Harga Tiket Masuk Museum Louvre Paris Naik 45 Persen per 2026, Berlaku untuk Turis dari Luar Uni Eropa

3 days ago 18

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah ketidakpastian nasib perhiasan era Napoleon, Museum Louvre mengumumkan akan menaikkan harga tiket masuk bagi turis dari luar Uni Eropa sebesar 45 persen. Dengan kenaikan tersebut, pengunjung diminta membayar 32 euro, sekitar Rp 618 ribu per orang yang akan diberlakukan mulai 14 Januari 2026.

Kebijakan itu tidak berlaku bagi warga negara dari Wilayah Ekonomi Eropa (EEA), yang mencakup negara-negara anggota Uni Eropa, Islandia, Liechtenstein, dan Norwegia. Keputusan itu disepakati dewan direksi Louvre pada Kamis, 27 November 2025.

Itu berarti turis dari negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Tiongkok, dan juga Indonesia harus membayar 10 euro lebih mahal dari hara tiket masuk saat ini. Amerika Serikat merupakan kontributor terbesar pengunjung asing ke museum tersebut, sedangkan Tiongkok menempati peringkat ketiga, menurut laporan aktivitas museum pada 2024. Tahun lalu, Louvre menyambut 8,7 juta orang dengan 69 persen di antaranya berasa dari luar negeri.

Melansir Euro News, Senin (1/12/2025), kenaikan harga tiket itu bertujuan untuk mengumpulkan dana hingga 20 juta euro (sekitar Rp386,3 miliar) untuk mengatasi 'masalah struktural' dan mendanai perombakan museum seni yang paling banyak dikunjungi di dunia itu. Namun, kenaikan harga tersebut dikecam oleh serikat pekerja.

Mereka mengkritik keputusan penghapusan biaya masuk universal untuk semua kewarganegaraan. CFDT, federasi serikat pekerja nasional terbesar di Prancis, memperingatkan bahwa hal itu akan dianggap sebagai "diskriminasi."

Bakal Diikuti Tempat Wisata Lainnya

Destinasi wisata utama Prancis lainnya mungkin akan segera menyusul. Menurut Menteri Kebudayaan Prancis Rachida Dati, struktur harga yang berbeda akan diberlakukan pada 2026 untuk "semua operator budaya nasional".

Istana Versailles mengindikasikan bahwa mereka juga sedang mempertimbangkan untuk menaikkan harga kunjungan individu sebesar 3 euro untuk penduduk di luar EEA. Namun, kenaikan harga ini belum disetujui oleh dewan direksi.

Di sisi lain, Museum Louvre mulai menjalankan rencana peningkatan keamanan usai menjadi korban pencurian pada 19 Oktober 2025. Kepala Museum Louvre Laurence des Cars mengumukan bahwa mereka akan segera memasang kamera pengawas (kamera CCTV) dan sistem anti-penyusup baru di landmark Paris tersebut.

Disebutkan bahwa sekitar 100 kamera baru akan dioperasikan pada akhir tahun depan. Sementara, sistem anti-intrusi akan mulai dipasang dalam waktu dua minggu, mengutip Euro News, Jumat, 21 November 2025.

Biaya Perbaikan Pengamanan Museum Louvre

Ia menggambarkan sistem tersebut sebagai peralatan yang akan mencegah penyusup mendekati bangunan museum, tetapi tidak merinci lebih detail. Sementara, kamera CCTV baru itu difungsikan untuk memastikan 'perlindungan penuh terhadap lingkungan museum'.

"Setelah keterkejutan, setelah emosi, setelah penilaian, saatnya bertindak," kata des Cars kepada Komite Urusan Kebudayaan Majelis Nasional. Ia mengatakan hal itu merupakan bagian dari lebih dari 20 langkah darurat yang akan diterapkan, termasuk pembentukan posisi "koordinator keamanan" di museum.

Des Cars menekankan peningkatan keamanan merupakan prioritas dari rencana "Louvre New Renaissance" yang telah berlangsung selama satu dekade dan diluncurkan awal tahun ini, dengan perkiraan biaya hingga 800 juta euro (hampir Rp15,5 triliun), untuk memodernisasi infrastruktur, mengurangi kepadatan, dan memberikan galeri khusus untuk Mona Lisa pada 2031.

Sistem Pengamanan di Museum Louvre Sudah Usang

Dengan Louvre yang rentan akibat beban pariwisata massal, des Cars telah membatasi jumlah pengunjung harian hingga 30.000 dalam beberapa tahun terakhir. Piramida kaca terkenal yang diresmikan pada 1989 itu dimaksudkan untuk menyambut sekitar empat juta pengunjung per tahun, kenangnya. Tahun ini, sudah lebih dari 8 juta orang telah mengunjungi Louvre.

"Modernisasi ekstensif yang dialami Louvre pada 1980-an kini secara teknis sudah usang, dengan peralatan yang telah berkinerja berlebihan selama 40 tahun," jelasnya.

des Cars juga sempat mengungkapkan detail baru tentang kasus pencurian perhiasan senilai 88 juta euro, beberapa waktu lalu itu. Ia mengatakan bahwa perkakas listrik yang digunakan perampok untuk memotong etalase adalah pemotong cakram yang dirancang untuk beton.

"Ini adalah metode yang sama sekali tidak terbayangkan ketika etalase di Galeri Apollo diganti pada 2019," ujarnya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |