikan, dan kisah-kisah itu diceritakan kembali 113 tahun kemudian melalui memorabilia ini." 

Latar Belakang Jam Emas dan Pemiliknya

Jam saku yang baru saja terjual adalah jam emas 18 karat buatan Jules Jurgensen. Benda berharga ini memiliki sejarah personal yang mendalam bagi pemiliknya, Isidor Straus dan istrinya, Ida Straus.

Berdasarkan informasi dari rumah lelang, jam tersebut ditemukan pada jasad Isidor Straus setelah proses evakuasi korban dilakukan. Asal-usul jam ini dapat ditelusuri kembali ke 1888, sebuah tahun yang bermakna ganda bagi kehidupan Isidor.

Pada 1888, Ida memberikan jam tersebut sebagai hadiah ulang tahun ke-43 bagi suaminya. Tahun tersebut juga menandai tonggak penting dalam karir Isidor karena ia dan saudaranya, Nathan, resmi menjadi mitra penuh dari department store ikonis di New York City, Macy's. 

Aldridge menggambarkan pasangan pemilik jam ini sebagai representasi kisah cinta sejati. Ia menerangkan, "Pasangan Straus adalah kisah cinta pamungkas. Ida menolak meninggalkan suaminya yang telah bersamanya selama 41 tahun saat Titanic tenggelam, dan harga rekor dunia ini merupakan bukti rasa hormat yang diberikan kepada mereka."

Detik-detik Terakhir dan Kesetiaan Ida Straus

Tragedi yang menimpa kapal Titanic terjadi di Samudra Atlantik pada 15 April 1912. Saat kapal mulai tenggelam, situasi di atas geladak sangat kacau dan penuh kepanikan. 

Di atas kapal yang tenggelam, Isidor menolak naik sekoci penyelamat, ingin orang lain yang pergi lebih dulu. Sikap ksatria Isidor diikuti oleh kesetiaan istrinya, Ida. Meskipun penumpang lain dan petugas kapal berusaha meyakinkan Ida untuk menyelamatkan diri dan naik ke sekoci, ia dengan tegas menolak untuk meninggalkan sisi suaminya. 

Berdasarkan keterangan dari organisasi lelang, Ida mengucapkan kalimat perpisahan yang sangat menyentuh sebelum mereka meninggal dunia. Ida berkata, "Saya tidak akan berpisah dari suami saya; sebagaimana kami telah hidup, demikian pula kami akan mati bersama." 

Rumah lelang Henry Aldridge & Son mendeskripsikan momen-momen terakhir pasangan tersebut dengan sangat dramatis. "Mereka terakhir terlihat duduk di kursi geladak, menghadapi nasib di sisi satu sama lain," ungkap pihak rumah lelang, menyebutnya sebagai "kisah cinta sejati yang paling utama." 

Warisan Budaya dan Inspirasi Sinema

Meskipun jasad Isidor berhasil ditemukan beserta jam saku tersebut, jasad Ida tidak pernah ditemukan. Ia menjadi bagian dari lebih dari 1.500 orang yang meninggal dunia ketika kapal pesiar mewah tersebut tenggelam ke dasar laut, meninggalkan kisah pilu yang terus dikenang hingga kini.

Kisah cinta dan pengorbanan Isidor dan Ida Straus telah melampaui catatan sejarah dan menjadi bagian dari budaya populer global. Cerita mereka begitu kuat sehingga menginspirasi salah satu adegan paling emosional dalam film blockbuster tahun 1997 garapan James Cameron, Titanic.

Dalam film tersebut, terdapat adegan fiksi yang menggambarkan sepasang suami istri lanjut usia yang berpelukan di tempat tidur sementara air laut yang membeku mulai membanjiri kabin mereka. Adegan ikonis ini merupakan penghormatan langsung terhadap kisah nyata pasangan Straus, meskipun terdapat sedikit perbedaan dengan kejadian sebenarnya. Walau begitu, seperti dicatat The New York Times, dalam realitas sejarahnya, pasangan Straus terakhir kali terlihat duduk bersama di kursi geladak, bukan di tempat tidur. 

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |