Liputan6.com, Jakarta - Jakarta Music Con (JMC) untuk pertama kalinya digelar di Sparks, Jakarta Pusat, pada 11--12 Oktober 2025. Event tersebut membuka ruang bagi masyarakat untuk mendalami seputar musik hingga berbelanja merchandise musisi lokal.
Dari sederet program yang dihadirkan, Pasar Musik lah yang paling menarik perhatian. Salah satu inisiator JMC, Kukuh Rizal, menerangkan alasan yang melatari penyelenggaraan acara tersebut.
"Selama ini, kami menilai industri merchandise lokal ini kurang mendapat perhatian masyarakat," kata Kukuh ditemui di Jakarta, Sabtu, 11 Oktober 2025.
Di Pasar Musik, pengunjung bisa memilih beragam kaus band favorit yang ditawarkan komunitas lokal. Bahkan, pecinta band indie berkesempatan untuk menyablon langsung kausnya dengan nama, ilustrasi, atau lambang band kesukaannya di lokasi. Kaus hasil sablonan bisa dibawa pulang pengunjung.
"Bahkan kita nggak cuma merchandise doang ya. Mungkin sekarang mayoritas masih merchandise musik, tapi kita ada vinyl, ada instrumen tradisional juga. Harapannya nantinya ke depannya ya semua yang terkait musik, mau itu dari alat toko gitar, toko drum, jadi semuanya itu bisa relate gitu,” kata Kukuh.
Belajar Seputar Musik
Selain Pasar Musik, JMC juga menghadirkan Bincang Musik yang merupakan talkshow atau kelas untuk membahas beragam isu spesifik terkait musik. Kukuh menyebut di antaranya ada workshop teknikal, lokakarya digital marketing untuk musisi, dan kelas-kelas industri musik.
Wadah itu disiapkan agar masyarakat umum bisa mendapat pemahaman langsung terkait industri musik, khususnya yang berstandar global. "Harapannya, target marketnya atau pengunjungnya adalah dari mungkin ibu-ibu yang punya anak pengen belajar musik, sampai ke mas-mas, mba-mba berkaus hitam, nonton acara musik itu semuanya bisa enjoy gitu, menikmati kontennya gitu," imbuh dia.
JMC juga membuka kesempatan business matching dan job fair di sektor musik untuk membuka kesempatan kerja lebih luas bagi masyarakat. "Kayaknya orang juga nggak tahu kalau masuk ke industri musik itu ada lowongan pekerjaan apa aja sih. Karena kan pasti ada yang spesifik, contohnya ada pekerjaan artisan repertoire di sebuah record label," jelasnya.
Geliat Panggung Musik
Dalam satu sesi di hari pertama, tema Echoforms: Story in Sound and Design yang berkolaborasi dengan Grafis Masa Kini menampilkan Dian Tamara (sutradara film ), Djali (Desainer dan Ilustrator), serta Moses Sihombing (Fotografer), dimoderatori oleh Alessandra Langit (Editor dan Penulis). Mereka berbagi perspektif tentang bagaimana desain dan musik dapat berpadu membentuk pengalaman budaya yang lebih kaya dan emosional.
Acara makin meriah dengan gelaran panggung musik JMC 2025 yang dibuka oleh JAGUANK, kelompok musik etnik asal Sumatra Barat. Mereka menghadirkan nuansa tradisi dengan sentuhan modern.
Pertunjukan berlanjut dengan penampilan Gabriella Fernaldi, musisi pop dengan warna bossa nova dan jazz yang tengah ramai di linimasa media sosial. Tak kalah menarik, Kabar Burung membawakan lagu-lagu cinta dan kenangan khas hasil program submission Jakarta Music Con X TuneCore Indonesia. Dari deretan emerging artists, hadir VVYND dengan pesona R&B yang enigmatik, serta SATU PER EMPAT, trio rock penuh energi yang sukses mengguncang panggung dengan aksi mereka yang membara.
Penutupan Konferensi Musik Indonesia 2025
Bersamaan dengan acara itu, Konferensi Musik Indonesia (KMI) 2025 resmi ditutup. Lewat konferensi yang melibatkan sekitar 300 partisipan dari berbagai elemen industri musik, dihasilkan tiga keputusan penting. Salah satunya terkait pembentukan Tim Kerja Bersama Pemajuan Ekosistem Musik Indonesia berdasarkan Deklarasi KMI 2025.
"Terbuka untuk semua para pelaku ekosistem untuk bergabung karena kita akan follow through. Mulai Selasa besok, kita langsung kerja," kata Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud) Giring Ganesha Djumaryo dalam pidatonya di Jakarta.
Tim kerja itu menjadi wadah koordinasi lintas sektor. Mereka akan bekerja untuk menyusun strategi dan peta jalan implementasi dari hasil KMI 2025. Hasil kerja mereka nantinya dituangkan dalam laporan Analisis dan Strategi Tindak Lanjut atas seluruh rekomendasi hasil konferensi, sebagai keputusan kedua.
"Apa yang kita lakukan dan hasilkan selama tiga hari di konferensi musik ini bukanlah akhir, tapi adalah awal babak baru perjalanan industri musik kita. Kita berharap akan ada Peta Jalan Musik Nasional sebagai arah kebijakan jangka panjang pemajuan musik Indonesia," ujar Wamendbud.